Mulmed: Acha septriasa, berdua lebih baik.
Happy Reading❤
"Perkelahian tak berguna ini adalah awal dari cerita yang akan dimulai."
***
"Eh Badan, mana pulpen si Alula?" tanya Aquila pada Altair yang sedang berduduk santai bersama teman-temannya di dalam kelas. Altair di buat naik pitam oleh Aquila. Bisa-bisanya nama dia bagus-bagus di panggil dengan sebutan "Badan".
Brak!
Altair menggebrak meja, ia beranjak dari bangkunya. "Apa-apaan lo nama gue di ganti jadi Badan? Nama gue udah bagus-bagus Altair Badran Dhananjaya, tiba-tiba di ganti jadi Badan sama lo, dasar Aqua!"
"Like-like gue dong, gak suka? Sini ribut," tantang Aquila. Altair memang kerap disapa Badran oleh teman-teman di sekolahnya, sementara orangtuanya memanggilnya sesuai dengan nama depannya yaitu "Altair". Perbedaan nama itu nanti akan ada penjelasannya di next part.
"Adanya juga "up to" bukan like-like," sindir Altair. "Bodo amat lah, suka-suka gue. Siapa lo? Haters dasar," sewot Aquila.
"Seharusnya lo beruntung punya haters kayak gue. Udah ganteng, tajir, cewe mana yang gak mau sama gue."
"Gue! Satu-satunya cewek yang gak bakal mau sama lo."
"Lo pikir gue mau sama lo? stroberi mangga apel. sorry ngga level." Dengan gaya sombongnya, Altair mengangkat hidungnya mirip seperti babi. Aquila tertawa. "Gue yakin banget nih. Pas pembagian hidung lo lagi ngepet. Makanya hidung lo lebar kayak babi."
"Eh Quila, kalau ngomong suka bener!" sahut Romeo. "Yee elu! Kalau gue babi. Lo juga komplotan babi," kesal Altair.
"Dih ogah banget gue. Mending jadi sultan," kata Romeo. "Iyain aja udah biar fast. Sekarang seneng-seneng aja dulu, siapa tau besok lu udah ngga ada," cengir Altair.
"Damn! Lo nyumpahin gue mati?" sungut Romeo. "Ngga gitu. Umur, 'kan ngga ada yang tau sayangku, umumu ngambek dia." Tangan Altair terulur untuk memainkan kedua pipi Romeo. "Najis! Geli." Aquila bergidik ngeri, takut jika Altair mendadak gay.
Alula memegang dahi abangnya. "Lo masih suka cewe, 'kan?" Secepat kilat Altair menyingkirkan tangan Alula. "Aku sukanya Raisha," kekehnya sengaja melirik ke arah Althaf yang dikabarkan dekat dengan Raisha.
Althaf melotot garang. "Ngomong sekali lagi, gue injek jakun lo!" murka Althaf. "Ciaaa marah nie. Coba gue tanya, emang lo siapanya Raisha?" ledek Altair membuat Althaf bungkam seketika.
"Udah sayang-sayangan, gak jadian!" sahut Fabian disambut gelak tawa seisi kelas. Aquila menggeleng heran saat melihat kelakuan teman-teman sekelasnya. "Apa itu yang dinamakan time zone?" timpal Putra.
"Friend zone, ecep!" Altair membenarkan. "Oh iya-iya, maksud gue itu."
"LEBIH KE HUBUNGAN TANPA STATUS GAK SIH?" sindir Altair, terkekeh puas.
Suasana jadi hening seketika, Alula duduk di samping Aquila. Memakan jajanan yang berada di meja tersebut. "Kok diem, eek ya?" goda Alula menyenggol tangan Aquila, karena sejak Altair mengatakan bahwa ia suka Raisha, Aquila langsung terdiam. "Apa panas gara-gara cemburu? Sini deh gue kipasin." tebak Kayra, menyobek secarik kertas dan mengipas-ngipas tubuh Aquila.
"Hah? Gue? Cemburu? Hellow! Dia mau suka sama kaleng rombeng juga gue gak peduli, sorry," cetus Aquila. "Biasanya yang suka marah tandanya emang kesindir," timpal Raisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR BADRAN [REVISI]
Teen FictionCerita ini adalah cerita generasi kedua dari cerita ADITYA, selamat membaca cerita ALTAIR DAN AQUILA❤❤❤ Altair Badran Dhananjaya nama yang bagus jika didengar, tapi tidak dengan sikapnya. Altair adalah seorang Playboy, pemalak, dan badboy karena suk...