Mulmed: kamu dan kenangan, maudy ayunda.
Happy Reading❤
Altair mengepalkan tangannya, mencabut pisau yang masih tertancap di bagian dada Adit. Lalu mencengkramnya erat, Altair berdiri. Matanya berkilat marah, giginya bergemeletuk, dan urat di lehernya terlihat ingin keluar, ia terlihat sangat marah.
Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Dito, Ifan, juga Dicky. Ketiga orang itu hanya tertawa melihat Altair yang sudah kepalang emosi. "Jangan dibunuh," ucap Nadjwa terdengar samar di telinga Altair. Isakan tangis Nadjwa semakin menjadi, membuat lelaki itu tidak tega melihat Maminya sampai seretak itu. Altair membuang pisaunya, lalu maju beberapa langkah ke arah ketiganya. "PUAS KALIAN? PUAS?!" gertak Altair, masih mengepal tangannya.
"PENGECUT! BANCI! KALAU BUKAN KARENA MAMI, GUE PASTIIN KALIAN MATI DI TANGAN GUE SENDIRI. BAHKAN LEBIH DARI PAPA!" ancam Altair. "Utututu, marah ya?" kekeh Dicky.
Althaf bangun, lalu memukul rahang tegas Dicky. "SETAN! MATI LO!" Althaf semakin membabi buta memukuli Dicky, Dito melerainya bersama Ifan, membuat keduanya terkena imbas. Altair maju, ia sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Tubuhnya terasa seperti mendidih di atas air panas. Altair menghabisi ketiganya bersama Althaf, tetapi keributan itu berhenti saat polisi datang. "BERHENTI!" lerai polisi itu.
"Kalian kami tahan atas tuduhan pembunuhan!" tegasnya. "Ayo ikut kami ke kantor polisi!" Pak Polisi membawa ketiganya ke kantor polisi untuk menanggung jawabkan semua perbuatan mereka.
Nadjwa menempelkan tangannya pafa bagian dada dan perut Adit, kedua telapak tangannya bersimbah darah. Ia menempelkan darah Adit tepat di wajahnya. "Kamu emang udah pergi, tapi hati aku tetap stay buat kamu." Nadjwa tersenyum, butiran kristal itu keluar dari mata Nadjwa, secepat mungkin ia menghapusnya. "Dit, kenapa sih kamu pergi tinggalin aku? Kenapa?!" teriakan itu kembali terkuak.
Alula mengelus punggung Nadjwa, untuk menyalurkan kesabaran. "Ikhlasin, Mi," lirih Alula. Altair dan Althaf menghampiri jasad Adit, Altair memegang dada Adit yang sudah tak berdetak lagi. "Papa, Papa harus tau. Altair udah maafin Papa, maaf karena selama ini Altair selalu ngebantah perintah Papa. Kalau papa bisa hidup lagi karena donoran jantung, Altair pasti bisa donorin buat papa. Biar Altair aja yang pergi, jangan papa." Pahit memang menerima kenyataan ini, ditinggal oleh orang yang kita sayang itu rasanya sangat sakit.
"Badran," panggil Aquila. Gadis itu menghampiri Altair, dan merengkuh Altair. "Maaf, karena keluarga gue pertarungan ini terjadi. Gue minta maaf atas kesalahan Dicky dan Papa gue," rintihnya.
"Lo gak salah, La. Gue berterima kasih banyak sama lo, karena lo udah bantuin gue tadi."
Keduanya melepaskan rengkuhan, menghapus air mata mereka, lalu saling memberi suport. "Jangan sedih, lo masih punya gue." Aquila tersenyum manis. "Makasih, La. Makasih banyak."
"Sebaiknya, Adit kita bawa ke rumah. Untuk segera diurus pemakamannya," ujar Abi. "Enggak." Nadjwa menggeleng, ia tidak bisa melakukan itu.
"Ju, Adit udah gak ada. Ikhlasin, lo jangan kayak gini, ayo kita urus pemakamannya." Abi mengangkat tubuh Nadjwa pelan-pelan, tapi Nadjwa memberontak. "Biarin dia di sini dulu, Bang! Jua gak mau liat dia ditimbun sama tanah," lirih Nadjwa.
"Jua, please," mohon Abi. "Enggak!" Nadjwa terus memberontak, Arkhan, Altair dan teman-temannya membawa Adit ke dalam ambulance. Nadjwa tidak lagi memberontak, ia diam seolah mati rasa.
"Dia jahat." Perkataan itu keluar halus dari mulutnya. "Abang, kenapa dia tinggalin Jua? Dia janji gak akan tinggalin Jua. Tapi kenapa?" Nadjwa terduduk lemas di bawah aspal.
"Jua gak bisa terima ini, perih banget rasanya, Bang." Lalu ia menangis, meratapi darah Adit yang masih tersisa di jalanan. Semuanya sudah pergi meninggalkan Nadjwa dan Abi. Pertempuran dihentikan, Alerga dan Archer kalah melawan musuh-musuhnya. Adit meninggal pada pertempuran ini, benar-benar kejadian yang tak terduga. "Dia baik, kenapa tuhan ambil dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAIR BADRAN [REVISI]
Fiksi RemajaCerita ini adalah cerita generasi kedua dari cerita ADITYA, selamat membaca cerita ALTAIR DAN AQUILA❤❤❤ Altair Badran Dhananjaya nama yang bagus jika didengar, tapi tidak dengan sikapnya. Altair adalah seorang Playboy, pemalak, dan badboy karena suk...