Ten lari keluar kos, iya dia kesiangan. Jam di hpnya udah nunjukin pukul enam lewat lima puluh.
Dia pegang tasnya yang ngegantung di bahu kanan. Boleh aja sih jalan dari kos ke sekolah tapi kalo jalan makan waktu lima belas menit. Jadi akhirnya dia mutusin buat lari, udah bodoamat kalo nanti masuk sekolah basah ama keringat. Penting nggak terlambat di hari kedua.
Biasanya dia berangkat bareng Taeyong tapi keknya dia nggak denger Taeyong manggil karna capek. Orang dia pulang jam satu tadi malam.
Dia akhirnya masuk ke gerbang sekolah tepat jam tujuh. Pengen ngesot aja ke lapangan tapi malu.
Dia jalan santai sambil ngos-ngosan. Sampe lapangan dia langsung duduk, udah bodoamat karna masuk barisan orang nggak dikenal, capek dia mah.
"Kamu nggak salah kelompok?" Ten natak orang di sampingnya. Dia masih cape dan males bicara.
"Oh kenalan namaku Xiaojun." Xiaojun ulurin tangannya.
"Ten." Jawabnya singkat sambil jabat tangan Xiaojun.
Xiaojun senyum. "Kamu kelompok sama kak siapa?"
"Johnny."
Xiaojun ngangguk. "Kelompok kak Johnny dimana yah tadi. Tunggu ku tanya kak Hendery."
Ten geleng-geleng kecil. "Nggak perlu."
"Tapi udah mau mulai, kamu juga harus ambil name tag dulu loh baru boleh masuk dalam chapel."
Ten kaget, dia baru ingat masalah itu. Mukanya dah panik.
"Biar aku bantu yah!" Xiaojun berdiri dia nyamperin Hendery yang lagi bicara ama temennya.
"Kak." Xiaojun narik-narik ujung lengan jaket hitam Hendery.
Hendery kaget tapi dia senyum terus balik badan. Bucin emang gitu, temennya aja langsung dianggurin.
"Kenapa?"
"Kelompok kak Johnny dimana? Ada satu yang kesasar di sana." Xiaojun nunjuk Ten yang duduk sambil nunduk kepala.
"Oh, di ujung lapangan sana." Hendery tunjuk.
Xiaojun senyum. "Oke deh, makasih!" dia langsung aja balik terus nyamperin Ten lagi.
Ten ngangguk ngerti waktu Xiaojun kasih tahu. "Makasih."
Dia berdiri terus jalan ke ujung lapangan. Gini deh kalo nggak ada teman di kelompok, dia cuma duduk di barisan belakang terus diam.
"Kamu udah ambil name tag?" Ten natap orang yang duduk di depannya. Dia hafal wajah nih orang karna humornya receh. Ketawa terus dari kemarin.
Ten geleng-geleng.
"Minta ama kak Johnny sana."
Dia bediri terus nyamperin sih kakak pembina. Jujur aja wajah sih kakak pembina belum dia hafal, cuma namanya aja. Yah gimana mau hafal, orang kemarin sih Johnny pake masker.
Waktu udah sampe di depan dia buletin matanya kaget.
"LO!" itu suara Ten yang paling besar untuk pertama kali.
"Kamu?"
Ten geleng-geleng nggak percaya. Musibah ini mah...
Nggak mau banyak interaksi akhirnya dia langsung minta name tagnya.
"Nggak sebelum kamu minta maaf."
Ten natap nggak suka. "Masalah di luar sekolah jangan dibawa-bawa."
Iya kemarin mereka ketemu dalam angkot.
Ten tiba-tiba bangun, dia baru sadar kalo dia ketiduran di angkot. Tapi tunggu, kok kepalanya nyender ke sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Cerita Kita [END]
HumorIni cerita anak-anak berbakat (read: dikit bego) yang disatukan jadi satu di satu sekolah yang ada di Manado. Cerita dimana mereka hadapi masalah bareng sama orang-orang yang pengertian. Cerita ini menggambarkan bahwa tidak ada keluarga yang sempur...