"Aelah, masih diperpanjang juga!" ucap Toni menepuk jidatnya sendiri.
"Hmm.. nanya aja gak boleh," ucap Aurel memutar bola matanya malas.
"Lupakan aja deh!" ucap Yura berlalu pergi ke dapur.
"Eh Nibel, tungguin!" ucap Zanna yang mengejar Yura.
"Zanna, kamu tau. Aku sedih... sangat sedih!" ucap Yura saat di dapur dengan Zanna.
"Aku juga gak tau lagi harus gimana, yang aku tau kamu pasti kuat. Sabar ya," ucap Zanna memeluk Yura.
"Aku takut. Takut kalau yang di ucapkan Aurel akan terjadi," ucap Yura menunduk.
"Do'a kan aja semoga tuhan memberikan anugerah di waktu yang tepat."
Arsen Pov
"Apa yang aku lakukan, hmm... aku membuat Yura bersedih," gumam Arsen di balik dinding dapur.
"Abang!" panggil Yura membuatku kaget karena ketauan mendengar obrolannya dengan Zanna.
"Ya, kenapa?" tanya Arsen.
"Abang ngapain?" tanya Yura.
"Tadi, cu-cuma mau ke dapur," jawab Arsen memandang Yura dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
"Ekhm! Masih ada orang lho di sini," sindir halus Zanna dengan nada yang masih bercanda.
"Tak masalah, jangan menatapku seperti itu. Aku pergi ke depan, ya," lanjut Zanna meninggalkan Yura dan Arsen.
"Teman kamu itu kenapa?" tanya Arsen.
"Aku pun gak tau, Bang, mungkin dia sedang salah tingkah kalau ada Abang. Haha," Yura malah bercanda menanggapi Arsen yang saat ini dalam mode serius.
"Kamu ini, selalu aja," Arsen mengusap lembut kepala Yura yang masih terlapisi oleh hijabnya.
○O○
Malam hari pun tiba, saat ini Yura sedang sibuk memasak di dapur untuk makan malam bersama dengan Arsen, suaminya.
Begitulah mereka, tidak suka jika dibantu oleh asisten rumah tangga. Yura meminta pada Arsen untuk tidak memakai jasa asisten rumah tangga. Yura bisa menghandle semua.
Arsen tampak masuk ke rumah. Ya, dia baru saja menunaikan ibadah sholat maghrib di masjid.
'Kemana Yura? Tumben sepi,' gumam Arsen sambil mengedarkan pandangannya.
"Sepertinya Yura sedang masak," Arsen berjalan menuju dapur menghampiri sang istri yang masih berkutik dengan segala macam alat senjata dapur. Arsen memeluk Yura dari belakang.
"Astaghfirullah, Abang! Buat kaget aja," dumel Yura sambil melirik pada Arsen.
"Hehe, maaf. Kamu sih terlalu fokus masaknya," Arsen tampak menyayangi Yura. Namun, dia belum mengungkapkan sama sekali isi hatinya pada Yura.
Beberapa menit kemudian, tampak senyum kecil dari Yura, "Dah nih, selesai. Yuk! Kita makan, Bang," ujar Yura yang masih saja dalam dekapan Arsen.
Arsen melepaskan pelukannya, ia membantu Yura membawa makanannya menuju meja makan. Mereka pun makan malam dengan romantis dan penuh kehangatan.
○O○
Hari-hari pun berlalu seperti biasanya yang sibuk dengan urusan masing-masing, Arsen dan Yura sedang bersama menonton. Ah, tidak! Lebih tepatnya Arsen menemani Yura yang sedang menonton, sedangkan Arsen tengah chattingan dengan temannya.
#Tring... Tring...
Yura kaget yang tiba-tiba ponselnya berdering. Yura langsung mengambilnya, ia pun segera mengangkat telpon.
" ..... "
"Seriusan? Gimana ceritanya?" Yura tampak kaget hingga membuat Arsen menoleh dengan penuh pertanyaan yang ada di pikirannya.
" ..... "
"Iyaa, oke. Aku kesana sekarang!"
" ..... "
Yura mematikan telponnya, ia tau sejak tadi Arsen memandangnya. Arsen yang ingin mengeluarkan serentetan pertanyaan ia urungkan karena Yura yang langsung bercerita, seakan tau apa yang akan Arsen tanyakan.
"Abang, tadi Aurel telpon. Kata Aurel, Zanna sekarang ada di rumah sakit. Abang anterin aku, ya," Yura menghadap pada Arsen seakan membujuk.
"Tapi sekarang udah malam, kenapa gak besok aja?" tanya Arsen yang lebih tepatnya memberi saran pada sang istri.
"Aku maunya sekarang. Tapi, kalau kamu gak bisa antar malam ini gak masalah juga sih. Aku pakai taksi aja," ujar Yura langsung pergi menuju arah kamarnya.
Arsen menatap kepergian Yura. Bukannya ia tidak mau mengantar, hanya saja ia sedang ingin menikmati berdua dengan Yura. Arsen berlalu mengikuti Yura menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan [TERBIT]
Roman pour AdolescentsJudul sebelumnya : Siapa Lelaki Itu? ____________________ First Impression yang buruk saat Yura bertemu dengan sosok laki-laki sahabat lamanya yang sejak lama tidak berjumpa, bahkan mereka berdua sudah saling melupakan satu sama lainnya. Siapa sangk...