Part 41

1.2K 49 0
                                    

3 Bulan Kemudian

Arsen baru saja menyelesaikan ujian akhir semesternya seminggu yang lalu.

Saat ini Arsen sedang di kantin sekolah bersama teman-temannya.

"Kepala gue masih panas nih gara-gara ujian seminggu yang lalu," ujar Toni.

"Gaya lo, sok mikir padahal nyontek!" celetuk Ray asal-asal.

"Biar gue belikan es batu yak, mau?" tawar Omar.

"Buat apaan?" tanya Toni heran.

"Narok di kepala Toni lah biar adem," ujar Omar.

"Hahaha, sa ae lo kaleng krupuk," ucap Toni.

"Diem aja lo bro," ujar Ray menepuk pundak Arsen.

"Gu-gue kepikiran sama Yura," ucap Arsen.

"Emangnya kenapa, Sen?" tanya Omar.

"Oh, gue tau, pasti Yura udah hamil yakan? Makannya lo pikirin Yura mulu," ceplos Toni asal-asal.

"Hilih.. sok tau lo!" ucap Arsen seraya menonyor kepala Toni.

"Yura punya temen cowok yang selalu ngejar dia, namanya Roy," lanjut ucapan Arsen.

"Si dia nih?" tanya Toni menunjuk pada Ray.

"Bukan aelah, si Roy bukan Rayhan. lagian lu sih namanya Rayhan lu buat jadi Ray," ucap Omar.

"Lo pada juga ngikut manggil Ray pun. Haha," ucap Toni sambil tertawa

"Roy emang pengen gebet Yura?" tanya Ray.

"Ya," jawab Arsen singkat.

"Eh itu tuh, si Aurel sama Zanna," ujar Omar menunjuk pada Aurel dan Zanna yang sedang berjalan menuju kantin.

"Istri lo mana, Bro?" tanya Toni.

"Ya mana gue tau, lagian dari tadi gue sama kalian," jawab Arsen.

"Hai, Kak," sapa Aurel pada Ray sambil tersenyum.

"Hai, Aurel, mau kemana nih?" tanya Ray.

"Kok kalian berdua aja nih, mana Yura?" sambar Arsen.

"Emm.. Nibel lagi antar buku ke perpustakaan," ucap Zanna.

"Sama siapa?" tanya Arsen.

"Tadi Nibel di suruh ke perpustakaan antar buku dan di temani sama ketua kelas kita, Kak," jawab Aurel.

"Siapa ketua kelas kalian?" tanya Omar.

"Roy," jawab Zanna.

"APA?!?" tanya Arsen kaget.

Arsen langsung berlari ke perpustakaan membuat Aurel, Zanna dan lainnya kebingungan.

"Kak Arsen udah cinta sama Nibel?" tanya Aurel heran.

"Aku juga gak tau nih," jawab Zanna.

"Mungkin udah, tuh buktinya cemburu level atas. Haha," ucap Toni sambil tertawa memandang kepergian Arsen. 

Sesampainya Arsen di perpustakaan, ia melihat Roy sedang mengobrol dengan Yura. Arsen pun menghampiri mereka berdua.

"Ekhm," dehem Arsen membuat Yura dan Roy menoleh.

"Abang? Kok bisa ada di sini? Tadi kata kamu mau nongkrong dengan teman kamu," ujar Yura.

"Ya.. kamu lagi ngapain di sini?" tanya Arsen.

"Tadi di suruh antar buku sama Bu Risma dan di bantu Roy," jawab Yura menoleh pada Roy yang ada di sampingnya.

"Hmm, sekarang udah selesai urusannya 'kan? Ayo ikut aku!" ajak Arsen.

"Kemana, Bang?" tanya Yura.

"Kantin," jawab Arsen singkat.

Yura Pov 

Aku pun langsung mengikuti Arsen menuju ke kantin. 

"Kenapa Abang bisa sampai di sekolah? Bukannya tadi kata abang mau nongkrong?" tanya ku yang masih heran dengan kedatangan Arsen.

"Kan tempat nongkrong aku di kantin sekolah," jawab Arsen.

"Hmm.. iya juga sih ya," ucap ku lirih.

"Nibel, tadi Mommy telpon aku" ujar Zanna saat melihat Yura sampai di meja kantin.

"Mommy? Kenapa?" tanya ku kaget.

#Tring..Tring..Tring..

"Bentar ya, Mama telpon," ucap ku meninggalkan meja kantin.

-Dalam Panggilan- 

"Nak, kamu bisa izin pulang sekarang?" tanya Mama.

"Ada apa, Ma?" tanya ku bingung

"Kamu pulang sekarang ke rumah Mommy kamu ya, soalnya Daddy kamu baru balik dari rumah sakit," ujar Mama.

"DaddyDaddy sakit?" tanya ku kaget.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang