Malam minggu itu malam buat pacaran katanya orang-orang. Makanya sekarang Hendery sama Xiaojun lagi jalan bareng. Mereka awalnya muter-muter aja pake motor tapi Xiaojun minta ke Mantos mau beli buku katanya di Gramedia.
"Babe..."
Xiaojun noleh. "Ya?"
"Kamu udah jujur sama teman-teman sekelas yah?" Hendery nanya sambil elus-elus kepala Xiaojun pelan.
Xiaojun senyum terus ngangguk. "Nggak papa kan?"
"Iyalah... aku seneng jadinya." Hendery rangkul pacarnya.
"Tapi..."
Hendery lepasin rangkulannya terus natap Xiaojun. "Kenapa?"
"Gimana kalo ada yang sakit hati karna tahu hubungan kita? Nanti kamu yang rugi."
Hendery hembusin nafasnya. Ini yang dia nggak suka dari Xiaojun. Terlalu rendahin dirinya. "Kamu kenapa sih selalu pentingin orang lain dibanding diri kamu sendiri? Ayo dong... kamu juga berhak bahagia."
Xiaojun senyum. "Yah... aku takut aja kak. Kalo mereka nggak terima itu kan dampak buruk ke kakak."
"Yaudah ini terakhir kali aku ngomong ke kamu. Aku sayang sama kamu dan aku nggak pernah ngerasa rugi. Nggak usah mikirin orang lain. Ngerti?"
Xiaojun ngangguk. "Iya. Maaf."
"Gitu dong... nurut kek anak anjing."
Xiaojun buletin matanya. "Ih! Ngatain aku kamu?"
Hendery ngakak terus nyubit pipinya Xiaojun. "Lucu banget sih kamu."
"Lucu darimana. Mabok kamu mah, udah aku mau bayar." Xiaojun jalan ninggalin Hendery ke kasir.
Selesai bayar mereka jalan beli minuman di Chatime. Ngantri cukup lama akhirnya pesanan mereka datang. Sambil minum mereka jalan-jalan keliling Mantos sambil ngobrol-ngobrol ringan aja.
"Eh, aku mau beli sepatu deh. Sepatu olahragaku udah jelek." Hendery narik Xiaojun masuk ke toko sepatu. Sampe di sana Hendery milih-milih terus minta saran pacarnya.
Setengah jam milih-milih akhirnya dapat satu. Selesai coba dan ternyata pas langsung ke kasir terus bayar deh.
"Kamu nggak mau beli lagi?"
Xiaojun geleng. "Udah."
"Terus sekarang kemana? Nggak lapar?"
"Kakak lapar yah?" Xiaojun micingin matanya.
Hendery kekeh. "Iya nih..."
"Yah bilang dong kak. Yaudah cari makan yuk." Xiaojun mah emang udah hafal sama gaya Hendery. Sok nanya dia lapar padahal Hendery sendiri yang lapar.
Mereka mutusin buat makan di warung pinggir jalan yang dekat Kawasan. Hendery katanya lagi pengen makan ayam lalapan langganannya.
"Mas kayak biasa yah dua!" Hendery ngomong terus duduk hadap-hadapan sama Xiaojun.
"Kamu sering makan di sini?" Xiaojun nanya.
Hendery ngangguk. "Sampe masnya udah kenal sama aku."
"Hahaha... sangking seringnya yah... "
Hendery ngangguk.
"Oh yah kak... selesai ini kakak mau lanjut dimana?" Xiaojun buka topik. Daripada mereka diem-dieman kan.
Hendery diem bentar. Sebenarnya ini yang mau dia omongin sama Xiaojun. Masalah perkuliahannya. "Ini yang aku mau omongin emang sama kamu."
Xiaojun ngangguk. "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Cerita Kita [END]
HumorIni cerita anak-anak berbakat (read: dikit bego) yang disatukan jadi satu di satu sekolah yang ada di Manado. Cerita dimana mereka hadapi masalah bareng sama orang-orang yang pengertian. Cerita ini menggambarkan bahwa tidak ada keluarga yang sempur...