Part 44

1.1K 46 1
                                    

"Siapa, Mbak?" tanya Arsen yang masih mendekap Yura dalam pelukannya.

"Non Aurel, Non Zanna dan ada yang laki-laki juga," jawab Mbak Intan.

"Suruh masuk aja, Mbak," ucap Arsen sopan pada Mbak Intan.

Mbak Intan langsung menghampiri teman-teman Yura yang ada di teras rumah seraya berkata, "Silahkan masuk, Non Yura ada di ruang tamu sama suaminya."

"Makasih, ya, Mbak." Aurel dan lainnya melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah.

Saat Aurel dan Zanna sampai di ruang tamu, mereka terpaku Yura yang berada di pelukan Arsen.

"Zan, kita mimpi apaan?" tanya Aurel lirih.

"Mimpi gimana sih, ini nyata. Alhamdulillah deh kalau Kak Arsen udah cinta, iya ga?" balas lirih Zanna.

"Ekhm, Assalamu'alaikum," ucap Zanna membuat Yura melepaskan pelukan Arsen.

"Wa'alaikumussalam," balas Yura langsung menghapus air mata yang masih ada di pipinya.

"Kenapa, Beb? Kamu jangan sedih gini lah," ujar Aurel memeluk Yura.

"Iya, Nibel, kamu jangan sedih. Kami ada sama kamu kok, selalu!" timpal Zanna.

"Kami mau jengukin Daddy kamu, boleh?" tanya Aurel.

"Boleh kok, ayo aku antar," ucap Yura langsung berdiri. Namun, di tahan tangannya oleh Arsen hingga Yura menoleh.

"Kamu gapapa?" tanya Arsen.

"Gapapa, Bang. Aku udah baik-baik aja," jawab Yura seraya tersenyum.

"Ekhm! Ah buat iri aja nih," ledek Aurel membuat pipi Yura merona.

"Apaan sih, jangan gitu dong!" ucap Yura malu.

"Udah lah, jangan ledekin Nibel yang lagi bucin sama suaminya sendiri" ucap Zanna.

"Aurel, gimana kamu dengan kak Ray?" tanya Yura mengalihkan pembicaraan.

"Masih PDKT, hehe," ucap Aurel sambil menyengir.

"MomDad, Ma, Pa, temen Yura mau jengukin Daddy," ucap Yura saat masuk ke kamar Daddynya.

"Sini, Nak, masuk!" ujar Mommy.

"Abang mana, Nak?" tanya Mama.

"Abang di ruang tamu, Ma, sama temennya Abang, mungkin lagi ngobrol," jawab Yura.

"Aziel sama siapa di rumah, Ma? Apa gak nangis kalau kita pada gak ada di rumah?" tanya Yura.

"Hmm... itulah, Nak. Tadi si Ina telpon Mama, karena Aziel nangis," jawab Mama.

"Trus gimana, Ma?" tanya Yura.

"Ina sih Mama suruh titipin Aziel ke pak Adi untuk di antar ke sini," jawab Mama membuat Yura ber-ooh ria.

Ina adalah asisten rumah tangga sekaligus yang membantu Mama Siska dan Yura untuk mengurus Aziel di rumah, sementara Pak Adi adalah supir pribadi untuk Aziel.

"Yura ke ruang tamu aja, ya, Ma. Sekalian nunggu Aziel datang," ucap Yura tersenyum berlalu pergi menuju ruang tamu.

"Kenapa, Ra?" tanya Arsen saat melihat Yura kembali ke ruang tamu.

"Gapapa, Abang mau minum apa?" tanya Yura.

"Bro, kalian mau minum apa?" tanya Arsen pada ketiga temannya.

"Biasanya kita ajalah," jawab Omar.

"Kopi susu aja di sama-in semua, Ra," ucap Arsen.

"Bentar, ya, Bang." Yura berlalu pergi menuju dapur.

"Non, mau ngapain?" tanya Mbak Intan.

"Lagi buat kopi susu buat Abang dan temannya, Mbak," jawab Yura.

"Sini, saya aja yang buat," ujar Mbak Intan.

"Udah gapapa kok, Mbak. Yura bisa," ucap Yura seraya tersenyum.

"Beruntungnya Non Yura dapat suami yang pengertian, saya tadi sampai terharu lihat suami Non Yura perhatian gitu," ujar Mbak Intan.

"Alhamdulillah, Mbak" ucap Yura menanggapi.

"Yura antar minuman dulu, ya, Mbak," ujar Yura berlalu pergi dari dapur sambil membawa nampan dengan 4 gelas kopi susu di atasnya.

"Ini, Bang," ucap Yura sambil meletakkan gelas di atas meja.

"Kakak Yula!" teriak Aziel sambil berlari masuk ke dalam rumah.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang