Part 09

81 17 0
                                    

Happy Reading❤

"Sini lo maju!" tantang Altair pada anak buah Dicky. Ia sudah membantai Dicky habis-habisan hingga Dicky tergeletak tak berdaya dijalanan.

Suara mobil polisi itu membuat semuanya kabur-kaburan. Altair mengajak semua temannya untuk kembali ke sekolah, tapi pada saat yang sangat mendesak ini, ia harus memapah sang adik yang kakinya sakit dan tidak bisa berjalan dengan sempurna.

"Gece, Al. Lo naik duluan," suruh Altair yang membantu Althaf untuk menggapai tembok sekolah. "Lo gimana, Bang?"

"Gue gampang, yang penting lo naik dulu." Althaf mengangguk dan menaiki tembok itu dengan hati-hati.

"Pelan-pelan aja," kata Altair. Althaf menengok ke arah kanan, ternyata polisi sudah semakin mendekat. "Bang, ayo!" ajak Althaf memaksa Altair untuk ikut naik.

"Gak usah pentingin gue! yang penting lo gak ketangkep, cepet, Al!" Althaf terpaksa menuruti perintah abangnya itu, ia menaiki tembok belakang sekolah dengan sangat cepat.

Ia sudah turun dari tembok itu, rasanya Althaf sangat egois dan pengecut karena sudah meninggalkan Altair. "Bang, gue udah turun. Gece turun!" teriak Althaf dari balik tembok.

Altair mendengarnya, ia ingin menaiki tembok sekolah. Tetapi ia kalah cepat dengan polisi yang sudah menangkapnya lebih dulu. Wajahnya terlihat santai, tidak panik sama sekali. Begitulah Altair, solidaritasnya tinggi dan penuh tanggung jawab, ia menyelamatkan orang lain tetapi dirinya yang malah tidak terselamatkan.

"Mau ngapain kamu?! Ayo ikut kami ke kantor polisi," ucap Polisi yang langsung menarik paksa tangannya. "Bang!" teriak Althaf saat mendengar suara polisi.

Bagaimana ini? Dia harus apa? Althaf mencoba untuk menghubungi ketiga temannya digrup.

Archer (1)

Althaf: pada dimana?

Romeo: udah di kantin gue sama dua monyet

Fabian: sialan lo, Me!

Putra: yaudah gpp gue monyet, tp lo babinya ya hahahah

Althaf: brisik!

Romeo: si badan mana?

Althaf: ditangkep polisi gara2 mentingin gue

Fabian: serius?

Putra: serius (2) in

Althaf: gue serius, lo semua dikantin emg udh istirahat?

Romeo: udah, hamdalah ga ktauan wkakak

Putra: Badran gmn anjir?

Fabian: samperin ke kantor polisi

Althaf: kuy, gw tunggu ditembok belakang sekolah, gue amanin satpam dulu takutnya dia ngeliat

Romeo: siap lur
Read.

Saat ketiganya ingin menyusul Althaf, tangan Fabian sudah dicekal kuat oleh Alula. "Bang Badran, sama Bang, Al, mana?" tanyanya pada Fabian.

"Itu-" Fabian yang ingin menjawabnya pun jadi gugup dan berfikir berulang kali untuk mengatakannya. "Itu apa?" tanya Alula.

"Oh iya, lo semua tadi pada kemana pas jamkos?" tukas Aquila. Sudah tamat riwayat mereka jika ada yang menanyakan hal ini. "Paling juga tempur lagi sama geng Castor," tuduh Kayra.

"Ra, jangan nuduh dulu," sambung Sandyta. "Terus mereka kemana?" sahut Raisha. Ketiganya berdiri dengan wajah kikuk, mereka bingung harus mengatakan apa pada Alula and the genk.

ALTAIR BADRAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang