Menghilang bertahun-tahun, dicari ke sana-kemari. Saat ditemukan, sudah berbeda alam.
Happy Reading💛
Pernikahan kecil-kecilan Alula dan Putra telah terlaksana. Mereka sudah menjadi pasangan suami istri yang sah, mulai sekarang Putralah yang bertanggung jawab atas Alula. Nadjwa menangis, masalah selalu datang bertubi-tubi menimpa keluarganya.
Yang pertama, Alula dilecehkan oleh Dicky, yang kedua Adit meninggal karena terbunuh oleh Dito, Ifan, dan Dicky, yang ketiga, Alula hamil dan harus menikah di usia muda. Jika bunuh diri tidak dosa, mungkin Nadjwa akan melakukannya sejak Adit dinyatakan meninggal.
Yang bisa Nadjwa lakukan adalah mengikhlaskan semua masalah yang telah terjadi meski nyatanya memang sulit ia terima. "Semoga Putra memang orang yang tepat buat kamu, Nak," gumam Nadjwa, melihat Alula nampak tak bahagia atas pernikahan ini. Bukannya tidak bahagia karena ia tidak mencintai Putra, tapi karena ia harus hamil dan menikah di usianya yang masih muda.
"Gila lo, Tra! Gue aja belum dapet pacar. Lah, lo, udah nikah duluan. Hebat!" Romeo mengacungkan jempolnya di hadapan Putra. Pada pernikahan ini, yang datang hanyalah inti dari geng Archer, dan ketiga teman Alula, tanpa Sandyta, Sandyta tidak tau akan masalah ini.
"Kan emang lo gak laku, makanya gak dapet cewe," celetuk Altair. "Udah pendek hidup lagi, renang makanya!" ledek Fabian pada Romeo. Yah, tubuh Romeo paling pendek di antara teman-temannya.
"Yaelah, ikan yang tiap hari renang aja gak tinggi-tinggi," cicit Romeo sedikit emosi karena dirinya selalu dibully. Semua orang yang mendengarnya tertawa. "Gak boleh gitu lo, sama bestie gue. Kaki shaming itu namanya," bela Putra, membuat semua temannya tergelak lebih parah.
"Anjrit kaki shaming gak tuh," sahut Althaf. Saat Althaf tau berita tentang hamilnya Alula, ia merasa pertahanannya runtuh seketika. Abang macam apa dia? Dia telah gagal menjaga adik perempuannya.
Orang tua Putra mengizinkan Putra menikahi Alula, karena mereka kenal betul keluarga Adit. Keluarga Putra bersahabat baik dengan keluarga Adit, itu sebabnya keluarga Putra setuju saja jika Putra menikahi Alula. Toh, pernikahan ini juga tidak ada yang tau selain keluarga dan teman-teman terdekat. "Makasih banyak, Pak, Bu, saya gak tau lagi harus mengucapkan rasa terima kasih seperti apa pada kalian," ujar Nadjwa melirih.
"Sama-sama bu Nadjwa, selagi hal ini tidak merusak nama baik Putra, dan malah membahagiakan Putra, saya akan ikut senang," ucap Papa Putra. "Tapi, bagaimana dengan perusahaan, saat klien bapak tau soal pernikahan ini, apa nama baik Putra dan keluarga bapak tidak akan tercemar?" tanya Nadjwa was-was.
Papa Putra tersenyum samar. "Untuk itu, kita pikirkan nanti saja," katanya, membuat Nadjwa terharu, karena keluarga Putra sangatlah baik. "Terima kasih banyak, Pak." Sungguh, Nadjwa tidak bisa mengucapkan kata-kata lain selain "Terima kasih".
"Lo beruntung, La. Putra baik, padahal bukan dia yang lakuin, tapi dia siap tanggung jawab. Gak kayak yang di samping gue, nih, ngasih kepastian aja gak pernah, apalagi suruh nikahin gue!" sindir Raisha pada Althaf.
Althaf mengerutkan keningnya. "Mbanya nyindir?" ujarnya merasa tersindir. "Makanya, cepetan tuh tembak. Gimana sih!" sahut Altair.
"Jangan ditembak lah, nanti dia mati, 'kan gak ada yang tanggung jawab," timpal Romeo. "Iya sih bener, gak salah," bela Fabian.
"Tapi gak gitu konsepnya, Meo! Otak lo nyangkut di mana sih?!" geram Altair. "Di hatinya neng Sandyta," jawab Romeo nyeleneh.
"Katanya udah move on. Labil banget lo!" Fabian menoyor kepala Romeo. "Susah coy, asli," keluh Romeo.
"Kayaknya sampe seabad juga gue gak bakal bisa lupa sama dia," imbuhnya. "Lebay lo! Itu mah, lo-nya aja yang gak niat lupain, Junaedi!" ledek Putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR BADRAN [REVISI]
Teen FictionCerita ini adalah cerita generasi kedua dari cerita ADITYA, selamat membaca cerita ALTAIR DAN AQUILA❤❤❤ Altair Badran Dhananjaya nama yang bagus jika didengar, tapi tidak dengan sikapnya. Altair adalah seorang Playboy, pemalak, dan badboy karena suk...