Part 41

78 12 2
                                    

Happy Reading❤

Yang menang adalah geng Castor. Poin mereka lebih unggul dari geng Archer. Geng Archer menerima kekalahan dengan mimik wajah masam. Tidak percaya akan hal ini. Altair maju ke tengah lapangan, dengan tertatih-tatih.

Ia merangkul kelima temannya. Dan tersenyum ke arah mereka. "Kegagalan buka berarti akhir dari semuanya, 'kan?" ujar Altair. Semuanya mengangguk mengiyakan, yang paling bisa menenangkan hanyalah Altair. Semua harapan untuk menjauhkan Alula dari Dicky pupus begitu saja, Altair takut Dicky macam-macam dengan adiknya, hanya itu yang ia takuti.

"Hoi! Jangan pada galau ngapa. Jelek lo semua galau begitu!" Altair berusaha mencairkan suasana. "Udah lah! Masih ada waktu buat ngalahin mereka, suatu saat pasti bisa! Maafin gue, karena gue kalian jadi kalah," kata Altair, merasa bersalah.

"Jangan salahin diri lo sendiri, kita aja yang kurang semangat dan sportif buat main," sahut Farhan. "Ya udah santai, semua akan indah pada waktunya. Never give up!"

"Sok inggris lo, nilai jeblok aja sok-sokan!" ledek Putra. "Yee! Gue ini lagi memberi semangat pada muda-mudi yang ikut basket, lo gak usah hancurin!" ujar Altair dilebih-lebihkan.

Saat geng Archer berkumpul untuk saling memberi semangat, Dicky bersama geng Castor menghampiri mereka dengan pandangan mengejek. Altair tersenyum tipis ke arah Dicky. Beda dengan keempat temannya dan juga beberapa anak-anak geng Archer yang melihat Dicky dengan sinis. Dicky menenggelamkan tangannya disaku celana. "Gue cuma mau minta satu permintaan." Dicky berkata lantang.

Semua orang dipinggir lapangan tidak ada yang bubar, mereka menunggu kelanjutannya. Karena ini berita penting yang harus mereka tau dan mereka dengar. "Apa?" tukas Altair, menatap Dicky dengan berani. "Lo jadian sama adik tiri gue," kata Dicky.

Aquila terkejut bukan main. Apa-apaan ini? Dicky memang manusia yang sudah kehilangan akal. Kemarin ia menjadikan Aquila taruhan, dan sekarang juga sama. Sebenarnya hal ini bagus, baik diantara keduanya akan semakin dekat dengan hubungan yang tak terduga ini. Altair bergeming, bagaimana ini? Ia tidak bisa jadian dengan orang lain sementara hatinya milik Aquila. Yah, Altair belum tau saja siapa yang dimaksud oleh Dicky.

"Si-siapa adik tiri lo?" Jujur Altair sangat gugup dan tidak tau harus mengatakan apa. Dicky melakukan ini karena ia ingin melihat Aquila menderita. Setau Dicky Altair dan Aquila saling membenci, mana sudi mereka jadian hanya karena hal ini. Dicky tidak tau saja bahwa kini mereka saling mencintai dan keputusannya malah sangat bagus untuk keduanya.

"Aquila Adya Aishwarya." Terungkap. Semua rahasia yang mereka jaga akhirnya terungkap di sini, teka-teki Altair dan Althaf sudah menemukan titik terang. Semua pandangan menyorot pada Aquila yang diam-tak bergeming sama sekali. Keempat temannya memandang Aquila tidak percaya, jadi selama ini Aquila saudara tiri Dicky dan Capella. "Ini maksudnya apa, La? Kenapa lo gak cerita sama kita?!" damprat keempat teman Aquila.

"Sorry, gue gak bermaksud buat nutupin ini semua ke kalian."

"Gue gak mau kalian tau gimana buruknya keluarga gue. Gue harap kalian ngerti maksud gue apa," kata Aquila, santai. "Gue gak ngerti maksud lo, apa maksudnya kata: gimana buruknya keluarga gue, itu apa maksudnya?" Kali ini yang bertanya adalah Altair. Altair berfikir sejenak dan ia nampak paham akan semuanya.

"Gue paham," lanjut Altair. Ia sudah berfirasat bahwa Dicky kakak tiri Aquila dari awal. "Paham apa maksud, lo?" tukas Dicky.

"Pertama, waktu Aquila asmanya kambuh, dia pakai baju olahraga dan Capella bilang kalau dia suka simpan inhalernya disaku celana, dan itu benar. Pertanyaan gue, kenapa Capella bisa tau? Itu yang buat gue curiga pertama kali."

ALTAIR BADRAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang