Happy Reading❤
Sesudah ke rumah Aquila, Altair berencana untuk mencari Aquila. Ia akan memutari kota Jakarta, lelaki itu sangat berambisi. Tidak peduli jika ia akan lelah setelah pencarian ini, yang terpenting ia bertemu dengan Aquila.
Sebelum mencari Aquila, Altair singgah sebentar di warung kecil untuk membeli minum. Altair memainkan ponsel Althaf, membuka berbagai aplikasi yang ia pakai untuk menghubungi Aquila. Tetap saja, tidak ada notifikasi dari gadis itu.
Altair semakin gundah, bagaimana caranya ia bisa menemui Aquila kalau ia saja tidak tau di mana keberadaannya? Saat ini, ia lebih memilih untuk menghilangkan rasa khawatirnya, baru ia mulai mencari Aquila. Karena, di saat seperti itu. Pasti Altair malah lebih sulit menemukannya, karena pikirannya kacau.
Altair iseng membuka chat whatsapp Althaf, ia terkejut. Ternyata banyak yang mengechatnya, tetapi tidak pernah dibalas olehnya, kecuali Raisha. "Wuidih, banyak juga yang naksir sama lo, Al. Kalau gue buat mereka baper mantep kali, ya?" kekehnya, merencanakan rencana busuk. Altair mengeluarkan ponselnya yang sudah mati. "Maaf ya, Jeff. Lo gue duain, tapi gue gak bakal lupain lo, kok." Altair mencium ponsel itu. Yah, ponselnya ia beri nama Jeff ganteng.
"Mas, Mas sakit atau butuh apa?" tanya Ibu si penjaga warung. Ibu itu curiga jika Altair ini gila. "Gak, Bu. Saya lagi minta maaf sama hape saya, dia mati bu kecebur wc. Gak kebayang, 'kan. Sakitnya gimana," keluh Altair sok sedih.
"Kubur aja, Mas hapenya kalau mati," usul Ibu penjaga warung. "Lah, iya bener juga. Makasih sarannya, Bu." Altair tersenyum ke arah Ibu penjaga warung.
Si ibu penjaga warung hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Ganteng sih, tapi sayang stres," gumamnya tak terdengar oleh Altair.
Ia membuka chat Raisha terlebih dulu, Raisha mengechat Althaf baru saja. Mungkin, gadis itu tidak tau kalau Althaf meminjamkan ponselnya pada Altair.
Raisha Adistia: makasih ya
Altair tertawa kecil, ia pun mengetikkan sesuatu.
Althaf: buat apa say?
Raisha Adistia: hah? Say?
Althaf: iya, kenapa?
Raisha Adistia: tumben banget, ada maunya pasti?
Althaf: ga dih, sotoy lu hahahah
Raisha Adistia: kok lebih stres ya ketikannya dari biasanya, lo ketularan abang lo?
"Sialan, dia pikir gue gila?" monolog Altair.
Althaf: dia ga gila
Raisha Adistia: lah tumben ngebela
Althaf: hehe
Raisha Adistia: apaansi gaje
Althaf: gue kangen, Ra
Raisha Adistia: ko kangen? Tumben deh, kenapa sih lo? Bius lo abis?
Althaf: kok gitu?
Raisha Adistia: lo lupa kalau tadi habis anterin gue balik?
Althaf: emang?
Raisha Adistia: iya! Dah lah, emosi gue.
Althaf: hah?
Raisha Adistia
Terakhir dilihat hari ini pukul 15.50Altair tertawa, ia berhasil mengerjai Althaf. Altair membuka chat selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR BADRAN [REVISI]
Teen FictionCerita ini adalah cerita generasi kedua dari cerita ADITYA, selamat membaca cerita ALTAIR DAN AQUILA❤❤❤ Altair Badran Dhananjaya nama yang bagus jika didengar, tapi tidak dengan sikapnya. Altair adalah seorang Playboy, pemalak, dan badboy karena suk...