Part 13

73 16 11
                                    

Happy Reading❤

Altair dan Althaf berjalan di koridor sekolah sambil membincangkan sesuatu yang tidak penting guna membuat mereka tertawa dengan ucapan mereka masing-masing. Sementara Aquila dan Alula jalan berdua lebih dulu dari mereka, merasa tempat sudah aman untuk mereka membahas soal Aquila, Altair mendekatkan dirinya pada Althaf.

Terlihat dari tempat mereka berjalan juga Alula dan Aquila sudah jauh dari hadapan mereka. "Al," panggil Altair membuka suara. "Hah?" sahut Althaf.

"Hamil bapak lo!" ledeknya. Althaf mencubit pipi kakaknya itu dengan gemas. "Yaampun gemes deh aku jadi pengen buang lo ke laut!" sarkasnya dengan suara tinggi.

"Apa sih? Salah lagi gue?" tanya Altair dengan lugunya. "Lo akan tetep salah, bahkan di ketek gue juga bakal tetep salah!" balas Althaf.

"Kok lo malah ngegas mulu ke gue sih, Al? jadi pengen nendang-" Ucapan Altair menggantung. "Nendang apa?!"

"Jadi pengen nendang bawahan lo sumpah, benci gue Al sama lo. Pengen gue karungin terus gue-"

"Ya udah, apaan?!" sela Althaf membalikan topik mereka saat Altair memanggilnya tadi. "Kayaknya Mama Aqua udah gak ada deh. Waktu bagi rapor juga pasti yang dateng bapaknya terus, dia terlalu tertutup banget. Apa si Alula gak tau ya soal keluarganya?"

"Otak lo kayaknya perlu diasah lagi deh. Gak seharusnya semua masalah diceritain ke setiap orang, baik itu orang yang paling deket ataupun nggak. Apa lagi ini masalah keluarga, gue tau Aquila deket banget sama Alula. Tapi apa setiap permasalahan yang Aquila derita dia akan kasih tau Alula? gak, 'kan."

"Santai dong! Ngegas mulu lo kayak motor butut!"

"Gue serius!"

"Maksud gue gini loh, Al. Nih, 'kan mereka berlima. Masa kalau ngumpul diantara mereka gak pernah bahas soal orangtua sih? Pasti ada. Mungkin Aqua itu ngakunya keluarga dia masih lengkap dan baik-baik aja. Tapi kalau emang dia punya saudara tiri, dan Mamanya beneran meninggal. Apa dia gak ngasih tau temen-temen deketnya?"

"Bener juga sih, parah juga kalau sampe keempat temennya itu gak tau, kalau gak gini aja deh." Althaf merubah pergerakannya seolah sedang berfikir. "Lo yakin Mamanya yang meninggal?"

"Yakin, soalnya waktu itu gue juga sempet liat batu nisan yang di makam waktu itu namanya, nama perempuan dan tahun lahirnya juga beda satu tahun sama Mami dan Papa-satu tahun lebih tua. Kalau gak salah namanya, em...," Altair nampak berfikir keras-lupa akan nama itu. "Tes-"

"Testpack?"  sela Althaf. "Bukan, elah!"

"Terus siapa?"

Altair berfikir kembali, dan akhirnya menemukan sebuah ingatan nama. "Tessa kalau gak salah, bener gak sih? Iya ih bener!"

"Tessa? Yakin lo?"

"Iya, yakin banget gue."

Yah, Ibu kandung Aquila adalah Tessa. Dulu Tessa pernah bekerja sama dengan Ifan untuk menghancurkan Alerga. Lebih tepatnya, Tessa ingin menghancurkan hubungan Adit dan Nadjwa dengan berbagai cara. Dulu Tessa sangat jahat, ia suka membully Nadjwa di sekolahnya bersama ke dua temannya. Waktu terus berjalan, Tessa yang jahat akhirnya berubah karena kesadarannya sendiri. Ia dijodohkan dengan seorang pria yang termasuk pacar sahabatnya sendiri, menikahlah mereka, dan lahirlah Aquila sebagai anak tunggal.

Tessa meninggal karena sebuah kecelakaan, awal mulanya ia bertengkar dengan suaminya-Papa Aquila. Lalu kabur dan terjadilah kecelakaan. Tunggu penjelasannya di next part ya!

"Fix! Mamanya meninggal, terus Papanya nikah lagi. Tapi gak tau nikahnya sama Mamanya Dicky dan Capella atau bukan."

"Ya udah, nanti kita selidikin lebih lanjut. Gimana?"

ALTAIR BADRAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang