Part 71

881 34 2
                                    

Arsen yang mencari ke seluruh tempat tidak menemukan keberadaan Yura, ia pun langsung menuju ke kamarnya. Ternyata Yura berada di kasur dalam posisi tengkurap dan ntah kenapa Arsen merasa Yura tidak baik-baik saja.

"Ra, Kamu kenapa?" tanya Arsen yang duduk di tepi kasusnya menatap pada Yura yang tidak merespon Arsen.

Arsen pergi ke kamar mandi meninggalkan Yura yang masih tetap dengan posisinya. Ya, ia sedang berpura-pura tidur.

#Tok..Tok..Tok..

Yura mendengar ketukan pintu dari arah luar, 'Abang masih di kamar mandi mungkin tidak mendengar suara ketukan pintu' gumam Yura.

Yura mengelap air matanya, ia berusaha mengembalikan wajahnya seceria mungkin. Ia berjalan membuka pintu, ternyata Mbak Mila yang mengetuk. Yura pun bertanya pada Mila, "Ada apa, Mbak?"

"Non, diluar ada orang tua dari Den Arsen," jawab Mila. 

Yura pun langsung berjalan menuju ruang tamu. Ternyata benar, ada kedua orang tua Arsen dan tak lupa Aziel yang selalu ikut kemanapun orang tuanya pergi.

"Ma, Pa," sapa Yura menyalimi kedua mertuanya.

"Ya, Nak. Gimana kabar kamu?" tanya Mama menatap mata sembab Yura.

"Kabar Yura baik, Ma. Oiya, Abang di kamar mandi, Ma. Mungkin bentar lagi juga kesini," ucap Yura.

Yura beralih menatap Aziel yang sedari tadi menatapnya, "Hai, Ziel. Kamu apa kabar?" tanya Yura yang langsung menarik Aziel dalam pelukannya.

"Ziel baik-baik aja, Kak. Kakak gimana?" tanya Aziel dengan tatapan yang membuat Yura gemas.

"Ehm... Pa, Ma," dehem Arsen yang langsung menyalimi kedua orang tuanya.

"Kenapa Papa dan Mama kesini?" tanya Arsen to the point. Sedangkan Yura langsung pergi ke dapur membuatkan minuman untuk kedua mertuanya dan juga suaminya. Tapi, walaupun Yura hanya pergi ke dapur Aziel selalu saja mengikutinya. Akhirnya saat membawa minuman dan cemilan ke ruang tamu, dibantu oleh Mbak Mila karena Aziel minta digendong oleh Yura.

"Papa dan Mama mau nginap di sini, bukan ada masalah sih. Tapi ini permintaan adik kamu, katanya dia kangen sama Yura," ucap Papa.

"Ziel gak kangen sama Abang?" tanya Arsen yang mengalihkan pandangannya kepada Aziel.

"Enggak, Ziel cuma kangen sama Kakak Yula!" seru Aziel dengan nada mengejek.

Setelah mereka menghabiskan waktu sorenya dengan mengobrol santai. Malam harinya mereka kedatangan tamu tak diundang.

"Kamu siapa?" tanya Mama pada gadis cantik didepannya.

"Tante siapanya Arsen, ya? Kok bisa masuk ke dalam rumah Arsen? atau pembantu baru di rumah Arsen?" tanya Mira bertubi-tubi. 

Ya, tamu yang tak diundang itu adalah Miralia. Ia gadis cantik yang masih saja terus mengejar Arsen dan termasuk golongan gadis minus akhlak.

"Kamu siapa? Asal kamu tau, saya ini adalah Mamanya Arsen. Jadi sesuka saya lah mau masuk atau keluar dari rumah ini!" seru Mama Siska dengan perasaan kesal pada gadis yang saat ini berhadapan dengannya. 

"E-emm.. Maaf, Ma. Perkenalkan saya adalah calon menantu Mama," tutur Mira dengan lembut dan sopan, sangat berbeda saat tadi ia pertama bertemu dengan Mama Siska.

"What?! Calon menantu?" protes mama Siska.

"Hey," Mama Siska menjentikkan jari-jarinya tepat didepan wajah Tiara. 

"Asal kamu tau, ya. Arsen anak saya sudah menikah, Kamu itu cantik tapi kok malah jadi pelakor. Gak mungkin dong kalau alasan kamu gak tau siapa istri Arsen. Anak saya itu udah lama menikah, jadi siapapun udah pernah melihat dan bertemu dengan istrinya Arsen. Paham?" imbuh mama Siska menjelaskan dengan tatapan tajam yang menakutkan.

"Ma," panggil Yura membuat mama Siska menoleh kebelakang.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang