Part 54

1.1K 44 0
                                    

"Aku harap Mama dan Abang percaya padaku," ucap Yura penuh harap.

"Baiklah, Nak, makasih ya kamu udah berusaha memberikan bukti kalau kamu tidak janjian dengan cowok yang ada di foto, ternyata ini cuma akal-akalan si Natasya," ujar Mama.

"Maafkan Mama yang udah salah paham dengan kamu," lanjut ucapan Mama sambil memeluk Yura.

"Iyaa, Mama," jawab Yura.

"Mama balik nemani Mommy kamu, ya," pamit Mama berlalu pergi keluar dari kamar.

"Abang," panggil Yura.

"Ada apa?" tanya Arsen menoleh pada Yura.

"Kamu masih belum percaya sama aku?" tanya Yura.

"Percaya," jawab Arsen singkat.

"Kamu marah sama aku?" tanya Yura kembali.

"Enggak," jawab Arsen.

"Abang, kamu baik-baik aja kan?" tanya Yura.

"Hmm," dehem Arsen. Yura pun berlalu ke kamar mandi untuk mengganti baju tidur.

Arsen Pov 

"Ada apa ini? Saat Yura udah membuktikan, aku justru merasa sangat senang. Namun, untuk mengungkapkan kesenangan ini sangatlah sulit," batin ku menatap punggung Yura berlalu pergi.

Tak lama kemudian, terdengar oleh ku pintu kamar mandi terbuka aku pun menoleh pada Yura, tiba-tiba...

Yura hampir saja terpeleset saat keluar dari kamar mandi, "Kamu gapapa, Ra?" tanya Arsen.

"Iyaa, gapapa kok," jawab Yura berlalu pergi membuat ku mematung keheranan dengan sikapnya.

Aku menghampirinya naik ke atas kasur seraya bertanya, "Ada apa? Ceritalah!"

"Kamu belum mencintaiku, Bang?" tanya Yura.

"Hmm.. Kenapa?" 

"Apanya yang kenapa, Bang? Kamu ini orang nanya malah balik nanya!" ucap Yura berdecak kesal.

Arsen tak menjawab, ia menyibukkan diri dengan ponselnya.

"Sesulit itukah untuk membuat kamu mencintai aku, Bang?" tanya Yura lirih dan tetap tak mendapat respon dari Arsen.

'Ingin aku rasanya berkata jujur kalau aku sudah mencintai mu, tapi aku belum terlalu berani menyatakan perasaanku saat ini,' batin ku.

23.15 WIB

Yura tampak masih memikirkan sesuatu pandangannya lurus kedepan, menatap sebuah jam dinding. Ia memikirkan waktu yang berlalu begitu cepat. Namun, Arsen tak kunjung mencintainya sampai detik ini.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya ku.

"Tidurlah!" seru ku pada Yura 

"Belum ngantuk," ucap Yura berlalu pergi meninggalkan kamar.

"Ada apa? Apa aku melakukan kesalahan?" tanya ku lirih. Aku mulai bingung dengan sikap Yura.

Author Pov

'Sampai kapan... sampai kapan Abang akan seperti ini padaku?' gumam Yura.

Arsen keluar kamar untuk mencari keberadaan Yura, sementara Yura berkutik di dapur untuk membuat nasi goreng karena kelaparan melandanya di malam hari.

Arsen tak sengaja melihat Yura yang sibuk di dapur, "Dasar cewek! Pengennya kurus tapi sukanya makan tengah malam gini," dumel Arsen berjalan mendekati Yura.

Arsen duduk di meja makan memperhatikan gerak gerik Yura yang belum menyadari keberadaan suami nya.

Yura selesai dengan memasaknya, ia langsung menuju meja makan dengan membawa sepiring nasi goreng buatannya.

"Astagfirullah, Abang. Ngapain sih ngagetin gitu," ucap Yura saat melihat Arsen tengah menopang dagunya di meja makan seraya memperlihatkan senyumnya.

"Siapa yang ngagetin? Aku sedang memperhatikan istriku," ucap Arsen dengan entengnya.

"Terserah," ucap Yura langsung duduk menyantap nasi gorengnya dengan lahap.

"Gak ada niatan untuk nyiapin suami kamu?" tanya Arsen.

"Ambil aja sendiri," jawab Yura.

"Hmm," dehem Arsen berdiri dan langsung menuju dapur untuk mengambil nasi goreng buatan Yura namun di tahan oleh Yura.

"Mau ngapain?" tanya Yura.

"Ambil nasi goreng lah," ujar Arsen.

"Duduklah, biar aku ambilkan," ucap Yura yang di angguki oleh Arsen.

Yura kembali ke meja makan dengan membawa sepiring nasi goreng untuk suaminya

Saat sampai di meja makan, ia melihat Arsen yang sudah duduk di kursi nya.

"Ini nasi gorengnya, makanlah," ujar Yura menyodorkan piring namun Arsen malah menarik Yura untuk duduk di pangkuan nya.

"Ada apa lagi, Bang? Aku lapar," ucap Yura bangkit dari pangkuan Arsen.

"Duduklah, kenapa kamu gak bisa diem?" tanya Arsen.

"Aku mau makan," jawab Yura.

Arsen tak menggubris Yura, ia tetap memangku Yura sambil makan nasi goreng dan tak lupa menyuapi Yura.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang