Mulmed: RESAH JADI LUKA, DAUN JATUH.
Happy Reading💗
Seminggu telah berlalu, kepedihan atas kepergian Adit sedikit meluntur. Mereka memulai hidup baru tanpa adanya Adit. Nadjwa, kini sudah terbiasa tanpa Adit di sampingnya, ya walaupun masih sedikit teringat, tapi seengganya dia sudah berjuang untuk membahagiakan dirinya dan juga ketiga anak kembarnya. Nadjwa membiarkan Aquila tetap tinggal, hanya untuk meramaikan rumahnya, ia tau Aquila tidak sebrengsek Aldy-Papanya.
Nadjwa sekarang mengurus perusahaan Adit sendirian, ia juga memberikan perhatian lebih pada ketiga anak kembarnya, sebagai pengganti Adit. "Lula, makan dulu. Kamu mau dans di acara tahunan sekolah nanti, 'kan?" teriak Nadjwa dari arah dapur. Aquila membantu Nadjwa menyajikan beberapa masakan yang telah dibuat oleh keduanya. Altair dan Althaf menyantap puas masakan keduanya. "Buset, enak banget. Lo bisa masak juga ternyata," ejek Altair pada Aquila.
"Kalau lagi makan tuh, jangan ngomong!" sentak Aquila. "Mi, Nek, semuanya. Althaf duluan, mau jemput Raisha," pamit Althaf. Rana-ibu kandung Adit kini tinggal bersama mereka, dan tak lagi mengurus panti asuhan. Anak-anak panti dipindahkan ke panti asuhan yang lebih layak.
"Pacaran teros! Eh, gak pacaran sih. Deket doang, tapi gak jadian. YHAAA!" ledek Altair dengan tawanya. "Berisik lo, lo aja pacaran sama Aquila belum tentu nikah. YHAAA!" ejek Althaf menjulurkan lidahnya.
"HEH! GUE LEMPAR JUGA LO KE KANDANG BUAYA!" sungut Altair. "Orang lo buayanya, wleee."
"Pasti kalau ada Papa, lo di ledekin-papa mana by the way?" tanya Altair yang tidak sadar akan omongannya.
"Dran," tegur Aquila. Nadjwa jadi termenung jika ada yang mengingat Adit. Altair menghela napasnya kasar. "Maaf, Altair lupa." Yah, lelaki itu benar-benar lupa Adit sudah tidak ada. Bukan hanya Altair, bahkan Althaf dan Alula juga sering mencari keberadaan Adit.
Althaf pergi, sisanya tinggal Rana, Nadjwa, Altair, dan juga Aquila. Altair berdecak sebal, karena Alula tak kunjung turun. "HEH, BAYI BAGONG! TURUN LO!" teriak Altair yang mendapat cubitan perut dari Nadjwa. "Ngomongnya," peringat Nadjwa.
"BERISIK LO! GUE LAGI BENERIN KASUR, KASURNYA JEBOL GARA-GARA LO. ABIS ENA-ENA YA LO SEMALAM, SAMA GULING?!" balas Alula menuduh Altair yang tidak-tidak.
"ENAK AJA! ORANG ADA AQUA, NGAPAIN HARUS SAMA GULING?!" Aquila meninju perut Altair pelan, tidak terima atas perkataannya. Yah, semalam Alula ingin tidur bersama Aquila, entah kenapa. Itu sebabnya Altair tidur di kamar Alula.
"KOK MUKUL, SIH?!" sentak Altair.
"Kenapa emangnya? Gak suka?!"
"ENGGA! AKU, 'KAN SUKANYA KAMU. EAAAK!"
"IH!" Aquila menjewer telinganya. "Gue sumpelin juga nih mulut," imbuhnya. Dan keduanya bertengkar tak tahu aturan.
"BADRAN! NGESELIN YA KAMU!" Aquila terus memukul punggung lelaki itu. "Kamu? Ciee manggilnya kamu-kamu sekarang mah," goda Altair.
Aquila menutup mulutnya, kenapa ia bisa menggunakan kata kamu pada Altair? Gsdis itu terlihat gelagapan sekarang. "Ke-kenapa emangnya? Lo baper? Lembek hati lo!" Altair mengacak-acak rambut Aquila. "Jangan gemes-gemes, nanti jantung gue ini bisa copot!" Altair memegang dadanya dramatis.
Pipi Aquila seakan bersemu. "Apa banget, lebay!" ledek Aquila. Altair menarik Aquila ke dalam rengkuhan hangatnya. Nadjwa dan Rana membelalakan mata, terkejut atas tingkah Altair yang secepat kilat. "I don't wanna lose you now," kata Altair tepat di telinga Aquila.
"Gue juga," balas Aquila. "HEH! MAIN PELUK-PELUK AJA! BELUM SAH." Nadjwa melerai pelukan mereka.
"Makanya cepet restuin, Altair mau nikah sama Aqua," kekeh Altair. "Gue tampol ya, Dran, ngomong gitu sekali lagi. Masih kecil, masih sekolah, gak usah ngomong nikah-nikahan," sewot Aquila.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR BADRAN [REVISI]
Teen FictionCerita ini adalah cerita generasi kedua dari cerita ADITYA, selamat membaca cerita ALTAIR DAN AQUILA❤❤❤ Altair Badran Dhananjaya nama yang bagus jika didengar, tapi tidak dengan sikapnya. Altair adalah seorang Playboy, pemalak, dan badboy karena suk...