Part 69: Pergi

4.4K 663 84
                                    

Hendery natap tajam lima orang di depannya yang udah pake baju tahanan. Di samping dia ada ayahnya Hwasa.

Changwook senyum miring. "Bos kalian?" Dia tanya.

Lima orang tahanan itu diam dan nunduk.

"Nggak mau ngaku, hmm. Memang anak buah yang baik."

Nggak lama ada orang yang masuk sambil bawa map warna orange. "Ini berkas yang anda minta."

Changwook ambil dan buka dia sama Hendery baca sama-sama isi dari map itu. "Ah... pecinta narkoba hm?"

Hendery senyum kecil. "Lo semua culik anak terus dijual dan uangnya cuma buat beli narkoba? Cakep emang hukuman lo semua makin banyak. Seneng-seneng deh di rumah besi."

Orang-orang itu cuma nunduk aja. "Yaudah, berkas ini dipegang sama kamu aja." Changwook kasih berkas yang tadi dia baca ke temennya.

"Hen, ayo!"

Mereka berdua pun jalan keluar dari kantor polisi itu. "Om mau kemana selesai ini?"

"Rapat, mau ikut?"

Hendery senyum lihatin giginya. "Udah punya jadwal aku om."

"Ohh... mau ngapel yah?"

"Nyopet om."

Changwook geleng kepala lihat tingkah laku anak muda zaman sekarang. "Yaudah, hati-hati sana."

Hendery ngangguk. "Bye om! Makasih yah sekali lagi."

Omnya ngangguk terus mereka langsung pisah.

Tanggal tiga puluh malam akhirnya lokasi dari ayah Ten ketemu. Johnny, Hwasa, sama Changwook dan beberapa orang udah siap ke sana.

Hendery, Lucas, sama Kun juga ikutan buat bantu dan mereka nyusul pake motor. Lokasinya itu di Bitung dan perjalanan cuma makan waktu 30 menit karena mereka semua ngebut.

Semua udah susun rencana dimana polisi yang bakalan masuk duluan. Malam itu sebenarnya waktu Changwook rapat sama rekan-rekannya semua nggak ketemu jalan keluar, buntu dan gelap. Dia akui kasusnya kali ini nggak gampang karena harus tangkap mafia yang udah terlatih.

"Gimana Pa?" Hwasa nanya ke papanya malam itu.

Papanya geleng kepala. "Masih belum ketemu nak."

"Aku takut Pa, gimana keadaan Ten nanti."

"Papa juga udah kerja keras nak."

Hwasa ngangguk dia jalan terus peluk papanya. "You do it well Papa."

"Thank you princess. Kamu istirahat gih biar besok kita cari lagi."

Hwasa ngangguk terus dia cium pipi ayahnya dan jalan masuk ke dalam kamar. Ayahnya Hwasa langsung duduk di kursi kerja dan natap berkas-berkas yang berhamburan di atas mejanya.

Dua jam dia berdebat sama pikirannya sendiri coba cari satu petunjuk di lembaran kertas itu tapi nggak ada. Sampe akhirnya dia dapat telepon sama salah satu anak buahnya atau lebih tepatnya calon anak buah.

"Ya Hen?"

"Om aku punya petunjuk, mungkin aja sih ini."

"Apa?"

"Om masih ingat orang yang nangkap Xiaojun?"

"Hm, iya kenapa?"

"Mereka semua jual anak-anak dan uangnya yang didapat sebagian digunain buat konsumsi narkoba kan?"

"Iya terus?"

"Bukannya ayahnya Ten itu salah satu pengedar narkoba terbesar di Indonesia? Kita bisa selidiki dari penjahat-penjahat itu bukan?"

NCT: Cerita Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang