Part 55: Keinginan

4.8K 677 78
                                    

Xiaojun jalan keluar dari kamarnya. Hari ini masih hari libur sekolah makanya dia di rumah aja. Omnya juga lagi di rumah dan masih tidur. Xiaojun mutusin mau buat sarapan sama bersihin rumah hari ini.

Selesai buat sarapan Xiaojun niatnya mau bangunin om tapi nggak tega dan akhirnya dia mutusin buat sarapan sendiri aja. Selesai sarapan dia cuci piring, nyapu, sama jemur pakaian.

Satu jam dia habisin buat lakuin itu semua. "Ah... selesai." Dia tiduran di sofa buat lurusin badan tapi kegiatannya itu nggak bisa dilanjut karena ada yang ngetok pintu nggak santai. Mau nggak mau dia harus bangun dan jalan buat buka pintu.

"Iyaaa bentar... " Dia buka pintu dan langsung kaget waktu liat ternyata yang ngetok pintu ternyata penagih hutang yang pernah datang waktu itu.

"Mana om kamu?"

"Ka-kalian... bukannya Desember nanti?" Xiaojun udah takut badannya langsung gemetar.

"Kita cuma mau ngingetin aja selama ini dia belum bayar apapun. Nyicil aja nggak!"

Xiaojun ngangguk takut-takut. "Iya... a-aku bakalan ingetin."

"Kalo nggak kamu bakalan ikut kita. Ngerti kamu?"

Xiaojun ngangguk. "I-iya."

Selesai ngomong kayak gitu itu penagih hutang pergi dan Xiaojun langsung jongkok badannya lemes dan pikirannya kacau.

"Jun?"

Denger suara omnya Xiaojun langsung berdiri dia hapus air matanya terus balik badan dan senyum ke omnya. "Eh om, udah bangun?"

"Kamu kenapa?"

Xiaojun geleng-geleng. "Nggak itu tadi... kelilipan."

"Yakin kamu?" Omnya samperin terus pegang bahunya Xiaojun.

"Yakin. Om sarapan yuk aku udah buatin makanan." Xiaojun senyum terus dia rangkul omnya buat masuk ke dalam rumah.

Dia nggak mungkin nyeritain masalah itu ke omnya. Terlalu banyak beban yang udah dia kasih ke omnya. Diam-diam dia mulai mikir kalo dia seharusnya mulai nyari kerja dan orang pertama yang terlintas di pikirannya itu Ten.

Sorenya Xiaojun emang bener-bener ngajak Ten ketemuan. Mereka ketemu di warung pinggir jalan yang deket di Kawasan.

"Tumben minta ketemu. Kenapa?" Ten tanya terus minum es teh manis yang dia pesan.

Xiaojun senyum. "Maaf ganggu."

"Santai. Kenapa emang? Punya masalah lo?"

Xiaojun ngangguk. "Aku butuh kerja bisa bantu nggak?" Dia tanya.

Ten yang denger langsung kaget. "Lo seriusan? Masalah apa Jun cerita coba mungkin gue bisa bantu."

"Yah gitu... masalah keuangan jadi aku harus kerja biar bisa bantu." Xiaojun senyum manis.

Ten ngangguk dia ngerti kalo Xiaojun belum mau cerita ke dia dan dia nggak mau maksa. "Yaudah ntar gue tanyain ke bos gue dulu kalo butuh orang. Gue kabarin lo secepatnya yah."

Xiaojun ngangguk. "Makasih yah Ten... "

"Sure. Kita temenan dan jangan rasa sungkan buat cerita ke gue."

Xiaojun senyum dan ngangguk. "Iya."

"Btw... tumben bener grup nggak ribut. Biasanya udah ngajak liburan ini orang-orang kebanyakan duit." Ten ngomong sambil buka hpnya.

"Bener juga kamu. Biasanya nggak pernah tenang." Xiaojun ketawa terus ikutan lihat hp.

"Coba gue pancing ngajak libur kali aja mereka mau." Ten senyum miring.

NCT: Cerita Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang