Part 61: Ketahuan

4.7K 653 75
                                    

Bulan Desember itu bulan dimana anak rantau pulang. Kayak sekarang Hendery udah sampe di Manado dan jam udah nunjukin pukul dua belas lewat, dia dijemput sama orang tuanya dan tanpa ngabarin Xiaojun. Mau kasih kejutan pikirnya:D

"Duh akhirnya anak Mama pulang."

Hendery senyum. "Iya dong Ma, masa aku nggak pulang."

"Bagusan sih nggak pulang." Papanya nyambung dari sebelah.

Hendery senyum natap bapaknya yang kelakuannya nggak beda tipi sama dia. "Untung Papa, kalo nggak udah ku gadein di Pegadaian." Dia elus-elus dadanya harus sabar sama kelakuan bokap yang kayak gini.

Mamanya cuma bisa maklumi kelakuan suami sama anaknya. Mereka bertiga lanjut jalan ke mobil, Hendery nggak bawa banyak barang cuma ransel aja yang isinya beberapa baju sama oleh-oleh karena dia januari pasti udah balik lagi.

"Ma ke Kawasan dong, aku mau makan dulu di McD." Hendery tiba-tiba ngomong di tengah jalan.

"Ngidam kamu?"

"Iya. Mumpung ada Papa kan gratis." Hendery senyum terus naik turunin alisnya.

Akhirnya mereka jalan ke kawasan, drive thru aja karena udah males turun. Belum juga keluar Kawasan Hendery udah teriak minta lain. "Eh Pa! Aku lupa beli aqua singgah bentar dulu di toko."

"Banyak mau yah nih anak." Papanya geleng-geleng kepala.

"Udahlah Pa, anak baru pulang kok. Sekali-kali diikutin maunya."

"Noh! Denger Pa." Hendery senyum merasa menang karena dibela mamanya.

"Yah nggak subuh kayak gini juga Hendery."

Hendery manyun. "Bentar doang Pa, udah mau muntah ini kalo minum cola terus."

"Hadehhh! Tapi kamu yang turun yah."

Hendery ngangguk. "Siap, penting pake duit Papa."

Hendery akhirnya turun dia eratin jaketnya terus dia jalan masuk ke dalam toko. Waktu masuk dia kaget liat kasirnya udah nunduk di atas meja, mau ngerjain tapi takut dosa. Dia akhirnya jalan ke rak minuman, udah dapat minum dia jalan lagi ke kasir buat bayar.

"Pak... dek?" Dia panggil.

Kasirnya dongak dan saat itu juga rasanya dunia Hendery kayak berhenti putar. "Babe?" Hendery kaget waktu liat Xiaojun yang jadi kasirnya.

"Ka-kamu... "

"Kamu-- HIDUNGMU!"

Xiaojun langsung pegang hidungnya yang ternyata ngeluarin darah. "Ah, maaf." Dia langsung jongkok buat ambil tisu dan ngebersihin lukanya. Hendery yang panik langsung juga jalan masuk ke dalam kasir.

"Kamu kenapa hey!" Hendery jongkok dan ambil alih tisu terus dia bersihin darahnya Xiaojun.

"Nggak papa."

Waktu darahnya udah bersih Xiaojun nunduk aja. Dia nggak mau natap Hendery. Terlalu takut buat lihat ekspresi pacarnya.

"Jun, lihat aku." Hendery mulai tegasin nada bicaranya.

Xiaojun geleng kepala dia bener-bener takut.

"Kalo orang ngomong itu harus ditatap matanya!"

Xiaojun nutup matanya waktu denger Hendery ngomong kayak gitu. Langsung aja dia dongak dengan wajah ketakutannya.

Muka Hendery beda banget, nggak ada keliatan gobloknya. Matanya natap tajam dan rahangnya keras. "Orang tuaku lagi nunggu di luar jadi aku nggak bisa nemenin kamu. Nanti aku bakalan telpon kamu dan tolong angkat terus jelasin semuanya atau kalo kamu nggak percaya sama aku mending kita selesai. Kamu tahu kan kalo hubungan itu boleh jalan kalo dua-duanya saling percaya?"

NCT: Cerita Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang