Part 85

936 34 0
                                    

Minggu pagi, Yura dan Arsen tak lupa pula para sahabat mereka sedang berkumpul di cafe untuk menikmati hari bersamanya mereka, bisa dibilang untuk bersantai di hari libur.

Yura dan Zanna hanya menatap Aurel yang romantis dengan Ray, suaminya.

Sementara Arsen dan Toni masih saja menatap layar laptop. Mereka sedang ada pekerjaan dadakan dari perusahaan.

Ya, sejak sebulan yang lalu Toni memutuskan menjadi tangan kanan atau asisten pribadi dari Arsen. Karena seperti yang orang tua Toni katakan, Toni tidak akan boleh memegang perusahaan sebelum ia menikah.

Omar selalu menatap Zanna yang berbincang dengan Yura. Tapi mata Zanna dan Yura memandang pada kedua pengantin baru yang bermesraan didepan mereka. 'Apakah Zanna dan Yura bicarain pengantin baru?' batin Omar bertanya-tanya.

"Woy, kita kesini mau ngapain dah?" tanya Omar bingung menatap sekitarnya.

Omar yang tak mendapat respon hanya diam saja melirik pada Zanna. Omar berdiri dan mendekati Zanna, ia menatap kedua bola mata Zanna dan berusaha mengutarakan rasa yang selama ini ia pendam pada Zanna.

"Zan, kamu sadar gak selama ini aku punya rasa ke kamu? Zan, a-aku suka sama kamu," tutur Omar yang membuat Toni langsung menoleh dan menatapnya tajam.

'Kenapa gue kesal saat Omar bilang gitu ke Zanna?' gumam Toni yang merasa bingung pada dirinya sendiri.

"Zan, kamu mau gak kalau aku lamar kamu? Besok! Di rumah kamu," ucap Omar dengan sungguh-sungguh.

Zanna menatap tak percaya, ia tak tau harus bagaimana. Karena saat ini ia tak bisa langsung menerima ajakan lamaran dari Omar karena Zanna sendiri pun sejak dulu menyimpan rasa untuk seseorang.

Toni mendekat ke arah Omar dan Zanna. Toni langsung duduk disamping Zanna, membuat Zanna kaget sekaligus deg-deg tak menentu.

Yura yang merasa suasana menjadi panas, ia pindah tempat di samping suaminya.

"Kenapa, Sayang?" tanya Arsen. Yura hanya melirik pada Zanna membuat Arsen paham. Arsen pun tersenyum menatap Yura.

"Abang, masih lama kerjanya? Gak bisa di rumah aja kerjakannya?" tanya Yura.

"Nyonya Arsen ngambek tuh," celetuk Toni yang mendengar pembicaraan Arsen dan Yura.

"Iyaa, ini Abang matikan laptop dulu," ucap Arsen pada Yura.

Sambil menunggu Arsen mematikan laptopnya, Yura hanya memperhatikan Zanna yang salting. 'Apakah Zanna mempunyai rasa untuk salah satu sahabatnya Abang, ya?' batin Yura.

Sementara pengantin baru, hanya mengobrol santai tanpa memperdulikan teman-temannya yang ribut. Mereka berdua sibuk bermesraan.

"Rel, kalian jadi keluar negeri? Tega kamu, Rel. Masa ninggalin aku sendiri," ujar Yura.

"Emm, engga sendiri dong, Ra. Tuh ada suami kamu tuh ada Zanna. Masa sendiri?" Yura hanya membuang napasnya kasar mendengar ucapan Aurel seakan-akan dia akan pergi jauh dan tak akan kembali serta ia akan melupakan Yura juga Zanna dan menetap di negara itu selama-lamanya.

"Sayang, kamu mau pesan apa?" tanya Arsen yang sudah menutup pekerjaannya demi sang istri agar tidak ngambek.

"Apa aja, tapi kamu yang pesanin. Aku males, Bang!" tutur Yura.

"Ya, baiklah."

Arsen pergi memesan makanan untuk dirinya dan juga istrinya. Lalu ia kembali setelah memesan makanan itu.

"Kapan kalian akan pergi?" tanya Arsen pada Ray.

"Dua hari lagi," jawab Ray.

"Lah, woi. Bukannya seminggu lagi?" tanya Toni yang kaget dengan jawaban Ray.

"Ya, tapi gue harus urus pendaftaran segala macamnya disana."

Omar yang sejak tadi kesal karena Toni akhirnya dia diam seribu bahasa membuat Toni tersenyum sinis.

Sementara Zanna hanya bingung dengan situasi saat ini. Ntah ia harus baper atau malah kesal atau malah senang. Dia sendiri pun tidak tau.

_____________________

Zanna cocok dengan Toni atau Omar nih?
Hayo, sama siapa ya?
_______________________

Jangan lupa vote dan komen.

Tungguin kelanjutannya, ya.

Salam hangat,

Evi Eka Azhari

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang