Taeil parkir motornya depan rumah Doyoung. Dia nekat datang mau ngajak adek kelasnya jalan malam-malam begini.
Kenapa maksa banget? Karena dia di sini tinggal dua hari dan pasti nggak bakalan sempat mau jalan sama Doyoung.
"Malam tante." Dia sapa mamanya Doyoung waktu udah dibukain pintu.
"Eh kamu? Masuk dulu."
Taeil ngangguk terus dia jalan masuk dan diantar duduk di sofa.
"Kenapa nih dateng malem-malem?"
Taeil senyum canggung. "Bisa ajak Doyoung jalan nggak tan?" Dia minta izin.
"MAMA INI KUENYA DIANGKAT PAKE TANGAN KOSONG GITU?"
Xiumin tepok jidat denger teriakan anaknya dari dapur. "Nah, itu anak lagi sibuk di dapur. Bentar yah... " Xiumin berdiri dari duduknya terus samperin Doyoung.
"Yakali Doy, masa mau angkat kue dari oven pake tangan kosong. Emang kamu iron man?" Dia langsung omelin anaknya waktu sampe di dapur.
Doyoung garuk kepala, ini kali pertama dia buat kue. Biasa juga masuk dapur cuma ambil minum sama liat kalo ada makan. "Yah terus?"
"Pake sarung tanganlah nak. Udah, mending kamu tunggu di sofa sana."
Doyoung ngernyit bingung. "Lah kan Doy mau tahu cara buatnya biar nanti bisa buat sendiri Ma... "
"Nggak bakat kamu kalo di dapur. Udah bersih-bersih aja sana." Xiumin ngusir anaknya sebelum dapur makin hancur.
"Mama mah... " Doyoung cemberut.
Mamanya cuma geleng-geleng terus keluarin kue dari oven dan letakin di atas table top kitchen. "Ini mau kamu hias?"
Doyoung ngangguk-ngangguk lucu.
"Emang buat siapa sih?"
"Emmm, buat temen." Doyoung jawab sambil nyengir.
Mamanya senyum curiga. "Temen apa demen?"
"Yah ampun! Temen Ma! Temen! F R I E N D S!" Doyoung nyanyi di akhir kata-katanya.
Xiumin geleng-geleng. "Yaudah cepetan."
Doyoung angkat jempol. "SEP!" dia langsung ambil peralatan-peralatan dan langsung narik kursi buat eksekusi kue yang udah jadi.
"Pelan-pelan, masih panas itu." Xiumin ingetin anaknya terus balik ke ruang tamu.
Dia senyum ke Taeil terus duduk lagi. "Maaf lama nak."
Taeil senyum terus geleng-geleng kepala. "Nggak papa tan."
"Kamu ke dapur gih, daripada mau jalan mending bantu dia buat kue aja."
"Ah... " Taeil ngangguk-ngangguk. "Yaudah, permisi tan." Taeil berdiri terus jalan sopan ke dapur.
Sampe dapur dia lihat Doyoung lagi fokus ngehias kue. Taeil nahan senyum lihat wajah adek kelasnya yang imut banget itu. "Awas rusak hiasannya."
"ANJING!" Doyoung refleks maki karena kaget.
"DOY MULUTNYA YAH!"
Doyoung tepot jidat denger teriakan mamanya karena drnger dia nggak sensor kata-kata. "Ngapain lo di sini weh?"
Taeil ketawa terus dia samperin sih Doyoung. "Mau ajak kamu jalan tapi lagi belajar bikin kue toh. Gimana?"
"Gimana? Wafat ini kuenya." Doyoung nunjuk kue yang belum selesai dia hias.
Taeil ketawa kecil. "Nggak papa, namanya juga belajar."
Doyoung geleng kepala. "Emang nggak bakat guenya." Dia nyadar diri.
![](https://img.wattpad.com/cover/232045151-288-k69154.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Cerita Kita [END]
HumorIni cerita anak-anak berbakat (read: dikit bego) yang disatukan jadi satu di satu sekolah yang ada di Manado. Cerita dimana mereka hadapi masalah bareng sama orang-orang yang pengertian. Cerita ini menggambarkan bahwa tidak ada keluarga yang sempur...