Part 36: Hujan

5.6K 787 38
                                    

Doyoung lagi tiduran di atas kasurnya sambil main hp. Sekarang udah jam tujuh malam dan dia baru aja selesai buat tugas Kimia laporan yang tulis tangan. Walaupun anak IPS tetep nggak akan bebas sama namanya Kimia.

"Nak... "

Dia natap pintu yang ke buka dan nggak lama masuk ibunya. Doyoung langsung perbaiki cara duduknya.

"Kenapa Ma?" Dia tanya sambil senyum.

"Mama mau ngomong. Lagi sibuk kamu?"

Doyoung geleng-geleng. "Nggak, tugasku udah selesai."

Mamanya senyum. "Bagus deh. Mama mau ngomong serius ini."

Doyoung ngangguk. "Kapan sih aku nggak serius sama Mama."

"Yaudah, Mama mau minta maaf atas semua yang kamu denger. Pertengkaran Mama sama papa."

Doyoung senyum. Sebenarnya tanpa mamanya minta maaf pun dia nggak bakalan bisa marah sama mamanya. "Mama nggak usah minta maaf aku ngerti kok. Papa emang salah, seharusnya dia yang minta maaf sama kita."

Mamanya senyum terus elus-elus kepalanya. Xiumin natap anaknya tapi matanya mulai berkaca-kaca.

"Ma... jangan nangis." Doyoung langsung peluk Mamanya. Dia tepuk-tepuk pelan punggung Mamanya. "Doy sayang Mama. Papa emang jahat, udah Mama nggak usah pikirin."

"Maafin Mama nak... Mama malah buat kamu masuk dalam keluarga yang rusak kayak gini. Maafin... hiks... Mama yang gagal buat mertahanin kebahagian keluarga kita." Mamanya ngomong sesegukan.

Doyoung nahan air matanya biar nggak keluar. Siapa sih yang nggak sakit hati liat ibu sendiri nangis kayak gini? Nyalahin diri sendiri padahal nggak salah apa-apa.

"Ma... dengerin Doy." Doyoung lepas pekukannya terus hapus air mata Mamanya. "Kalo Mama udah mau nyerah silahkan. Jangan pikirin Doy, Doy bahagia kalo Mama juga bahagia. Kalo Mama tersiksa Doy juga tersiksa. Okey Ma?" Doyoung senyum ke mamanya.

Mamanya balas senyum terus ngangguk. "Kamu jangan sampai stress karena masalah ini yah nak. Mama nggak mau kamu trauma atau sakit batin."

Doyoung geleng-geleng. "Nggak akan stress atau trauma aku Ma."

"Kamu juga maafin Papa yah... dia khilaf itu." Masih aja dibela suaminya.

Doyoung senyum. "Mama kenapa baik banget? Maaf Ma, tapi untuk permintaan itu Doy nggak bisa kabulin. Dia udah nyakitin orang yang udah ngelahirin Doy."

***
Hari ini dari jam tujuh pagi hujan udah lebat banget di Manado. Petir beberapa kali datang terus buat kaget orang-orang. Akhirnya waktu pulang sekolah beberapa anak-anak kejebak. Kalo hujan badai gini Manado malah macet, heran emang sama ini kota.

Alhasil anak-anak 10 IPS yang lagi nunggu jemputan sama nunggu hujan berhenti malah baris rapi depan kelas terus natap hujan. Kayak orang bego mereka jadinya.

"Gila yah... hujan bukan sepi malah macet." Hwasa geleng-geleng sambil simpan ponselnya di kantong jaket. Dia baru aja selesai telponan sama supir dan katanya supirnya kejebak macet.

"Iya, gila emang Manado. Sopir gue juga kejebak macet ini." Dara nambahin.

"Supirku juga." Winwin ikutan.

"Yaelah, gue aja nunggu hujan berhenti nggak kelar-kelar ini. Mana sopir gue mau ada pengayaan." Yangyang udah geleng-geleng males. Nistain pacar sekali-kali kan nggak papa:)

"Anjir emang, pacar sendiri dianggap supir." Chaerin udah ngakak di ujung diikutin sama yang lain.

Kira-kira 45 menit mereka nunggu akhirnya jemputan temen-temen mereka datang.

NCT: Cerita Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang