Mulmed: Irwansyah, Pecinta wanita. Lagunya pas banget buat cowo playboy
Happy Reading❤
"Aya, ayo kita main bola."
"Aya, bolanya ke tengah jalan."
"Biar Aya aja yang ngambil. Kalian tunggu di sini aja ya," ujar Aleysia-teman kecil mereka.
Tinnn!
"Aaaaa." Gadis kecil itu berteriak kencang saat melihat mobil yang lepas kendali menabraknya.
Bruk!
"Ayaaaa!"
Altair terbangun dari mimpinya. Lagi-lagi ia memimpikan Aleysia. Aleysia atau akrab disapa Aya itu adalah teman kecil Altair, Althaf, dan Alula. Jika kalian menanyakan dimana Aya? Aya tiba-tiba menghilang beberapa tahun lalu karena sebuah kecelakaan mobil. Kronologinya, gadis itu ingin mengambil bola yang dimainkan oleh mereka di tengah jalan. Ada mobil yang melintas dengan kencang, saat ketiga bersaudara itu ingin melihat Aya, Ibunya sudah lebih dulu membawanya pergi, sampai beberapa minggu mereka datang kerumah Aya, tetapi rumah Aya kosong, ketiganya tidak tau kabar Aya sejak itu. Altair sangat membenci seseorang yang telah menabrak Aya, karena si pelaku ia tidak bisa bertemu dengan Aya-Nya lagi.
Keringat dingin membasahi sekujur tubuh Altair. Tak di sangka air mata menetes di wajahnya, ia berusaha untuk melupakan Aya tetapi tidak bisa. Lelaki itu sangat merindukan Aya–Nya. "Gue kangen lo, Aya." Altair menyeka air matanya dengan punggung tangan.
Altair memang sering menangis jika mengingat Aya, Aya sangat berarti baginya. Mungkin ini terdengar sangat lebay, tapi begitu adanya.
Seseorang memegang bahu Altair dari belakang. "Lo, mimpi Aya lagi?" tanya Althaf adik Altair. Altair mengangguk dan memegang dadanya dengan satu tangan. Mereka tidak satu kamar, kamar Altair sedang bermasalah jadi ia harus tidur di kamar Althaf, kamar tamu tidak semewah kamar Althaf, Altair, maupun Alula. Jadi, lebih baik dia tidur dikamar Althaf, jika dikamar Alula itu sangat tidak mungkin karena Alula perempuan dan dirinya laki-laki.
"Gue pernah mimpi kalau kita harus nemuin siapa yang nabrak Aya waktu itu," ucap Althaf dengan serius. "Tapi, 'kan itu udah lama, mana mungkin kita bisa nemuin orang yang nabrak Aya? Buat ketemu Aya aja kita susah banget."
"Bisa bang, pasti bisa. Kalau kita usaha pasti kita bisa nemuin orang yang nabrak Aya, lo sayang Aya, 'kan?"
Altair mengangguk. "Sayang banget gue sama Aya, dari dulu sampai sekarang ngga ada yang namanya gue lupa sama Aya, dan ngga akan pernah bisa juga. Apa lo tau tujuan gue jadi playboy itu apa?"
Althaf menautkan alisnya. "Apa?"
"Gue pengen lupain Aya dengan banyaknya cewe-cewe yang gue miliki."
Althaf berdecak, "Sampai kapan lo bakal berkelakuan bodoh kayak gini? Ngga baik bang jadiin cewe pelampiasan."
"Sampai gue bener-bener puas dan bisa nemuin orang yang mirip kayak Aya, baik itu sifatnya maupun wajahnya."
"Susah buat lo ketemu orang yang sama persis kayak Aya. Udah lah, berhenti jadi playboy. Lo kayak gitu juga cuma nyakitin perempuan yang gak tau salahnya dimana tapi terus lo sakitin."
"Dan gue rasa Aya udah ngga ada, Bang. Sampai sekarang aja kita belum bisa temuin siapa yang nabrak Aya, apalagi Ayanya. Kemungkinan dia emang udah ngga ada. Ya lo mikir aja pake logika, beberapa tahun lamanya kita lost contact sama dia, gue ngga yakin kalau dia masih hidup, meski kita udah cari dia semampu mungkin."
Altair meremas seprei kasurnya erat-erat, menahan segala amarah yang memuncak akibat perkataan Althaf yang tidak enak di dengar. "Lo diem ya, Thaf!" Altair menunjuk Althaf dengan telunjuknya. "Tadi lo yang yakinin gue buat cari Aya bareng-bareng. Tapi kenapa malah kebalik gini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR BADRAN [REVISI]
Teen FictionCerita ini adalah cerita generasi kedua dari cerita ADITYA, selamat membaca cerita ALTAIR DAN AQUILA❤❤❤ Altair Badran Dhananjaya nama yang bagus jika didengar, tapi tidak dengan sikapnya. Altair adalah seorang Playboy, pemalak, dan badboy karena suk...