Satu bulan udah berlalu, mata anak-anak udah kayak panda. Kenapa? Tugas numpuk.
Hari ini 10 IPS udah heboh. Uang kas mereka ilang malah yang dikumpulin udah 300 ribu karna Heechul nyumbang 200 ribu.
Dara udah nangis sambil dipeluk Chaerin. Dia bisa aja ganti tapi dia rasa nggak bertanggung jawab sebagai bendahara.
"Udah jangan nangis." Ten nepuk bahu Dara. Nggak tega liat temennya nangis kayak gitu.
"Iya... berhenti nangis dong." Xiaojun juga bantuin nenangin Dara.
"Kita cari dana aja buat ganti itu uang." Taeyong kasih ide.
Dara geleng-geleng. "Nggak! Gue bakalan ganti tapi... hiks... gue nggak bertanggung jawab banget. Kemarin di tas gue masih ada sumpah, tapi sekarang udah nggak ada. Hiks... "
"Yaelah jangan tambah nangis dong!" Chaerin elus-elus punggung Dara.
"Iya Dar, lo jangan nangis. Jelek banget itu muka lo." Solar juga bantu tenangin temennya waktu liat Dara malah makin kenceng nangisnya. Walaupun nenanginnya nggak ngotak.
"Gini aja yah, ini kan bukan cuma tanggung jawab lo doang. Ini tanggung jawab kita semua. Lagian uang itu kebanyakan uang pak Heechul kan yah. Kita cari dana bareng aja, kita buat kerajinan tangan dari bahan bekas terus jual, selain ganti kita nambah duit juga." Taeyong jelasin idenya. Emang yah kalo pinter itu selalu aja ada jalan keluar.
"Gue setuju." Jaehyun nambahin sambil ngangguk-ngangguk.
"Bucin lo ah!" Yuta noyor kepala Jaehyun dari belakang. Jaehyun yang digituin malah ngebalas dengan injek kakinya Yuta sampe itu orang maki-maki.
"Kita nggak usah kasih tahu pak Heechul, kita cari sama-sama aja." Doyoung ngomong, masalah kayak gini menurutnya mereka harus tanggung jawab dulu. Walaupun sebenarnya masalah ini cukup serius.
"Yaudah, Sabtu besok lo semua ke rumah gue kita buat kerajinan tangan sama-sama." Hwasa bilang ke teman-temannya.
"Bawa semua hal yang menurut kalian bisa dipakai." Ten nambahin. "Kalo butuh apa-apa bilang yah."
***
Waktu jam pulang sekolah tiba 10 IPS langsung pulang. Kayak sekarang seperti biasa Yangyang pulang bareng Kun. Setelah hari mereka makan es krim Kun kirim pesan ke dia buat pulang bareng aja sama-sama. Tapi mereka nggak naik dari sekolah, kayak waktu itu Kun jemput dia di tempat berhentiin angkot.Hubungan mereka? Nggak ada kemajuan tetep kakak adik kelas.
"Yangyang."
"Ya kak?" Nah, ini aja bedanya. Nada bicara sama cara bicara Yangyang udah halus. Lebih sopan karna Kun yang nyuruh sih.
"Kita ke Kawasan yah."
"Hah? Ngapain?"
"Mau ngomong akunya."
"Oh yaudah ayo aja." Yangyang udah lebih santai di depan Kun nggak kayak dulu.
Akhirnya mereka berhenti di depan pantai gitu. Yangyang turun duluan terus duduk di pinggir pantai dan natap matahari yang udah mau tenggelam. Kun nyusul dari belakang.
Lima menit mereka diem-dieman sampe Kun buka suara. "Gimana sekolah?"
"Asik tapi gitu deh tugasnya banyak." Yangyang senyum.
Kun ngangguk terus mereka natap matahari lagi.
"Mataharinya bagus banget." Yangyang senyum.
Kun ngangguk setuju.
"Oh yah, kakak udah kepikiran mau kemana setelah lulus nanti?"
Kun ngangguk. "Masuk dokter."
"Hah? Gimana?" Yangyang nggak mudeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Cerita Kita [END]
HumorIni cerita anak-anak berbakat (read: dikit bego) yang disatukan jadi satu di satu sekolah yang ada di Manado. Cerita dimana mereka hadapi masalah bareng sama orang-orang yang pengertian. Cerita ini menggambarkan bahwa tidak ada keluarga yang sempur...