Cerita ini adalah cerita generasi kedua dari cerita ADITYA, selamat membaca cerita ALTAIR DAN AQUILA❤❤❤
Altair Badran Dhananjaya nama yang bagus jika didengar, tapi tidak dengan sikapnya. Altair adalah seorang Playboy, pemalak, dan badboy karena suk...
Malam ini Altair merasa tidak tenang karena ia belum meminta maaf pada Alula-adik perempuannya karena kemarin sempat membentak dirinya dihadapan semua orang. Lelaki bertubuh tinggi itu memasuki kamar adik perempuannya, ia sedang tidur rupanya. Ia menaiki kasur dan duduk disebelahnya, Altair mengusap kepala Alula dengan lembutnya. "La, maafin gue ya," ujarnya.
Alula sontak terperanjat kaget dan membuka matanya, ia tidur membelakangi Altair. Gadis itu sedang membaca cerita diaplikasi Wattpad, tanpa sadar ia tertidur pulas dan lupa mengunci pintu kamarnya. "La, gue tau lo cuma pura-pura tidur buat menghindar dari gue." Bibir Altair terangkat untuk tersenyum tipis meski Alula tidak melihatnya.
Ia memakaikan selimut ke tubuh adiknya dan kembali mengelus rambutnya. "Oke deh gue janji bakal lakuin apa aja kemauan lo asal lo mau maafin gue." Mendengar ucapan Altair barusan. Alula pun langsung mengubah posisinya menjadi duduk saat mendengarnya. "Lo serius?"
"Giliran gue ngomong gitu aja langsung bangun lo. Gue kira lo mati suri," kekeh Altair. "Berisik!" ledek Alula.
"Gak usah ngomong terus, cepet lo mau minta satu permintaan apa gak?"
"Gue mau lo minta maaf sama Dicky, besok kita kerumah sakit sekalian jengukin, gimana?"
"Uhuk, uhuk." Altair berpura-pura tersedak dengan lebaynya. "APA?! MUKA GANTENG GUE MAU DITARUH DIMANA? IBARATKAN YA, MUKA GUE GANTENG TERUS GUE MINTA MAAF SAMA DICKY, NAUDZUBILLAH BANGET NANTI MUKA GUE JADI PENYOK!"
Alula tergelak mendengar ocehan abangnya yang super alay itu. "APAAN SIH, JIJI!" bentak Alula. "Muka lo tetep ditaruh di depan lah dan gak akan penyok juga, lo-nya aja yang lebaynya tingkat tangga."
Altair menoyor kepala adik perempuannya itu. "Eh sableng! Mana ada tingkat tangga, orang mah ya tingkat dewa. Yee, TK lo gak lulus sih!"
"Bacot lo kayak cumi-cumi! Tinggal jawab iya atau enggak? Kalau enggak ya gue gak mau maafin lo!"
"PAK DIDI MAKAN BLEWAH, DIH OGAH!"
"Ya udah, sampe selama-lamanya lo gak akan dapet maaf dari gue, mau kayak gitu? Nanti kena karma pahit diakhir!"
"Udah biasa gue dapet karma, gue 'kan playboy." Alula mengelus dadanya sabar, ia terus mengumpati Altair didalam hati. "Bukan karma itu gentong! beda lagi lah," sewot Alula.
Altair berdecak karena terpaksa. "Iya gue mau! Puas lo? Hah?!"
"Gak usah kayak gitu bau naga mulut lo!"
Tringg.
Altair mendapati pesan dari musuh bubuyutannya, sungguh ia sangat malas sekali membalasnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Altair terbahak melihat stiker yang Aquila kirim. Ada-ada saja orang yang membuat stiker lucu seperti ini. "Peot," ucapnya lalu kembali tertawa. Alula yang sedang menjalani marathon di wattpad memandang Altair tajam. "Siapa yang peot? gue?!"