Happy Reading❤
Altair menghirup udara segar di pagi hari ini. Badannya sudah segar kembali setelah dipijat semalam, luka di dahi dan di telapak tangan sudah mengering karena Nadjwa sudah mengobatinya.
Ia menuruni motornya, berkaca pada spion motor. "Anjayani, cakep banget gue," pujinya pada diri sendiri, lalu ia menyugarkan rambutnya ke belakang, mengedipkan salah satu matanya membuat semua perempuan tergila-gila padanya.
Lelaki itu memainkan kunci motornya setelah berkaca, Altair berjalan dengan santainya. Menggoda beberapa wanita yang lewat, lalu ia terkekeh seperti orang gila. Ia berjalan di lorong sekolah, lalu sampai ke kantin. Mencari teman-temannya, tetapi mereka tidak ada, biasanya semua temannya menongkrong di kantin sebelum masuk. Atau tidak memakan sarapan.
"Ini bocah-bocah sableng pada kemana, sih?" monolog Altair berkacak pinggang. "Gue chat aja kali ya." Altair merogoh saku celana abu-abunya.
"Astagfirullah. Hape gue, 'kan udah wafat hyung." Altair histeris jika mengingat ponselnya yang tercebur kloset. Ia lupa, semalam ia tidak bermain ponsel sama sekali. Semalam juga ia bermain bersama Dara-adik Fabian di rumah mereka. Altair memang suka bermain dengan Dara. Ia bercerita banyak dengan adik sepupunya itu, semuanya ia curahkan. Altair tau Dara tidak akan mengerti akan semuanya, maka dari itu Altair curhat pada Dara.
Althaf berlari ke arah Altair, ia mengatur napasnya. Yah, ketiga Al memang tidak berangkat bersama karena Altair telat bangun. Alula yang selalu diboncengi Altair pun lebih memilih dibonceng oleh Althaf karena takut telat jika bersama Altair. "Heh, you!" tunjuk Altair pada Althaf. "B-bang," ucap Althaf terbata.
"Lo kenapa, sih? Dikejar setan lo?" tebak Altair. "Gak usah takut lah, 'kan, lo setannya," lanjut Altair.
"Sial!" Altair terbahak melihat raut wajah Althaf. "Lo pasti gak bakal ketawa lagi kalau tau ini." Althaf memegang tangan Altair untuk membawanya pergi, tetapi Altair menyentaknya.
"Apaan? Lo kenapa panik gitu mukanya?" Wajah Altair sekarang berubah serius. Althaf langsung menarik tangan Altair tanpa menjawab pertanyaan abangnya itu. Althaf mengajak Altair ke arah toilet, di sana sudah ramai dengan banyaknya siswa-siswi yang berkumpul. Altair masuk ke dalam toilet untuk memastikan, ia sedih bukan main. Ternyata...
"HAPE GUE WAFAT!" teriaknya histeris. OB mengangkat ponselnya dengan sebuah alat, lalu mencucinya sampai bersih. "Yang sabar ya, turut berduka cinta." Alula di sampingnya, menyemangati.
Setelah membersihkan ponselnya, OB memberikannya pada Altair. Altair mengucapkan terima kasih, lalu memeluk ponselnya. "Al, kayaknya abang lo perlu kita kubur hidup-hidup deh," ujar Putra yang sudah muak dengan kelakuan Altair.
Althaf tertawa renyah. "Parah lo, gak boleh gitu sama temen sendiri!" bentak Altair yang mendengarnya. "Eh, denger. Kirain budek," kekeh Putra.
"Ngomongin apa lo berdua? Kok gak ngajak-ngajak?" bisik Romeo dari arah belakang Putra dan Althaf. "Eh, setan! Kayak tuyul lo, kaget gue," ujar Putra.
Yah, Romeo baru saja datang. Lelaki itu tengah menggoda Sandyta di taman belakang, mendengar kabar tentang Altair. Sandyta langsung berlari nampak khawatir, Romeo mengikutinya. Dikira Romeo ada kabar penting apa, tau-taunya hanya kabar nyeleneh seperti ini. "Astagfirullah. Nyebut, Tra," sahut Fabian. "Iya, astagfirullah," kata Putra.
"Lo habis dari mana sih, Me?" tanya Althaf. "Habis pacaran gue sama, Neng Sandyta," kekeh Romeo.
"Pacaran mulu lo bangcat!" sembur Putra. "Bacem!" balas Romeo.
"Apaan dah, pacar-pacaran?" sahut Sandyta. "Itu, kata si Romeo lo habis pacaran sama dia," ungkap Fabian.
Sandyta melotot ke arah Romeo, ia berkacak pinggang lalu menjewer telinga Romeo kencang. "Aduh, Neng. Sakit!" pekik Romeo kesakitan. "Apa pacar-pacar? Ngarep!" sentak Sandyta, mengundang gelak tawa semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR BADRAN [REVISI]
Teen FictionCerita ini adalah cerita generasi kedua dari cerita ADITYA, selamat membaca cerita ALTAIR DAN AQUILA❤❤❤ Altair Badran Dhananjaya nama yang bagus jika didengar, tapi tidak dengan sikapnya. Altair adalah seorang Playboy, pemalak, dan badboy karena suk...