Part 47

1K 50 0
                                    

"Iyaa, dia memang lucu. Kita tinggal tunggu aja kelucuan dari cucu kita," ucap Papa melirik pada Arsen dan Yura.

"Eh, Pa," ucap Yura kaget.

"Kenapa sih, Nak? Bener kok kata mertua kamu, kenapa?" tanya Daddy.

"Daddy gimana sih, 'kan Yura masih pelajar. Gak mungkinlah hamil SMA, Dad," jawab Yura.

"Jadi, kalau udah tamat SMA bisa dong 'kan?" goda Arsen membuat pipi Yura merah marina menahan malu.

"Abang, apa coba?" protes Yura mencubit kecil lengan Arsen.

"Gak enggak, Aku bercanda aja," ucap Arsen.

"Hmm.. Dad, Pa, Mommy dan Mama dimana?" tanya Yura.

"Mereka ada di ruang tamu," jawab Papa Gavin.

"Hmm.. Yura pamit ke ruang tamu, ya," ucap Yura berlalu pergi meninggalkan kamar Daddy.

Arsen Pov 

Yura berjalan menuju ruang tamu, tangannya langsung ku tahan seraya berkata "Ra, aku mau ngomong sama kamu. Bisa ke kamar sebentar?" 

"Kenapa, Bang?" tanya Yura.

"Ayo!" ucap ku berjalan menuju kamar.

"Ra, Aku mau nanya sesuatu," ujar ku.

"Tanya apa, Bang?" 

"Kamu ada hubungan dengan Roy?" tanya ku.

"Roy? Ketua kelas ku?" tanya Yura yang tampak bingung.

"Iya," jawabku.

"Gak ada hubungan apa-apa kok, ada apa, Bang?" tanya Yura.

"Ya... gapapa sih, Aku gak suka aja kalau kamu terlalu dekat dengan cowok itu," ucap ku.

"Ka-Kamu cemburu, ya, Bang?" tanya Yura.

"Apaan sih, Ra," jawab ku mengelak.

"Di jawab atuh, Bang, 'kan aku nanya," ucap Yura. 

"Gak penting!" ucap ku yang masih malu dengan perasaanku saat ini pada Yura.

"Gak usah gengsi gitulah, Bang, lagian 'kan kita suami istri kalau ada rasa cemburu, ya gapapa kalik," ujar Yura.

"Hmm.. Emang kamu pernah cemburu sama aku?" tanya ku.

"Ya pernahlah, jujur aku pernah cemburu sama kamu pas Natasya keseringan sama kamu. Aapalagi pas ada Mamanya, kesel banget aku tuh, Bang," jawab Yura.

"Kenapa kamu bisa cemburu? Kamu udah cinta sama aku?" tanya ku kembali.

"Ya, Bang, udah 3 bulan lebih pernikahan kita. Gak mungkinlah kalau aku gak cinta sama kamu," jawab Yura.

"Secepat itu?" tanya ku tidak percaya.

"Sejak kita menikah, Aku udah belajar untuk mencintai kamu, belajar mencintai kalau udah 3 bulan gak mungkinlah kalau belum cinta," jawab Yura.

"Hmm," dehem ku yang tak tau harus menjawab apa pada Yura.

"Apa kamu belum cinta sama aku, Bang?" tanya Yura yang tak ku respon karena sejujurnya aku udah cinta dengan Yura.

"Hmm.. gapapa sih, kalau memang abang belum cinta sama aku. Aku akan buat Abang jatuh cinta sama aku," ucap Yura.

"Ra, kamu beneran gak ada hubungan dengan Roy 'kan?" tanya ku mengalihkan pembicaraan Yura.

"Abang, suami aku yang tampan gak ada duanya, cemburuan banget sih sama istrinya. Tenang aja, aku gak ada hubungan sama sekali dengan Roy kok," ucap Yura yang membuatku menahan senyum.

Aku mengulum senyum ku agar tak terlihat oleh Yura, "Bagus deh kalau gak ada hubungan apa-apa," ucap ku.

"Kamu gak tanya ke aku perasaan aku kalau Natasya hubungi kamu, Bang?" tanya Yura padaku.

"Tanpa di tanya pun aku udah tau jawaban kamu," jawab ku.

"Apa coba?" tanya Yura.

"Kamu itu 100% cemburu sama aku, kamu gak bisa ngelak lagi," jawab ku.

"Nah, tuh tau. Trus kenapa selalu respon Natasya sih, Bang?" tanya Yura.

"Kamu tau gak sih, Bang, rasanya tuh nyesek gitu lihat orang yang di sayangi malah pergi dengan cewek lain malah sampai gandengan. Sedekat apapun dulu aku dengan sahabat cowok aku belum pernah ngerasain cemburu kayak gini, Bang, malah sempat juga aku merasa gak kuat lagi pas awal-awal pernikahan kita kamunya malah sering keluar dengan Natasya, kecewa aku saat itu, Bang," lanjut ucapan Yura.

"Hey hey, stop. Kamu mau sampai kapan ngoceh mulu?" tanya ku membuat Yura mencurutkan bibirnya.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang