Doyoung bangun dari tidurnya waktu jam udah nunjukin pukul delapan malam. Dia bener-bener kaget waktu tahu dia udah di atas tempat tidurnya walaupun masih dalam keadaan pake seragam. Siapa coba yang gendong dia?
Kepalanya udah mendingan tapi kakinya luar biasa sakit. Bisa digerakin tapi sakit. Mau nggak mau dia harus berdiri walaupun jalan harus kayak siput alias lambat.
"Ma?" Dia coba panggil mamanya.
Mamanya yang untung aja lagi duduk di ruang tamu langsung berdiri. "Udah bangun sayang? Ada yang sakit?"
Doyoung senyum terus samperin mamanya. "Udah mendingan kok cuma kaki aku aja yang sakit."
Mamanya ngangguk terus bantuin dia buat duduk di sofa. "Mau makan atau minum?"
Doyoung geleng kepala. "Aku pengen mandi."
"Yaudah, mau Mama bantuin?"
Doyoung geleng-geleng lagi. "Nggak perlu Ma."
"Kamu minum air hangat dulu baru mandi yah." Xiumin berdiri dan jalan ke dapur. Dia ambil minum terus balik lagi dan kasih ke anaknya.
"Makasih Ma." Doyoung minum setengah gelas dan ngebuat badannya jadi enakan.
"Sekarang coba ceritain sama Mama gimana sampe bisa dihukum?"
Doyoung senyum pake wajah tanpa dosanya kalo kayak gini dia harus jujur. "Doy salah Ma."
"Iyalah kamu pasti salah makanya dihukum. Emang kamu buat apa?"
"Doy maki ke guru." Jawab dia santai.
Xiumin nutup mata bentar terus senyum ke anaknya. "Kamu sih keseringan maki terus kan sekarang udah nggak ke kontrol. Kenapa bisa sampe maki? Pasti ada yang bikin kamu emosi."
Doyoung langsung aja ngangguk. "Sifat dia nggak manusiawi Ma."
"Nggak manusiawi gimana sih Doy?"
"Mama bayangin nih yah hari pertama kita udah dijemur di lapangan cuma karena kita nunggu dia masuk karena dia terlambat. Kita tungguin sambil tiduran itu pun nggak tidur sampe ilang nyawa masih sada 100%."
Mamanya hembusin nafas terus geleng kepala. "Dari situ kalian benci gurunya?"
Doyoung ngangguk. "Yah orang dia salah kok mau nggak mau yah kita emang yang masih labil benci sama dia. Lagian waktu masuk kelas 11 ini dia makin menjadi-jadi masih perkenalan eh kita disuruh berdiri sampe pulang sekolah. Nggak gila itu?"
"Mulutnya bang yaelah." Xiumin nyubit pipi anaknya gemes. "Tapi kamu nggak harus maki depan dia juga kali Doy."
"Keceplosan Ma... " Doyoung manyun terus peluk mamanya ngebujuk biar nggak dimarahin.
Mamanya geleng kepala. "Terus karena maki kamu dijemur?"
Doyoung ngangguk. "Seharian lagi tanpa diijinin istirahat. Mama nggak mau ngamuk gitu di sekolah?"
"Emang kamu mau Mama ngamuk?"
Doyoung langsung geleng kepala ngebayangin mamanya ngamuk kayaknya hal yang sia-sia. "Mama nggak tahu ngamuk nggak usah deh ntar yang ada dikira orang gila lolos dari rumah sakit lagi."
"Heh omongannya!" Mamanya nyubit lengan dia tapi bukannya sakit malah lebih ke geli.
"Ma Doy mau mandi bikinin mie dong." Dia naik turunin alisnya terus buat muka lucu yang nggak pernah dia tunjukin sama siapa pun selain mama sama papanya.
Selagi sakit kayak gini kan punya kesempatan minta yang enak-enak.
Mamanya senyum terus ngangguk. "Mandi gih Mama bantuin masuk dalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Cerita Kita [END]
UmorismoIni cerita anak-anak berbakat (read: dikit bego) yang disatukan jadi satu di satu sekolah yang ada di Manado. Cerita dimana mereka hadapi masalah bareng sama orang-orang yang pengertian. Cerita ini menggambarkan bahwa tidak ada keluarga yang sempur...