Happy Reading❤
Bruk!
"Apaan, tuh?" Ketiganya menyusuri letak suara tersebut, banyak pasang mata yang melihat seorang gadis yang tersungkur akibat ulah preman yang memalakinya. "Lo mau uang? Kerja, Bang! Emangnya gue Emak lo?!" Bentakan gadis itu membuat semua warga pasar bertepuk tangan dengan riuh karena gadis itu sangat berani.
"Itu teman kalian, 'kan? Bantuin dong!" titah Nadjwa. Kedua anaknya itu hanya diam melihat Aquila sedang dihajar preman, sebentar lagi pukul enam pagi, itu artinya Altair, dan Althaf harus pulang dan segera bersiap-siap untuk sekolah agar tidak terlambat. "Ah, males, Mi. Pulang aja yuk bentar lagi kita mau berangkat sekolah," tutur Altair mendesah malas.
"Kalau kalian gak mau bantuin, Mami ngambek!" rajuk Nadjwa seperti anak kecil. Rambut Aquila dijambak oleh dua preman bertubuh besar itu, tidak ada yang berani menolong karena preman itu penguasa pasar. "Ayo, Al," ajak Altair pada Althaf.
Altair menendang punggung si preman dengan gerakan tiba-tiba dari belakang, begitu juga dengan Althaf, jambakan rambut Aquila terlepas dari tangan salah satu preman yang ditinju Altair. Altair mulai kalut didalam pukulannya, bahkan ia bisa membanting preman itu dimata orang-orang banyak. Ia terlihat seperti singa yang sedang mencabik mangsa, Nadjwa terkejut karena sebegitu menyeramkannya Altair dan Althaf dalam menyerang musuh. "Pergi lo! Dasar bangkotan gak tau diri, malak aja bisanya!" gertak Altair membuat kedua preman itu pergi.
"Perasaan kita juga malak dah," bisik Althaf. "Ya gapapa, biar gue kelihatan keren aja didepan semua orang," kekeh Altair.
"Duh abangnya kayak cogan-cogan di wattpad, yang punya geng motor!" teriak salah satu perempuan dipasar itu. "Makasih. Gue ganteng, 'kan?" tanya Altair langsung.
"Ganteng banget! Mirip Bapak gue!"
"Dih sembarangan, Bapak lo ya Bapak lo aja jangan disamain sama gue dong!" sungut Altair tidak terima.
"Halah bocah kencur gitu dipuji-puji, masih keren juga bapakmu. Ayo pergi," ajak sang ibu gadis itu lalu mereka pergi diikuti oleh warga yang lainnya. "Begitulah orang yang iri sama kegantengan gue," ujar Altair dengan pedenya.
"Najis! Ganteng-ganteng buta sama duit dua ribu!" sungut Althaf mengingat-ingat kejadian mereka tadi malam. "Gak usah diinget-inget calang! Jadi malu gue," ucapnya malu-malu.
Althaf berdecak. "Iya malu-maluin!" Althaf menghampiri Nadjwa dan Aquila disusul oleh Altair. "Ayo, Mi, pulang. Udah mau jam setengah tujuh nanti kita telat," ujar Altair.
"Ma-makasih," tutur Aquila gugup. Baru kali ini Aquila berterima kasih pada musuhnya sendiri. "Gak usah bilang makasih, gue emang pantes jadi pahlawan, gak ada rencana muji gue gitu?"
Aquila berdecih. "Ngapain? Kalau lo cuma mau dipuji berarti gak ikhlas dong? Ihhh, jadi makin ilfeel gue sama lo!" Aquila bertingkah seolah sedang jijik pada sesuatu.
"Yee, babi air!"
"Apa lo kadal jelek?!"
"Udah! Kalian ini berantem terus. Pusing nih kepala Mami!" sarkas Nadjwa kesal. "Aquila, nama kamu Aquila, 'kan?"
Aquila mengangguk. "Kita kenalan aja dulu biar tambah akrab. Kenalin, Tan. Nama aku Aquila Adya Aishwarya temennya Altair sama Althaf." Aquila mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Nadjwa.
"Nama Tante, Nadjwa. Panggil aja Tante Jua," kata Nadjwa melepaskan uluran tangannya. "Dih? Siapa lo ngaku-ngaku temen gue? Emang kita temen ya? Yeuh, ngarep lo temenan sama orang ganteng!" desis Altair pada Aquila.
"Ini cuma kalimat pemanis aja ya, lo-nya aja yang geernya kelewat pembatas jalan tol!" mata Aquila menyorot tajam ke arah Altair. "Aquila, gak usah didengerin omongan buaya, dia emang suka bikin orang emosi, nanti yang ada kamu ribut terus sama dia. Kamu ikut kita ya, biar kita yang anter kamu ke sekolah," ajak Nadjwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR BADRAN [REVISI]
Teen FictionCerita ini adalah cerita generasi kedua dari cerita ADITYA, selamat membaca cerita ALTAIR DAN AQUILA❤❤❤ Altair Badran Dhananjaya nama yang bagus jika didengar, tapi tidak dengan sikapnya. Altair adalah seorang Playboy, pemalak, dan badboy karena suk...