Mulmed: Last child, Diary Depresiku. Lagunya pas banget buat Aquila btw..
Happy Reading❤
Wajah Aquila nampak tegang karena ia baru pulang kerumah. Yang ia takuti adalah ibu tirinya pasti memarahinya karena tau masalahnya dengan Altair.
Rumah ini banyak menyimpan kesedihan, Aquila yang jutek, dan galak itu ternyata memiliki masalalu yang kelam. Walau ia mengadu pada ayahnya karena sang ibu tiri jahat, ayahnya tidak akan peduli sebab ayahnya juga membencinya. Ada apa sebenarnya dengan keluarga Aquila?
Toktoktok.
Ketukan itu berasal dari tangan mulus Aquila, pasti sebentar lagi tangannya ini akan memar-memar.
Klek.
Seorang perempuan setengah paruh baya itu melihat Aquila dari atas sampai bawah dengan sorotan mata mengerikan. "Ngapain pulang? Mending pergi kamu dari sini!" bentaknya. "Dasar anak memalukan, menyusahkan! Gak tau diri kamu! Saya malu punya anak pembuat onar di sekolah dan saya malu dipanggil oleh guru kamu tadi!"
"Maaf," ucap Aquila seraya menunduk. "Gak ibu, gak anak sama aja," sewotnya.
Aquila menatap perempuan itu dengan tatapan penuh. "Maksud Mama apa? sama apanya?"
"Sama-sama pembawa masalah dihidup Papa kamu! saya benci sama ibu kamu karena dia awalnya telah merebut Papa kamu dari saya, dan dia juga yang kena imbasnya, yaitu mati."
Aquila sangat geram, ia marah pada ibu tirinya ini. Namun apa yang bisa ia lakukan untuk almarhumah ibunya dan juga dirinya?
"Cukup ya, Ma! Mama boleh hina saya tapi tolong jangan hina almarhumah Mama saya! almarhumah Mama bukan seorang perebut yang Mama kira! Inget itu."
Aquila ingin masuk namun tubuhnya dihalangi oleh tubuh ibu tirinya itu. Ibu tirinya mendorong Aquila dengan kasar hingga Aquila tersungkur ke bawah lantai. "Ingat ya, saya yang besarin kamu dari kecil setelah ibu kamu gak ada!"
"Iya Mama emang orang yang besarin aku, aku tau itu. Mama ngomong kayak gini supaya aku melunak, 'kan biar aku gak berani ngelawan Mama?" Aquila menggelengkan kepalanya. "Gak akan, Ma. Karena aku tau Mama itu gak akan pernah tulus sama aku dan juga Papa! Aku gak akan nurut sama Mama kalau Mama sendiri gak pernah hargain aku!"
Ibu tirinya berjongkok untuk menyeimbangi tubuhnya dengan tubuh Aquila yang tersungkur. Ia mencengkram kuat pipi Aquila dengan tangannya, lalu ia meremasnya dengan kencang. Ia meremasnya menggunakan kuku-kukunya yang tajam, perihnya sangat tak tertahan, air mata Aquila menetes secara tiba-tiba. "Sakit!" rintihnya berusaha untuk melepaskan remasan itu.
"Denger ya sayang, aku bisa aja buang kamu, Papa kamu juga pasti setuju dengan keputusan aku, jadi kalau kamu ngelawan siap-siap aja ya." Ibu tirinya semakin kencang meremas pipi Aquila.
Perempuan setengah paruh baya itu melepaskan remasannya. Ia mengelus-elus pipi anak tirinya. "Sakit ya? Mau tambah sakit lagi gak? Oh mau?"
Plak.
Tamparan pedas itu mengenai pipi Aquila yang sudah memerah dan membekas akibat remasan tangan yang dilakukan ibu tirinya. Tamparan, cacian dan hinaan terus meliputi hidupnya. Ia merasa hidupnya tidak akan pernah bahagia, tidak ada yang peduli padanya, dia selalu merasa sendirian dibalik keramaian, ia selalu merasa sakit dan sedih dibalik keceriaannya. Gadis itu memang pandai menutupi semuanya tanpa ada satupun orang tau. Mata Aquila tampak berkaca-kaca namun ia sanggup berdiri setelah ibu tirinya sudah berdiri.
Aquila tersenyum miris. "Hidup sama hasil uang papa aja bangga. Inget ya, Ma, ini rumah almarhumah Mama. Papa dapat kerjaan juga dari almarhumah Mama, kalau almarhumah Mama gak nyuruh Papa buat megang perusahaan, Papa gak akan sesukses ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR BADRAN [REVISI]
Teen FictionCerita ini adalah cerita generasi kedua dari cerita ADITYA, selamat membaca cerita ALTAIR DAN AQUILA❤❤❤ Altair Badran Dhananjaya nama yang bagus jika didengar, tapi tidak dengan sikapnya. Altair adalah seorang Playboy, pemalak, dan badboy karena suk...