Winwin masuk rumahnya. Malam ini itu malam tahun baru dan dia ijin ke rumah sakit buat lihat keadaan Ten. Dia bersyukur karena dikasih ijin sama ayahnya buat pergi.
"Makasih Yuta." Winwin senyum ke Yuta yang malam itu bersedia buat ngantar dia. Mereka tadi selesai dari rumah sakit sempat mampir ke rumah makan dulu baru lanjut pulang ke rumah dia.
"Istirahat gih kalo dimarahin anggap angin lalu aja." Yuta senyum terus elus-elus kepalanya Winwin.
Winwin ngangguk. "Hati-hati kamu."
"Iya."
Winwin akhirnya jalan masuk dia buka pagar. "Malam pak." Winwin ngernyit waktu nggak ketemu satpamnya yang biasa buat jaga di sini. Dia ngangkat bahu acuh mungkin lagi ke toilet.
Langsung aja dia jalan masuk lagi. Dia lihat pintu rumahnya yang warna putih kebuka setengah. "Ada tamu yah?" Winwin nanya sama dirinya sendiri.
"Malam... YAH TUHAN! AAAAAA!" Wiwnin teriak kenceng dan langsung aja dia duduk di lantai. Kakinya langsung lemes.
"Win? kenapa? Astaga!" Yuta yang denger teriakan Winwin yang emang kenceng banget langsung jalan masuk ke dalam rumahnya. Dia takut terjadi apa-apa sama itu anak.
"Yu-Yuta... itu... " Winwin nunjuk ke depan.
Yuta langsung tarik Winwin berdiri dan dia peluk sembunyiin wajah Winwin di pelukannya.
"Lo tenang yah... gue telpon polisi sekarang."
Di dalam rumah itu tepatnya di ruang tamu mama, papa, sama satpamnya tergeletak di lantai dengan penuh darah di beberapa bagian badan.
"Kakak! Kakak aku Yuta!" Winwin lepasin pelukannya terus dia jalan masuk ke dalam.
"Win!" dia ikutin pacarnya yang lari ke dalam kamar kakaknya tapi ternyata nggak ada.
"KAKAK!" Winwin lari-lari dia masuk ke setiap ruangan.
"Kakak... " Winwin berhenti di depan pintu kamar pembantu sama supirnya yang emang suami istri. Di sana dia lihat kakaknya duduk di atas kursi roda di depan kaca, baju yang penuh sama darah kering, dan ada satu pisau di lantai yang penuh sama darah.
"Astaga... " di atas tempat tidur ada pembantu sama supirnya yang ada dalam keadaan yang mengenaskan.
"Win kita keluar." Yuta langsung narik Winwin dan nggak lupa dia tutup pintu. "Kunci pintu Win!"
Winwin geleng kepala dia nggak nyangka sama apa yang dia lihat. "Hey! Winwin... "
Yuta akhirnya langsung tarik Winwin berdiri. Dia rangkul dan bawa pacarnya itu ngejauh dari kamar.
Mereka akhirnya duduk di depan pagar dengan keadaan Winwin yang udah sandaran di badan Yuta saking nggak kuatnya berdiri.
"D-dia... " Winwin mulai ngomong nggak jelas.
Yuta langsung aja ambil hpnya dan telpon polisi dan nerangin panjang lebar kejadian yang baru aja terjadi. Selesai telpon dia berdiri lagi. "Lo di sini polisi bakalan datang secepatnya. Gue mau lihat keadaan lagi di dalam."
Winwin langsung nahan Yuta dan geleng-geleng kepala. Dia nggak mau Yuta jadi korban kakaknya yang selanjutnya. "Win dengerin gue... " Yuta nunduk dan elus pipinya Winwin. "Gue bakalan baik-baik aja. Tenang. Gue cuma mau lihat keadaan kakak lo jangan sampe dia ngelakuin hal aneh sama dirinya sendiri."
Winwin geleng-geleng lagi. "N-nggak. Yuta jangan pergi."
Yuta tegakin badannya dan disaat itu dia lihat kalo kakaknya Winwin udah di depan pintu rumah. Dia duduk dan natap tajam ke depan dengan pisau di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Cerita Kita [END]
HumorIni cerita anak-anak berbakat (read: dikit bego) yang disatukan jadi satu di satu sekolah yang ada di Manado. Cerita dimana mereka hadapi masalah bareng sama orang-orang yang pengertian. Cerita ini menggambarkan bahwa tidak ada keluarga yang sempur...