"Aku tau kamu gak akan terima jika aku dekat dengan wanita lain, tapi aku gak mungkin membuat kamu semakin bersedih. Satu hal yang harus kamu ketahui, aku sudah mencintai kamu dan tidak mungkin bagiku untuk berpaling darimu, Yura."
-Arsen
🌻🌻🌻
Sesampainya di kamar, Yura menghempaskan tangan Arsen. Ia sangat kesal karena Arsen menceritakan semua pada kedua orang tuanya."Puas kamu, Bang? Ini yang kamu mau? Kedua orang tua-ku udah memihak ke kamu, kedua sahabat aku juga ke pihak kamu, dan sekarang tidak ada satupun yang memihak ke aku. Puas?" ketus Yura menatap Arsen yang masih menatapnya dengan tajam.
Arsen melihat dengan jelas kalau Yura menahan air matanya yang tampak hampir menetes. Arsen tersenyum dan berkata pada Yura, "Kamu masih ada aku, aku akan selalu memihak ke kamu. Oke, aku akan ikutin kemauan kamu untuk Mira dekat lagi dan mencari perhatianku. Tapi 1 syarat, kamu gak boleh nangis di depan aku. Karena ini keinginan kamu, jadi kamu harus kelihatan senang kalau Tiara mendekatiku."
Yura yang sedari tadi diam memandang Arsen yang menyetujui keinginannya membuatnya menjadi bimbang. Yura diam sejenak, ia langsung duduk di tepi kasurnya.
'Aku tau kamu gak akan terima jika aku dekat dengan wanita lain, tapi aku gak mungkin membuat kamu semakin bersedih. Satu hal yang harus kamu ketahui, aku sudah mencintai kamu dan tidak mungkin bagiku untuk berpaling darimu, Yura.' batin Arsen.
"Maaf," ucap Arsen mengelus puncak kepala Yura yang terlapisi oleh hijab-nya.
○O○
Hari-hari pun berlalu, pagi yang cerah membuat Yura sangat bersemangat membawa ranselnya menuju ke sekolah dengan taksi online yang sudah dipesannya sejak tadi.
Sebelum keluar rumah, ia mencari Arsen di ruang kerjanya. Yura menyalimi dan minta izin pada Arsen untuk pergi ke sekolah.
Arsen pun tersenyum dan mengizinkan Yura pergi, "Nanti sepulang sekolah aku jemput kamu. Jangan pulang sendirian, ya," ujar Arsen mengecup puncak kepala Yura.
Yura mengangguk dan tersenyum dengan perasaan yang berbunga-bunga diperlakukan semanis itu oleh suaminya.
"Oiya, Bang. Tadi Mira nelpon aku katanya mau ke rumah untuk PDKT sama kamu," ujar Yura. Seketika membuat mood Arsen down membahas soal Mira.
Ya, sejak 5 hari yang lalu Mira selalu mendatangi dan mengikuti Arsen kemanapun pergi. Padahal Arsen selalu mengacuhkannya. Tapi, Mira tidak menyerah begitu saja.
Yura yang terkadang melihat Mira bergelayut di tangan suaminya membuatnya kesal. Tapi mau bagaimana lagi, itulah konsekuensi yang harus ia terima karena ia mendatangkan Mira kembali dalam kehidupan Arsen. Meskipun Yura tau, Arsen tidak membalas apapun yang dilakukan Mira. Tapi menurutnya itu sama saja, karena Mira sudah membuatnya terbakar api kecemburuan.
○O○
Seperti saat ini, Yura sudah selesai dengan urusan sekolahnya. Ia berdiri di depan pagar untuk menunggu jemputan dari Arsen. Tak sampai lama Yura menunggu, mobil Arsen tampak berhenti tepat di depan Yura. Siapa sangka jika di dalam mobil itu Arsen tidak sendirian, tetapi ada Mira yang ikut di dalamnya.
"Lo, di belakang!" Perintah Tiara dengan ketus.
Yura langsung duduk dengan perasaan yang tak karuan, ia melihat Mira yang memegang tangan Arsen. Sementara Arsen hanya bersikap dingin memandang ke arah jalanan.
Mereka mengantarkan Mira kembali ke rumahnya, setelah itu langsung menuju rumah Arsen untuk pulang dan beristirahat.
Sesampainya di rumah, Yura yang lebih dulu masuk ke dalam kamar langsung menangis dalam diam karena tak ingin jika Arsen tau dirinya menangis.
Sementara Arsen yang sudah memarkirkan mobilnya, langsung masuk ke dalam rumah. Ia mencari Yura di dapur, di ruang tamu namun tidak ditemukan.
'
Dimana Yura?' gumam Arsen berjalan menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan [TERBIT]
Fiksi RemajaJudul sebelumnya : Siapa Lelaki Itu? ____________________ First Impression yang buruk saat Yura bertemu dengan sosok laki-laki sahabat lamanya yang sejak lama tidak berjumpa, bahkan mereka berdua sudah saling melupakan satu sama lainnya. Siapa sangk...