Part 03

139 28 18
                                    

Mulmed: Jaz, Berdua Bersama.

Happy Reading❤

Altair dkk tengah duduk dikursi kelasnya dengan candaan dan godaan yang mereka lontarkan untuk cewe-cewe di kelas. Altair tertawa saat ia berhasil menggoda cewe sampai pipinya merah.

Lelaki itu menyugarkan rambutnya ke belakang, semua perempuan teriak histeris saat Altair melakukan itu, dia nampak sangat tampan. Perempuan yang tidak tertarik sama sekali dengan tingkah konyolnya hanyalah Aquila, Alula, Kayra, dan Raisha.

"Ih apaan sih, cakep ngga, mirip pemulung iya," gerutu Aquila saat melihat Altair. Namun ucapannya tidak bisa terdengar oleh Altair karena kursi yang diduduki mereka jaraknya jauh. "Halah sekarang iya ngomong gitu, tapi nanti pasti ngomong 'yaampun Badran ganteng banget' mantan gue itu ganteng banget, yakin lo gak bakal naksir sama dia? gue aja yang jadi mantannya masih nyimpen rasa sama dia," ujar Sandy dengan tawanya. "Tapi boong," lanjutnya.

Sandyta Abriana Jasmeen. Seorang gadis yang mempunyai wajah imut, ia satu-satunya mantan Altair yang masih berhubungan dekat, contohnya teman dekat Altair. Namun terkadang, Altair nampak cuek jika Sandyta membahas masa lalu. Ia memang punya sedikit rasa yang belum terhapus pada Altair, tetapi ia secepatnya akan menghapusnya.

"Itu sih lo, gue nggak!"

"Siap-siap aja gue bakal bikin film, musuh tapi menikah, anjayani mantap!" goda Raisha dengan tawanya yang menular. "Ngawur lo, amit-amit!" sentak Aquila.

Raisha Adistia Rinjani. Perempuan paling bar-bar diantara ketiga temannya, ia juga mantan Altair. Raisha sangat membenci Altair karena lelaki itu telah menjatuhkannya disaat ia benar-benar mencintainya.

"Alula, sini!" panggil Kayra melambaikan tangannya. Alula yang sedang berkumpul bersama kedua abangnya itupun langsung menghampiri gengnya.

Kayra Rifa Atmadewi. Adalah gadis yang periang dan pintar, namun tidak sepintar Alula. Dia juga mantan Altair, hubungannya dengan Altair sedang renggang karena Altair memang sengaja menjauhinya, mungkin Altair berfikiran kalau Kayra masih mengharapkannya, tapi nyatanya tidak. Kalau diajak berteman baik seperti hubungan Sandyta dan Altair sih Kayra mau-mau saja. Toh, berteman dengan mantan tidak akan membuat mereka balikan.

"Pr, lo udah?" tanya Raisha. Teman-teman Aquila pun mulai berbincang-bincang. Altair sejak tadi melihat ke arah Aquila dengan sorotan mata yang nampak tidak suka. "Apa lo liat-liat?!" sentak Aquila.

"Tai lo bulat-bulat! Geer banget lo jadi orang," cetus Altair. "Gue ngeliat ke arah Alula, takut dia digigit sama lo."

"Emang gue anjing apa?"

"Nah tuh ngaku, nanti yang ada adik gue rabies, kan kasian."

Baru saja Aquila bersantai-santai, sekarang ada saja godaannya. Yang hanya bisa dilakukan oleh dirinya hanyalah mengelus dada. Tiba-tiba, sebuah ide cemerlang muncul diotaknya. Ia mengambil ponselnya di saku seragam, lalu mempotret Altair yang sedang mempelototinya.

Cekrek!

"Mampus lo dapet." Aquila tergelak puas. Seseorang yang merasa fotonya diambil segera menghampiri. "Ngapain lo? Gue tau kok gue ganteng," ucapnya pede.

"Mau gue jual ke tukang rongsokan, terus gue pajang di papan iklan, seru kali ya."

Altair terbelalak kaget. "Hapus oi!" ia berusaha untuk merebut ponsel Aquila tetapi tidak bisa. Namun akhirnya Altair berhasil menjatuhkan ponselnya hingga retak.

"Hp gue!" teriak Aquila, mengambil ponselnya yang tergeletak di lantai. "PENGEN GUE TUSUK GINJALNYA!" Aquila mengambil penggaris, tetapi Raisha menahannya.

ALTAIR BADRAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang