"Ah! kok Yura, Tan?" Yura kaget dengan ucapan tante Siska.
"Iyaa, Nak. Itu tante dan om belikan khusus semua itu untuk hadiah kamu. Yaudah, sekarang kamu istirahat aja, ya. Tante mau ke kamar dek Aziel, kasihan udah lapar dari tadi." Tante Siska berlalu pergi dengan senyumannya karena melihat Yura yang masih terpatung kaget.
"Oh iya, Yura. Tadi Mom kamu telpon cari kamu, katanya kamu ditelpon gak di angkat. Maaf ya tante lupa," ucap tante Siska berbalik menghadap Yura.
"Oh iya, Tan. Tadi Yura mandi beres-beres dan kebetulan ponsel yura masih di dalam tas selempang, Yura gak tau kalau mom telpon. Yura ke atas dulu ya, Tan."
Yura berlalu pergi menuju kamarnya, namun ia masih tetap memikirkan ucapan tante Siska perihal semua pakaian yang ada di lemari. Tiba-tiba....
#brukk! (ada yang menabrakku)
"Hey, kalau jalan hati-hati dong!"
Laki-laki itu hanya menunduk, wajahnya pun tak dapat ku lihat karena ia memakai topi.
"Emm ... maaf, gak sengaja!" ucap laki-laki itu dan berlalu pergi.
"Siapa lelaki itu? Aneh sekali dia!" batin Yura menatap punggung laki-laki yang menabraknya tadi.
○O○
Sesampainya di kamar, Yura mengambil ponsel dan menelpon Mommy.
-Dalam Panggilan-
"Hallo, Nak! Assalamu'alaikum Yura sayang."
"Wa'alaikumussalam Mommy, tadi Mom telpon Yura, ya? Maaf Mom, tadi Yura lagi mandi dan beres-beres, jadi gak dengar kalau ponsel Yura bunyi."
"Gapapa, Nak. Yura gimana disana? Betah?"
"Hmm, Mom," Yura merengek pada Mom nya karena ia mengingat kejadian bertabrakan dengan laki-laki yang asing baginya.
"Kenapa, Nak? Cerita dong sama Mommy."
"Huwaaa, Mom. Siapa dia? Aku gak mau, Mom. Masa dititipin di rumah yang ada laki-laki asing," Yura memang sedikit malas kalau bertemu dengan laki-laki, apalagi laki-laki yang tidak ia kenal.
"Laki-laki asing? Kenapa gak kamu tanya tante Siska, Nak?"
"Mom, Yura takut kalau ada laki-laki asing. Mom jemput Yura dong, Mom!" rengek Yura.
"Mommy masih ada urusan, Nak. Nanti mommy langsung pulang kalau udah selesai. Belajar mandiri disana ya!"
Mommy tak ingin anaknya terus bersikap manja, Mom langsung mematikan panggilannya.
-Panggilan terputus-
"Hiks Mommy jahat!" Yura kesal karena Mom menutup panggilan sepihak. Tiba-tiba Yura teringat dengan laki-laki asing yang menabraknya tadi.
'Siapa lelaki itu?' Yura bergumam sambil memikirkan yang aneh-aneh. Yura mengambil laptop dan membuka aplikasi game kesukaannya untuk menghilangkan kebosanan.
Arsen Pov
*brukk! (tak sengaja aku menabrak seseorang)
"Hey, kalau jalan hati-hati dong!" gadis itu tampak sedikit kesal. Aku hanya menunduk.
"Emm ... maaf, gak sengaja!" Aku langsung berlalu pergi.
'Huft! Untung saja aku memakai topiku, siapa dia yang seenaknya menguasai rumah ini?' batin Arsen.
Arsen mencari keberadaan Mamanya ingin menanyakan siapa wanita itu. Arsen berjalan menuju dapur tapi Mama tidak ada di sana,
'Pasti mama di kamar Aziel,' batin Arsen. Dan benar saja, Mama sedang menyuapi Aziel di kamar Aziel.
"Ma, abang mau tanya! Itu cewek Mama nemu dari mana?" Arsen langsung duduk menghadap pada Mama dengan tatapan serius.
"Cewek mana sih, Bang? Kamu halu ya baru bangun tidur!" celetuk Mama.
"Ma, ciri-cirinya nih. Dia putih, pakai hijab, pakai gamis persis acara pengajian. Dia siapa sih, Ma?" Arsen yang tetap kekeh ingin tau, ia menyebutkan ciri-ciri wanita yang di liatnya saat tak sengaja bertabrakan tadi.
"Hahaha. Yura? Maksud kamu Yura, Bang? Dia itu teman masa kecil kamu," ucap Mama seraya tertawa dan mengacak-acak rambutku.
"Ah! Kalau gitu, Abang mau ke kamar aja deh." Arsen masih tampak bingung pamit pada Mama menuju kamar dengan pikirannya masih mengingat-ingat siapa saja teman masa kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan [TERBIT]
JugendliteraturJudul sebelumnya : Siapa Lelaki Itu? ____________________ First Impression yang buruk saat Yura bertemu dengan sosok laki-laki sahabat lamanya yang sejak lama tidak berjumpa, bahkan mereka berdua sudah saling melupakan satu sama lainnya. Siapa sangk...