Part 39

1.2K 49 0
                                    

Aku berjalan menuju kamar ku. Saat aku masuk ke dalam kamar tak sengaja melihat ponsel Yura yang tampak notifikasi masuk.

Aku mengambil ponsel Yura melihat ada banyak notifikasi pesan masuk dari Zafran. Yang pesannya berisi tentang dirinya yang berpamitan pada Yura.

 Yang pesannya berisi tentang dirinya yang berpamitan pada Yura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Siapa Zafran?' gumam ku.

Aku berusaha mengingat karena aku merasa tidak asing dengan nama Zafran.

[...]

'Ah, ya. Zafran sahabat Yura saat SMP,' gumam ku langsung membuka chat Zafran.


"Kenapa coba mesti pamitan" ucap ku lirih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa coba mesti pamitan" ucap ku lirih.

"Siapa yang pamit, Bang?" tanya Yura.

"Nih, ponsel kamu. Zafran chat tuh," ujar ku menyodorkan ponsel Yura.

Yura langsung mengambil dan membaca pesan dari Zafran.

"Nih bang minumnya," ucap Yura memberikan gelas berisi air pada ku dan ia meletakkan ponsel nya di kasur.

"Aku ke kamar Aziel bentar ya, Bang," pamit Yura pada ku.

"Kenapa gak di balas dulu chat nya? Zafran nunggu tuh," ujar ku.

"Udah lah.. gak penting itu, Bang," ucap Yura berlalu pergi meninggalkan kamar.

Yura Pov

"Kenapa ya Mama mengajak ku ke kamar Aziel? Apa yang mau di bicarakan Mama?" ucap ku sambil berjalan menuju kamar Aziel.

#Tok...Tok..Tok (Aku mengetuk pintu kamar Aziel)

"Masuk, Nak," ucap Mama dari dalam.

"Mama, apa yang mau di bicarakan?" tanya ku.

"Mama tau kamu pasti bakal tetap menyembunyikan kesedihan kamu karena yang telah Abang lakukan di depan kamu, Mama minta kamu jujur sama Mama, ya. Apa Natasya selalu chat Abang?" tanya Mama.

"Na-Natasya... Hmm iya, Ma. Natasya selalu chat Abang," jawab ku.

"Natasya chat Abang cuma selalu bilang kapan bisa ketemu dengan Mamanya, gitu doang kok, Ma," lanjut ucapan ku.

"Memangnya Mama Natasya selalu nanyain Abang? atau Mama Natasya selalu drop?" tanya Mama.

"Yura kurang tau, Ma, selama ini pun abang diam-diam aja pergi dengan Natasya. Yura baru tau kalau Mama Natasya sakit itu karena kemarin Abang cemburu lihat Yura dekat dengan Kak Omar," jawab Yura.

"Cemburu? Kalian udah saling suka, Nak?" tanya Mama.

"Kalau Yura sejak menikah udah memulai belajar mencintai suami Yura, Ma. Tapi, kalau Abang masih belum suka ataupun sayang ke Yura, Abang sendiri yang bilang," ucap ku.

"Kamu yang kuat ya, Nak. Mama yakin Abang akan sayang ke kamu dia pasti bakal mencintai kamu suatu saat nanti," ujar Mama.

"Andaikan Abang udah cinta sama Yura pasti Yura gak akan terlalu memikirkan Abang yang selalu pergi dengan Natasya, Ma," ucap ku mengandai-andai.

"Bahas apa ini?" tanya Papa yang tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu kamar Aziel.

"Yura ke kamar ya, Ma, Pa." Aku pun langsung keluar kamar Aziel.

Author Pov 

"Ada apa, Ma? Kenapa Yura sembab gitu matanya?" tanya Papa.

"Hmm.. Itu, Pa. si Abang tuh lebih mentingin Natasya di bandingkan istrinya sendiri. 'Kan kasihan menantu kita, Pa," jawab Mama Siska.

"Cerita yang lengkap lah, Ma, mana Papa paham apa yang terjadi," ucap Papa.

"Tadi Mama ketemu dengan Arsen dan Natasya di rumah sakit, Natasya menggandeng tangan Arsen sedangkan Yura di parkiran sama Aziel," ucap Mama.

"Udah lah, Ma, Ngobrolnya di kamar kita aja. Kasihan tuh Aziel udah tidur," ujar Papa.

Mama dan Papa langsung pergi dari kamar Aziel dengan perasaan Mama yang gak karuan.

"Apa yang membuat kamu kesal gitu, Ma?" tanya Papa Gavin.

"Nasehati aja tuh Arsen," jawab Mama seraya meninggalkan Papa Gavin.

"Hmm, apa yang di lakukan anak ku?" ucap lirih Papa bertanya-tanya.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang