Part 56

1K 39 6
                                    

"APA?!? LO BEL---" Belum selesai Toni mengucapkan apa yang ia ingin katakan namun mulutnya di tutup oleh Arsen.

"Bisa gak ngomongnya tuh pelan, gak usah sekencang itu lagian gue gak jauh-jauh amat," ucap Arsen.

"Lo selama ini udah 3 bulan lebih pernikahan lo belum ada uwu-uwu? Parah lo!" ucap Toni.

"Pikiran lo mesum!" dengus Omar.

"Bukan gitu, Bro, ini sobat kita masa dia mengacuhkan istrinya yang cantik jelita, mendingan untuk aku," ucap Toni yang langsung mendapat tonyoran dari Arsen karena ucapannya membuat Arsen geram.

"Ah, gak asik!" ucap Arsen berlalu pergi meninggalkan teman-temannya itu.

"Kita mesti buat rencana," ucap lirih Ray setelah kepergian Arsen.

"Apaan?!" tanya Toni yang tidak sabaran.

"Sini gue bisikin," ucap Ray yang mulai mendekat pada Toni dan Omar.

"Woah, setuju gue!" ujar Toni dengan semangat.

"Tapi maaf nih, aku kurang setuju dengan rencana kalian," ucap Omar yang tak membuat rencana Toni dan Ray dibatalkan oleh mereka. Mereka tetap akan menjalankannya.

16.10 WIB

Acara perpisahan tampak selesai, Yura dan Arsen kembali pulang ke rumahnya.

"Kamu gak ada niatan mau pindah rumah, Ra?" tanya Arsen saat mereka sampai di kamar.

"Enggak deh, Bang, ntar kalau Abang pergi aku sendiri di rumah? Gak deh," jawab Yura.

"Tapi, Ra... Daddy dan Papa udah memberikan rumah pada kita, nih kuncinya," ujar Arsen menunjukkan kunci yang di berikan oleh Papa Gavin tempo hari.

"Hmm.. Kita akan pindah, tapi kalau Abang mau pergi antarkan aku dulu untuk ke rumah Mama atau ke rumah Mommy, gimana?" tanya Yura.

"Oke setuju, besok kita mulai pindah. Lagian mana tega aku ninggalin kamu di rumah sendirian," ucap Arsen.

"Besok? Gak terlalu cepat?" tanya Yura kaget.

"Kenapa? Di sana udah di bersihkan dan di rapikan segala macamnya, Ra. Kita tinggal pindahin barang aja," jawab Arsen.

Dua hari pun berlalu, saat ini Arsen dan Yura udah tinggal di rumah barunya dan sedang mempersiapkan acara syukuran atas rumah baru mereka.

"Gue bantuin yak," ucap Toni yang sejak pagi udah datang ke rumah Arsen.

"Bantu apa? Makan?" sindir Ray.

"Kalian bisa diam gak sih? Debat mulu gak kelar-kelar!" cetus Arsen yang mulai risih akan keributan yang teman-temannya lakukan sejak pagi.

"Sekarang kita lakuin?" tanya Toni pada Ray dengan berbisik.

"Lo yakin siang bolong gini?" tanya Ray yang kurang yakin dengan ide yang Toni berikan.

Ya, Toni memang tidak sabaran untuk menjalankan rencana yang berbau mesum seperti itu, dia lah jagonya.

"Tau nih, jelas lagi pada sibuk semua malah mikirin rencananya yang gak jelas, bayangkan kalau Arsen sampai gak bisa ikut acara, kalian mau di bunuh secara tidak hormat?" ujar Omar.

19.30 WIB

Saat ini udah selesai dengan segala acara untuk syukuran rumah baru Arsen dengan Yura. Arsen tampak masih mengobrol dengan para tamu undangan, sementara Yura sudah di kamar sedari tadi mengobrol dengan sahabatnya.

"Sekarang kita laksanakan, buruan woi!" ucap Ray pada Toni.

"Siap" ucap Toni berlalu pergi meninggalkan ruang tamu.

"Kak Toni, ngapain di sini?" tanya Zanna membuat Toni kaget.

"Zanna, kami perlu bantuan kamu," ucap Toni.

"Apaan?" tanya Zanna.

"Kamu dan Aurel harus tetap suruh Yura stay di kamar, sedangkan aku dan lainnya jalankan rencana untuk Arsen," jawab Toni.

"Yura lagi di kamar tuh sama Aurel, aku kesini mau ambil minuman. Eh, tapi rencana apaan, Kak?" tanya Zanna kepo.

"Sini aku bisikin," ucap Toni membuat Zanna mendekat padanya.

"Kakak yakin?" tanya Zanna.

"1000% aku yakin," ucap Toni dengan semangatnya.

"Oke, aku akan stay menjaga Nibel di kamar," ucap Zanna berlalu pergi meninggalkan Toni yang membuat sesuatu.

Tak lama kemudian, Toni membawa nampan berisi 4 gelas minuman yang pertama ia berikan pada Arsen.

"Wah, peka juga lo kalau gue haus, hehe. Makasih ya," ucap Arsen pada Toni yang di balas dengan senyuman oleh Toni.

Beberapa menit kemudian, Arsen mulai gerah dan berdiri namun terlihat sempoyongan.

"Lo mau kemana, Bro?" tanya Omar.

"Kamar," ucap Arsen membuat Toni tersenyum karena rencananya berhasil.

Ramuan-ramuan dengan serbuk istimewa berhasil membuat Arsen menuju ke kamar.

"Kok belum di habiskan yak," ucap Toni melihat gelas Arsen yang masih berisi minumannya. 

Omar yang mendengar ucapan Toni ia pun paham minuman yang dicampurkan oleh Toni adalah bagian dari rencana Toni dan Ray.

Toni pun sesegera mungkin langsung memberi kabar pada Zanna kalau dia dan Aurel harus keluar dari kamar Yura.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang