Johnny senyum bahagia waktu liat Ten yang lagi disuapin sama mamanya. Kejadian di malam tahun baru itu bener-bener nguras tenaganya.
Ten cuma sempat drop aja dan detak jantungnya balik bahkan besok siangnya anak itu langsung sadar. Dia cuma kekurangan cairan karena nggak makan minum dan darah untung aja golongan darah Ten nggak langka makanya nggak ribet harus cari orang.
Johnny bener-bener bersyukur banget waktu lihat Ten buka matanya dan sekarang bisa senyum ke dia.
Badan Ten masih lemes tapi udah bisa duduk walaupun sesekali dia ngeringis nahan rasa perih karena ada beberapa luka yang masih basah ditutup perban terus kena ke suatu benda.
"Tan... "
Mamanya Johnny angkat dua alis. "Why?"
"Kenapa dia senyum terus? Aku jadi takut." Ten jatap Johnny geli. Bukan apa-apa tapi semenjak dia sadar Johnny cuma bicara beberapa kata aja terus senyum ke dia kayak nggak biasanya.
Mamanya Johnny ketawa terus geleng-geleng kepala. "Dia lagi seneng itu karena kondisi kamu makin baik."
"Tapi kok jadi aneh yah?"
"Emang gitu anaknya Ten. Makanya kamu pikir-pikir lagi deh kalo mau lanjut pacaran sama dia."
Ten ketawa. "Iya yah... harus dipikirin lagi keknya."
Mamanya Johnny akhirnya panggil anaknya. "John!"
"Yes?" Johnny angkat dua alisnya.
"Kamu suapin dulu ini pacarmu jangan senyum kayak orang bego di sana. Ten aja takut lihat kamu. Mama mau jemput Dohyoh dulu dia katanya kangen sama kakak imut dia."
Johnny berdiri dari sofa ujung ruangan terus ambil alih mangkok yang isinya nasi sama kuah asam yang dubuatin sama bibi. "Nggak usah dibawa Ma. Ganggu nanti dia jual aja kan lumayan duitnya."
"Ye! Angko gila na? Ade sendiri digituin." Keluar juga akhirnya logat kampung mamanya. [Ye! Kamu gila hah? Ade sendiri digituin.]
"Bodo. Hati-hati Ma."
Mamanya ngangguk terus ambil tas. "Ten habisin yah itu tante nanti balik bawa Dohyon."
Ten ngangguk. "Hati-hati tan."
"Iya sayang." Mamanya Johnny jalan keluar dari ruangan rawat inap.
"Nih makan lagi." Johnny langsung aja arahin sendok ke mulutnya Ten.
"Hehe... kenyang. Lo aja yah habisin sisanya."
Johnny langsung natap pacarnya datar. "Nah kan, kalo gue yang suapin langsung kenyang. Perasaan tadi sama nyokap gue lo ngunyah, telen, enak banget liatnya."
Ten senyum terus ambil salah satu tangannya Johnny yang nggak pegang mangkok. Dia genggam tangannya itu. "Thank you for save me from him."
Johnny senyum dan balas genggaman tangannya Ten. "Sekarang nggak ada yang bakalan ganggu lo."
Ten ngangguk. "Itu juga karna lo sama Hwasa dan bokapnya. Gue nggak tahu harus balasnya gimana."
Johnny letakin mangkok yang dia pegang terus genggam tangannya Ten pake dua tangannya. "By dengerin gue. Lo sehat, lo senyum, lo ketawa, itu semua udah jadi bayaran buat kita semua. Nggak ada lo gue nggak tahu harus gimana. Jadi please jangan tinggalin gue."
Ten ketawa terus ngangguk. "Lebay lo ah. Cringe bego!"
Johnny langsung natap Ten datar. "Gue serius ego! Emang gini nih nggak pernah diseriusin makanya cringe. Miris emang hidup lo!"
Ten ngakak terus dia rentangin tangannya. "Give me a hug."
Johnny kekeh dia berdiri dan peluk Ten pelan. Dia takut kalo pelukannya kekencengan luka di punggung Ten bakalan nyakitin Ten. "Love you."
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Cerita Kita [END]
HumorIni cerita anak-anak berbakat (read: dikit bego) yang disatukan jadi satu di satu sekolah yang ada di Manado. Cerita dimana mereka hadapi masalah bareng sama orang-orang yang pengertian. Cerita ini menggambarkan bahwa tidak ada keluarga yang sempur...