Malamnya sampe di penginapan Kun sama temen-temennya langsung masuk kamar dan istirahat begitu juga sama cewek-cewek. Beda sama kamarnya cowok-cowok 10 IPS yang sekarang lagi nyanyi-nyanyi sambil nungguin pop mie yang lagi dimasak. Lapar mereka karena tadi cuma minum kopi susu doang.
"Ten itu postnya kak John berharap banget tuh!" Doyoung ngomong sambil nunjukin hpnya. Dia angkat topik biar rame aja.
"Ya terus? Gue harus bilang wow gitu?" Ten balas nggak peduli.
Taeyong ketawa denger omongannya Ten. "Hati batu dia mah."
Yuta geleng-geleng kepala sambil petik gitarnya. "Kasian kali kalo dianggurin. Lo nggak suka emang sama doi?"
Ten ngangguk. "Nggak." Jawab dia.
"Yakin lu?" Jaehyun nanya lagi.
"Yakin banget."
Xiaojun natap Ten. "Tulus loh itu kak Johnny. Katanya kak Dery, kak Johnny tuh susah suka orang dan katanya kamu yang pertama Ten. Jadi jangan disia-siain."
"Kalo ada Hwasa udah ada slogan emang." Jungwoo geleng-geleng nggak percaya denger omongannya Xiaojun.
"Yah... tapi gue nggak mungkin mainin dia kali. Gue nggak mau ngasih harapan palsu ke dia. Gila kali lo semua." Dia nggak mau memulai hubungan sama siapa pun karena dia tahu orang itu bakalan jadi sasaran ayahnya nanti. Dia nggak mau orang yang dia cinta kesiksa karena ayahnya, itu sama aja kayak dia nyiksa diri sendiri. Cukup ibunya aja sekarang yang jadi bahan mainan ayahnya.
Winwin senyum terus nepuk bahu Ten. "Yaudah, bagus kalo kamu kek gitu. Nggak mau yah bilang." Gampang banget ngomongnya tapi prakteknya susah. Dia aja mau ngomong sama mamanya nggak bisa.
"Makasih Win." Ten ngedip ke Winwin.
"Yee... cabenya datang." Doyoung geleng-geleng geli terus mainin hpnya lagi.
"Udah masak nih." Taeyong kasih tahu ke temen-temennya.
Mereka akhirnya makan bareng malam itu. Besok subuh mereka harus naik ke puncak biar bisa lihat sunrise makanya selesai makan mereka langsung istirahat. Nggak ada yang main-main dan semua hp pasang alarm dan tiap alarm di hp masing-masing selisi lima menit biar mereka nggak bangun kesiangan.
Bersyukur dengan adanya alarm kek gitu semua dapat kebangun. Paginya jam tiga subuh mereka udah siap-siap. Semuanya nggak ada yang mandi kerena air dingin banget. Cuma cuci muka sama sikat gigi doang.
Mereka nggak pergi sendiri karena ditemenin sama dua orang yang Hwasa udah sewa buat pendakian nanti.
"Duh... masih ngantuk anjir." Ten duduk di kasur. Dia udah selesai siap-siap tinggal keluar aja tapi mager dan ngantuk.
Taeyong ambil ranselnya. "Ayo ego!" terus dia narik Ten keluar kamar.
Di luar semua udah ngumpul dan udah siap-siap. Mereka naik mobil buat menuju ke gunung. Sampe di jalan masuk ke gunung mereka turun karena emang mobil nggak bisa masuk dan dari situ mereka harus mulai jalan kaki.
"Ini masih jalan jauh lagi?" Doyoung nanya ke Hwasa yang emang jalan di sampingnya.
Keadaan sekarang mereka semua lagi jalan masuk di lorong kecil yang gelap dan berkabut. Untung bawa senter makanya biss jalan dengan aman.
Hwasa ngangkat bahu. "Mana gue tahu ego." Dia jawab pertanyaannya Doyoung.
"Yeeee... nyantai keleus!"
Selesai masuk lewat lorong mereka juga lewatin perkuburan dan asli suasananya bener-bener nyeremin.
"Behhh hawanya enak emang." Yangyang ngomong terus deketan ke Kun yang emang jalan di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Cerita Kita [END]
UmorismoIni cerita anak-anak berbakat (read: dikit bego) yang disatukan jadi satu di satu sekolah yang ada di Manado. Cerita dimana mereka hadapi masalah bareng sama orang-orang yang pengertian. Cerita ini menggambarkan bahwa tidak ada keluarga yang sempur...