Yangyang turun dari motor Kun. Kakinya udah baikan karna diurut sama mama Kun kemarin waktu pulang dari ngunjungin mamanya di pemakaman. Sebenarnya dia nggak mau tapi Kun maksa akhirnya dia iyain. Mereka ke rumah Kun terus kakinya diurut. Sakit sih bahkan sampe nangis.
Malu banget tapi sekarang kakinya udah enakkan. Jadi sekarang dia sama Kun baru aja selesai jalan-jalan. Yah kata Kun balasnya karena udah diurut yah jalan-jalan sama dia. Sangat memanfaatkan keadaan.
"Makasih." Kun senyum sambil natap Yangyang.
Yangyang ngernyit bingung. "Hah? Bukannya gue yah yang harus bilang makasih ke lo?" Yang diurut kakinya kan Yangyang terus diajak jalan-jalan juga dia.
"Makasih karna mau jalan bareng."
"Ohhh." Yangyang ngangguk aja.
"Emang udah nggak ada tempat yah buat aku?" Kun senyum kecil terus natap mata Yanyang.
Yangyang ngernyit. "Tempat? Buat? Mau duduk? Mampir dulu?"
Kun geleng-geleng. "Nggak." Miris banget, usahanya selama tiga tahun sia-sia ternyata.
"Yaudah deh. Hati-hati di jalan." Yangyang lambaian tangan terus masuk ke dalam rumahnya.
Kun senyum, pikirannya melayang. Untuk terakhir kali dia akan coba. Sampe bulan depan dia akan deketin Yangyang, kalo emang cowok itu nolak terus dia bakalan nyerah. Iya, nyerah yang artinya ngelepasin Yangyang.
Kun nyalain motornya buat balik lagi ke rumahnya.
***
Senin datang, sekolah rame lagi. Pagi ini jam pertama di 12 IPS udah selesai dan mereka dikasih tugas buat praktek. Kalo ada praktek pasti ujung-ujungnya ada laporan kan yah."ABIS MAKALAH LAPORAN LANJUT AJA TERUS SAMPE SKRIPSI!" Lucas teriak waktu guru Kimia keluar dari kelas. Baru keluar padahal yang dimana pasti itu guru masih bisa denger, apalgi suaranya Lucas kayak toa.
"Gila emang." Hendery nambahin.
"Oy Hen!" Lisa tiba-tiba manggil.
"Hah? Nape?" Hendery nengok ke belakang.
"Coba kau jelasin maksud dari postinganmu yang waktu itu. Satu kelas dah penasaran ini, tangan siapa yang kau foto." Lisa nanya logat medannya keluar.
Satu kelas langsung heboh dan natap Hendery. Emamg dasat bibit kepo jadi gini.
"Apaan dah kepo banget hidup lo semua." Hendery angkat tangannya terus lambai-lambain tanda dia nggak mau kasih tahu. Bisa abis dia sama Xiaojun.
"HIH! PELIT KALI KAU!"
"Udah udah! Kantin skuy!" Hendery berdiri natap temen-temennya.
Lucas, Kun, Taeil, dan Johnny ngangguk terus langsung jalan keluar kelas.
"ANJIR YAH LO NARUTO SEPATU GUE WOY! DAH TAHU GUE PENDEK! YAELAH!" baru aja keluar kelas mereka udah liat adek kelas yang berantem.
"Eh John, itu inceran lo kan?" Lucas nanya sambil nunjuk.
Johnny natap ke depan dan dia liat Ten lagi natap dua sepatunya yang sengaja disangkutin di ventilasi kelas.
"Apaan inceran." Johnny noyor kepala Lucas.
"WIDIHHHH NYANGKUT TUH SEPATU GUE LIAT-LIAT!" Doyoung keluar sambil ngejek Ten.
"BANTUIN NGGAK?" Ten narik Doyoung.
"Lepasin dulu elah!" Doyoung mukul tangan Ten yang narik dia. Asli sakit.
Ten lepasin cengkramannya. "Yaudah ayo."
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Cerita Kita [END]
HumorIni cerita anak-anak berbakat (read: dikit bego) yang disatukan jadi satu di satu sekolah yang ada di Manado. Cerita dimana mereka hadapi masalah bareng sama orang-orang yang pengertian. Cerita ini menggambarkan bahwa tidak ada keluarga yang sempur...