Part 80

954 34 3
                                    

Hola!
Selamat pagi, pagi ini up 1 part dulu, ya. Mungkin nanti siang atau sore Author akan up lagi.


Happy reading!

Jangan lupa vote dan komen, ya.

Yuk kembali ke cerita!

-----

Tidak seperti hari-hari biasa, Pagi ini ditemani udara dingin karena semalam saat dini hari hujan yang sangat lebat disertai petir mengerikan. Sangat dingin hingga membuat Arsen belum terbangun dari tidurnya.

Yura yang sudah selesai mandi hanya melihat sekilas pada Arsen yang masih saja betah dalam tidurnya itu. Lalu Yura berjalan menuju dapur, membantu sang mama mertua dan juga mbak Mila, sang asisten rumah tangga.

06.30 WIB

Makanan siap dihidangkan, tapi batang hidung laki-laki itu belum juga terlihat oleh Yura. Sebegitu nyenyak kah tidurnya itu?

"Ra, Arsen dimana?" tanya Mama tiba-tiba membuatku kaget.

"Bentar, Ma. Aku susul ke kamar bentar, ya," ujar Yura langsung pergi menuju kamarnya. Mencari tau apa yang dilakukan laki-laki itu hingga tidak ingin keluar dari kamar.

Yura membuka sedikit pintu, hanya untuk mengintip. Ya, benar saja. Arsen masih tertidur. Pelan-pelan Yura masuk dan membangunkan Arsen. Tetapi yang dibangunkan tak juga terbangun.

"Abang, bangun gih! Dicariin Mama, tuh," ucap Yura.

Arsen mengerjapkan matanya, samar-samar ia melihat sosok wanita yang sangat cantik. Ya, itulah Yura. Arsen selalu saja tenang jika melihat wajah Yura. Kenapa? Ntahlah, hanya Arsen yang tau.

"Kenapa, Ra?" tanya Arsen yang memejamkan matanya kembali.

"Bangun, Bang! Masa aku udah sholat, udah ke kamar mandi, udah ke dapur. Sementara kamu masih di atas kasur. Kapan mau bangun coba?" ledek Yura menatap sinis pada Arsen. Tetapi tangannya disibukkan melipat selimutnya itu.

"Ya, ya, ya. Baiklah. Aku bangun nih," ucap Arsen bangkit dari tidurnya dan saat ini ia menuju kamar mandi untuk menyegarkan kembali dirinya.

○O○

Saat ini Yura dan Arsen bersamaan turun menuju meja makan, sangat romantis karena mereka berdua pagi-pagi sudah berpegangan tangan. Membuat Mama yang melihatnya senyum-senyum malu mengingat masa mudanya.

"Arsen kenapa lemes gitu? Udah lapar ya?" tanya Mama Siska menelisik wajah Arsen yang tampak lemas dan tidak bersemangat.

"Ngantuk, Ma. Semalaman aku nontonin hujan," ujar Arsen langsung duduk di dekat Yura. Ia menyender pada bahu Yura.

Ya, benar. Semalaman Arsen tidak bisa tidur, ia hanya menatap langit yang gelap itu serta hujan yang deras. Air yang berjatuhan itu selalu ditatap oleh Arsen, ntah apa yang ada dalam pikiran Arsen saat itu.

"Alasan aja, bilang aja kamu mau manja-manja sama istri kamu 'kan?" tanya Mama Siska membuat pipi Yura merah merona menahan malu. Sementara Arsen masih saja memejamkan matanya, padahal dirinya sudah mandi tadi. 

"Mama mau panggil Papa kamu dulu, ya. Kalian kalau mau makan duluan gapapa," ujar Mama berlalu meninggalkan pasutri yang sedang kasmaran, terlebih Arsen yang sangat manja pada Yura.

Setelah Mama Siska pergi, Arsen barulah bersuara, "Ra, suapin." rengeknya membuat Yura bingung.

"Abang kenapa manja gini, sih? Gak kayak biasanya deh sikap kamu tuh," ucap Yura menatap pada Arsen.

Yura mengambilkan sepiring nasi beserta lauknya. Ia menyuapi Arsen dengan tersenyum.

Mama dan Papa yang melihat dari kejauhan hanya memotret kemesraan yang terjadi itu, dan dikirimkan pada orang tua Yura.

○O○

Saat ini Yura bersantai dengan membaca buku novelnya. Ia menyelonjorkan kakinya. Sejak Arsen pergi ke kantor, rasanya kamar ini sangatlah sepi. Biasanya Arsen mengajaknya mengobrol hingga mengusik dirinya. Namun, saat ini hanya keheningan yang ada.

Tak lama kemudian, ia merasa terganggu dengan teriakan-teriakan diluar kamarnya. 'Siapa, ya?' gumamnya.

Yura membukakan pintu, dan betapa kagetnya dia saat yang datang itu adalah sosok yang ia rindukan, sosok yang membuat hari-hari yang dulunya diselimuti kebahagiaan, canda tawa, serta ia merasa diistimewakan dalam sebuah ikatan.

-
Ikatan apa?
-

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang