Happy Reading❤
Di balkon kamarnya, Altair duduk di bangku dengan beribu pikiran yang menyerang otaknya. Ia merasa aneh dengan perasaannya akhir-akhir ini, rasanya benar-benar tak menentu. Apakah dia jatuh cinta pada musuhnya itu? Entahlah. Pikirannya berkelana memikirkan Aquila sejak tadi.
Tak henti-hentinya Altair terus tersenyum kala membayangkan Aquila pada imajinasinya.
"Dooorr!" Althaf dan Alula datang ke balkon kamar Altair dengan mengagetkannya. "Astagfirullahaladzim, jauhkan hamba dari dua makhluk halus ini yaallah!" Altair menjabahkan tangannya seolah sedang berdoa pada tuhan.
"Heh! Gue cantik melebihi dora gini dibilang makhluk halus lagi, sembarangan!" desis Alula kesal pada Altair. "Ngapain sih lo berdua ke sini? ganggu tau gak. Pergi sana!" usir Altair.
Althaf duduk disampingnya disusul oleh Alula. "Sensi banget lo kayak Mba Iyem. Lagi ngapain sih, di sini? Oh jangan-jangan lo lagi mikirin Aquila, ya?" goda Althaf menebak-nebak.
"Denger ya, gue gak suka sama Aqua! Gak usah bikin gue tersudut," ketusnya. Althaf menepuk pundak kakak sulungnya itu. "Dengerin gue ya, Bang. Walaupun gue emang jomlo dari lahir, gue itu tau banget soal cinta. Lo kalau suka sama Aquilq kenapa gak jujur aja? Kenapa harus ditutup-tutupi?"
"Gue tau apa alasannya, pasti karena gengsi, 'kan? Yaelah, Bang. Gue tau dia musuh bubuyutan lo, tapi kalau lo diem kayak gini lo bisa nyiksa perasaan lo sendiri, gimana sih. Katanya playboy tapi ungkapin rasa ke cewe aja gak bisa!" kesal Alula.
"Bentar lagi dia juga gak bakal jadi playboy, jadi bucin pasti!" seru Althaf. "Ya bagus sih, kalau lo berhenti jadi playboy. Gue bakal berhenti jadi playgirl," kata Alula.
Altair mendengus sebal, ia tidak habis pikir dengan dua adiknya yang suka ceramah, ceramah yang melebihi emak-emak komplek yang pernah Altair dengar. "Gue gak suka sama Aqua!" tegas Altair lagi.
"La, bunuh yuk. Frustasi gue," keluh Althaf pada Alula. Alula menoyor kepala abang keduanya itu karena ucapannya ngawur. "Bang, dengerin kita ngapa. Kalau si Aquila dideketin orang gimana? Emang lo bakal biarin aja? Atau gak berjuang buat dia?" tanya Alula bertubi-tubi.
Altair berdecak. "Harus bilang berapa kali sih gue biar lo semua ngerti? Lo ngerti bahasa manusia, gak?" tukasnya pada kedua adik kembarnya. "Jangankan bahasa manusia, bahasa ikan aja gue bisa," jawab Alula dengan polosnya.
"La, gak usah gitu. Muka lo lama-lama minta digampar," sewot Altair. Althaf dan Alula terbahak melihat raut wajah Altair, keduanya ber-high five puas. "Mau lo tutup-tutupin kayak apa juga kita tau lo suka sama Aquila. Inget pesan gue, jangan pernah tertutup soal perasaan. Kebanyakan orang tersiksa sama perasaannya sendiri karena dia gak berani ungkapin dan hanya bisa mencintai dalam diam," jelas Althaf.
"Lo pacaran selama ini pernah diselingkuhin gak sih?" tanya Alula kesal. "Diselingkuhin itu rasanya kayak cinta dalam diam terus ngeliat dia bahagia sama yang lain, sakit banget asli," ujar Alula mendramatis.
"Iya deh, yang sering diselingkuhin mah paham," pasrah Altair. "Sialan!"
"Bukan diselingkuhin kalau Alula, tapi nyelingkuhin. Dia, 'kan sama kayak lo," kekeh Althaf. "Gue gak pernah selingkuh. Prinsip gue sama Alula tuh ini, kalau bosen yang tinggalin jangan diselingkuhin. Kalau udah putus baru cari yang lain, iya gak, La?" Altair meminta persetujuan dengan Alula.
"Iya, dong!" seru Alula. "Terus lo berdua kenapa sering godain lawan jenis padahal udah punya pasangan masing-masing?" tanya Althaf.
"Ya elah, godain doang. Lagian kita gak beneran suka, godain bukan berarti ingin memiliki," kata Altair. "Iyain," jawab Althaf pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR BADRAN [REVISI]
Teen FictionCerita ini adalah cerita generasi kedua dari cerita ADITYA, selamat membaca cerita ALTAIR DAN AQUILA❤❤❤ Altair Badran Dhananjaya nama yang bagus jika didengar, tapi tidak dengan sikapnya. Altair adalah seorang Playboy, pemalak, dan badboy karena suk...