Part 58: Misi

5K 660 144
                                    

"Jun gue udah dapet pekerjaan buat lo tapi..." Ten ngomong lewat layar telponnya.

"Tapi apa?" Xiaojun nanya bingung.

"Ntar lo jaga toko kayak gue tapi jam lo dimulai dari jam satu subuh sampe jam tiga gantiin seseorang lo bisa?" Ten tanya baik-baik. Dia aja yang dari jam tujuh malam sampe jam satu subuh udah pusing apalagi ini dari jam tiga subuh.

Xiaojun ngangguk. "Bisa banget."

"Yakin?" Ten tanya lagi buat mastiin.

"Yakin banget. Mulai kapan aku kerja?"

"Besok bisa mulai dan hari lo kerja itu hari Senin sampe Jumat aja."

"Makasih banyak Ten, makasih banget!"

Ten senyum terus ngangguk-ngangguk. "Sama-sama, yaudah gue matiin yah mau nyuci baju."

"Iya, byeee!"

"Byeee."

Xiaojun senyum dia bahagia banget bisa bantu omnya walaupun dia tahu gajinya nggak seberapa tapi setidaknya dia bisa bantu. Xiaojun langsung aja kabarin kakaknya lewat sms. Bahkan sampe sekarang kakaknya nggak bisa dihubungi, ditelpon masuk tapi nggak diangkat, sms aja yang cuma dibaca. Tapi dia bersyukur kakaknya tetep mau kirimin dia uang buat bayar sekolah. Xiaojun berdiri dari duduknya dia mau buat makanan dulu buat siang ini.

***
Doyoung hari ini lagi di rumah bareng sama tantenya. Hari ini itu hari dimana persidangan ayah sama ibunya dan dia nggak diijinin ikut ke persidangan padahal dia udah maksa.

"Tan kapan mo klar?" Doyoung udah nggak tenang. [Tan kapan selesainya?]

Tantenya senyum. "Sabar, sadiki leh so klar kwa itu." [Sabar, bentar lagi bakal selesai itu.]

Dia hembusin nafas nggak tenang. "Tako kita kong dia bekeng apa-apa pa Mama." [Takut aku kalo misalnya dia buat yang aneh-aneh ke Mama.]

"Nyanda kwa ba tenang jo ngana." Tantenya senyum terus elus-elus kepala Doyoung. [Nggak bakalan kamu tenang aja.]

Dua jam mereka nunggu akhirnya Mamanya datang masuk dalam rumah dengan senyuman bareng sama omnya.

Dia sama tantenya langsung berdiri. "Bagimana?" [Gimana?].

Xiumin senyum terus dia peluk Doyoung. "Aman kok."

Doyoung balas pelukan ibunya hatinya lega bisa denger persidangannya lancar. "Berarti kita pindah sekarang?"

Xiumin ngangguk. "Iya, kita pindah ke rumah yang lebih kecil, nggak papa?"

"Nggak papa Ma!" Doyoung ngangguk cepat. Lebih baik dia di rumah kecil daripada harus bareng sama papanya yang selalu nyiksa batin.

Tante sama omnya senyum natap Doyoung. "Nda mo tinggal pa torang jo?" [Nggak mau tinggal dengan kita aja?]

Doyoung sama Xiumin geleng bareng. "Makase banya mar kita so talalu banya minta tolong pa ngoni." Xiumin peluk adeknya. [Makasih banyak tapi kita udah terlalu banya ngerepotin kalian.]

Doyoung ikutan ngangguk. "Iyo tan... " [Iya tan...]

"Kong ini rumah bagimana?" Omnya tanya sambil natap sekeliling.

Xiumin senyum terus rangkul anaknya. "Ini rumahnya dia jadi aku nggak bisa di sini mungkin Doy mau."

Doyoung langsung geleng-geleng kepala. "Nggak! Aku mau ikut Mama pokoknya."

Omnya ngangguk. "Hak asuh jatuh sama mamamu kok."

Doyoung senyum terus peluk mamanya lagi. "Okeyyy. Minjo pulang!" [Okeyyy! Ayo pulang!]

NCT: Cerita Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang