Kun keluar dari kamarnya dia mau kasih tahu ke mamanya kalo dia udah dapat pengumuman kalo misalnya dia lulus masuk ITB.
"Emang kenapa kalo aku baru pulang? Masalah buat kamu?"
Kun berhenti di tengah tangga waktu denger suara ayahnya. Mukanya langsung datar dan nahan emosi. Langsung aja tanpa nunggu lama dia lanjut jalan dan samperin orang tuanya.
"Kalo baru pulang yah jangan bikin ribut." Dia ngomong sambil senyum ke ayahnya.
"Oh... ini didikan kamu? Kasar begini? Emang nggak pernah berubah yah kamu!"
Kun ketawa denger omongan ayahnya. "Yah terus? Urusannya sama lo apa? Lo yang nyari gara-gara duluan, lo yang ninggalin kita duluan." Kun berdiri di samping ibunya.
"Kun berhenti, Mama udah bilang buat kontrol emosi kamu. Masuk kamar sana."
Kun geleng-geleng. "Masuk kamar terus biarin Mama diinjak-injak sama ini orang?"
PLAK!
Satu tamparan melayang di pipi kanan Kun dan ninggalin bekas merah. "Bener-bener nggak sopan yah kamu!"
"BERHENTI! KAMU JANGAN SENTUH ANAK AKU YAH!" Yoona langsung berdiri depan anaknya dan natap suaminya tajam. "AKU NGGAK PERNAH KASAR SAMA ANAK KAMU DAN PEREMPUAN ITU!"
"TAPI DIA UDAH KURANG AJAR! KAMU GAGAL DIDIK DIA! DASAR JALANG!"
Kun langsung emosi waktu ayahnya ngatain ibunya jalang. Dia dorong mamanya pelan dan langsung layangin satu pukulan di wajah ayahnya. Nggak terima dia kalo mamanya dihina kayak gitu. "Sekalk lagi lo hina ibu gue, abis lo!"
"KURANG AJAR!" Ayahnya nggak mau kalah dan ambil vas bunga yang ada di dekat meja terus lempar ke Kun, kena kepala dan ngeluarin darah.
"SIWON!"
Kun ngerasain kepalanya pusing tapi dia masih bisa sadar dan berdiri.
"EMANG ENGGAK GUNA KAMU!"
Bukan cuma vas, ayahnya lepas ikat pinggang tarik ibunya ngejauh terus pukul dia sampe puas. Ibunya cuma bisa teriak-teriak, udah coba tarik suaminya tapi terus didorong.
Kun cuma bisa terima aja, dia mau ngelawan tapi kepalanya pusing terus ditambah udah diserang bertubi-tubi. Percuma aja menurut dia.
"Nggak guna emang! Pulang baik-baik tapi ditolak." Ayahnya natap tajam terus langsung balik badan dan jalan keluar dari rumah.
"Nak... " Mamanya langsung aja samperin dia terus cek keadaannya yang kayak orang minta dikasihanin.
Kun senyum ke mamanya terus coba berdiri. "Aku nggak papa Ma."
"Itu darah di kepala, terus pipi sama tangan memar kek gitu nggak papa? Perut juga kena itu kan?" Mamanya angkat baju dia dan bener aja ada memar panjang di perutnya.
"Nggak papa Ma. Aku ke atas mau bersihin ini luka, Mama istirahat aja." Kun berdiri dan langsung dibantu sama mamanya. Untung dia masih sanggup buat jalan nggak sampe pingsan.
"Kamu diam aja dulu di kamar, Mama ambil obat dulu."
Sampe di kamar Kun cuma bisa tiduran di atas kasur. Dia bener-bener nahan sakit di seluruh badan dia, perih banget luka bekas pukulan dari ayahnya.
Nunggu nggak lama mamanya balik dan langsung aja dia diobatin.
"Perih Ma!"
Yoona senyum kecil. "Lah... tadi bilang nggak papa?"
"Yah menurut Mama?" Kun nanya balik.
Yoona senyum ke anaknya terus nunduk. "Maafin Papa yah... " dan dia nangis.
![](https://img.wattpad.com/cover/232045151-288-k69154.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Cerita Kita [END]
HumorIni cerita anak-anak berbakat (read: dikit bego) yang disatukan jadi satu di satu sekolah yang ada di Manado. Cerita dimana mereka hadapi masalah bareng sama orang-orang yang pengertian. Cerita ini menggambarkan bahwa tidak ada keluarga yang sempur...