Part 90

953 31 0
                                    

"Abang!" panggil Aziel menghampiri Arsen yang masih kebingungan.

"Ziel, kok kamu disini?" tanya Arsen.

"Kak Yura mana?" tanya Aziel tanpa menghiraukan yang ditanyakan oleh Arsen.

Arsen menggeserkan badannya menampilkan sosok Yura yang lebih berisi dari akhir pertemuan Aziel dengan Yura. 

Aziel memeluk Yura menumpahkan kerinduannya pada Kakak tersayangnya itu.

"Hai, Ziel. Mama dan Papa mana?" tanya Yura.

Aziel pun menarik Arsen dan Yura untuk menghampiri kedua orang tuanya.

Betapa terkejutnya Arsen melihat banyak barang yang Mama bawa. Ia mengeluarkan barang itu satu persatu dan semua hanya kebutuhan Yura saat hamil.

"Ma, banyak banget. Ini semua buat apa?" protes Arsen dengan lembut pada Mama Siska.

"Yaa... buat calon cucu mama dong!" ucap Mama Siska seadanya.

"Eh, kalian dari mana keluar jam segini? Jangan keseringan bawa Yura pergi-pergi!" tanya Mama sekaligus memberikan peringatan pada Arsen.

"Itu tadi Yura pengen alpukat, Ma. Jadi kami pergi beli alpukat dulu," jawab Arsen.

Mama mengambil ponselnya, ia langsung menelpon seseorang di seberang sana.

Papa dan Mama berjalan menuju ke arah Yura. Kedua orang tua itu pun tersenyum menatap menantu mereka yang kini tengah mengandung calon cucu yang mereka dambakan sejak lama.

Mama Siska memeluk Yura, erat sangat erat. Sedangkan Papa, ia langsung menyuruh Arsen membereskan semua barang yang dibawa oleh Mama.

Setelah melepas kerinduan, mereka berbincang ringan. Sesekali tertawa hingga membuat Aziel bosan. Ia lebih memilih memainkan game kesukaannya. 

"Arsen, jangan lupa buatin susu untuk Yura. Itu tuh tadi susunya udah mama beliin, jangan kamu minum! Itu susu ibu hamil," ucap Mama kesekian kalinya.

Sejak tadi di sela-sela perbincangan mereka Mama selalu mengucapkan kalimat itu. Membuat Arsen terngiang-ngiang.

"Iya Mama ku sayang," ucap Arsen yang diangguki oleh Mama Siska.

Papa dan Yura yang melihat hal tersebut pun tertawa.


Ting.. Tong...

Arsen berjalan menuju pintu melihat siapa yang datang, tampak satpam rumahnya bersama dengan laki-laki yang menggunakan kemeja kerja dan juga tampak tulisan tertera pada kemeja tersebut, ternyata ia adalah kurir toko buah.

"Ada apa, ya, Mas?" tanya Arsen pada kurir tersebut.

"Atas nama bu Siska, tadi Ibu memesan alpukat. Ini alpukatnya dan sudah dibayar lewat transfer, terima kasih orderannya." Laki-laki itu mengatakan serta menyerahkan keranjang berukuran sedang pada Arsen.

Satpam rumah Arsen mengantar kurir itu dan kembali berjaga di depan rumah Arsen bersama rekan lainnya.

Arsen mengintip sekilas, ia hanya melihat keranjang itu penuh dengan buah Alpukat. Arsen masuk dan bertanya pada Mama, jawaban Mama selalu sama itu untuk calon cucunya. Tampaknya Mama Arsen sangat sayang kepada calon cucunya itu.

Tak lama berbincang, Mama Siska terpikirkan suatu hal.

"Pa, besok 'kan libur. Kita nginap di sini, ya. Aku mau menghabiskan waktu dengan calon cucu kita," ujar Mama Siska.

"Engga bisa, Ma. Besok malah Papa harus keluar kota." 

Mama Siska merengut mendengar ucapan Papa Gavin. Mama hanya menghela napasnya dan kembali berbincang seperti semula menghabiskan waktu bersama anak, menantu, serta calon cucunya.


21.27 WIB

Setelah kepulangan orang tua Arsen, kini Arsen dan Yura berada di kamar. Arsen sedang fokus dengan pekerjaannya, sementara Yura menonton film Ftv sambil memakan buah alpukat.

Anehnya, jika dulu Yura merasa mual, kali ini ia sangat menikmati buah tersebut.

"Oiya, Aurel!" teriak Yura langsung mematikan film yang ia tonton sejak tadi. 

Yura langsung menghubungkan telpon pada Aurel dan langsung terhubung.

Yura memberi tau kehamilannya pada Aurel dan betapa senangnya Aurel mendengar kabar itu. Ia pun merengek pada Suaminya untuk pulang ke Indonesia. Entahlah Aurel boleh atau tidak untuk pulang ke Indonesia.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang