Part 23

1.6K 58 0
                                    

"Mungkin Tuhan udah mempersiapkan yang lebih baik dari Bobby," ujar Aurel sambil melirik pada Ray.

Yura seakan tau maksud Aurel pun langsung tersenyum memeluk Aurel, "Kamu yakin dengan keputusan tiba-tiba mu?" tanya Yura berbisik, Aurel pun mengangguk.

"Yura," panggil Arsen membuat Yura melepaskan pelukannya dengan Aurel.

"Pulang, yuk? Udah mulai panas," ujar Arsen. Tetapi, Yura masih tampak diam.

"We, istri nya masih pengen di sini, Pak," ucap Toni bercanda.

"Kamu masih belum mau balik ke apartemen?" tanya Arsen.

"Emm.. mau kok," ucap Yura tersenyum.

○O○

"Masih sepi aja nih apartemen," ujar Toni langsung duduk di sofa dengan Omar dan juga Ray.

"Mungkin urusan nyokap bokap gue belum kelar," ucap Arsen.

"Abang, aku ke kamar dulu ya," ujar Yura langsung melangkah pergi menuju kamarnya.

"Gue mau ke kamar, kalian disini aja atau mau pergi jalan?" tanya Arsen.

"Aku mau ke kamar," jawab Zanna dan langsung pergi dan di susul oleh Aurel.

"Gua di sini aja, udah PW," ucap Toni.

"PW Apaan?" tanya Omar.

"Posisi Wuenak," jawab Toni.

"Tar kalau mau pergi keluar apartemen, kabari aku dulu, ya. Jadi aku bisa kunciin pintu apartemen," ucap Arsen, yang lainnya pun mengangguk.

Arsen langsung melangkah menuju kamarnya. Sesampainya Arsen di kamar ia langsung mencari keberadaan Yura. Tak lama kemudian, Yura pun muncul dari balik pintu kamar mandi.

"Eh, kok udah di kamar aja nih?" tanya Yura.

"Hmm," Arsen tak menjawab Yura malah langsung duduk di sofa kamar, Yura pun datang menghampiri suaminya.

"Bang, pengen main sama Aziel deh aku" ujar Yura yang tetap tak di hiraukan oleh Arsen.

"Hmm, cuek banget sih," ucap Yura langsung melangkah keluar meninggalkan kamarnya.

Yura tampak pergi menuju kamar sahabatnya, ia pun mengetuk pintu kamar kedua sahabatnya.

#Tok..Tok..Tok..

"Eh, Nibel. Kirain siapa tadi," ujar Zanna.

"Aku mau masuk dong," ucap Yura melangkah masuk ke dalam kamar kedua sahabatnya.

"Jelek amat muka kamu, ada apa?" tanya Zanna.

"Arsen nyebelin banget!" sungut Yura.

"Hmm.. dulunya aja gak mau kalau kumpul bahas cowok, lah sekarang kamu sendiri malah bahas suami," ucap Aurel.

"Ih, jangan buat Yura tambah bete dong," ujar Zanna.

"Kalian tau gak sih, tadi aku ngomong di kacangin, trus aku kan bosan pengen main gitu sama Aziel, eh dia malah diem aja nyuekin aku," ucap Yura mencurutkan bibirnya.

"Kalian ada masalah ya?" tanya Zanna.

"Gak ada, tadi masih baik-baik aja," jawab Yura.

"Atau gak dia cemburu kamu dekat sama cowok ga?" tanya Aurel.

"Emang sejak di taman, aku apa ada sama cowok lain selain dia?" tanya Yura.

"Engga juga sih," ucap Aurel.

"Udah ah, Aku mau di sini aja," ucap Yura mengambil ponselnya. Tak lama kemudian, Yura pun tertidur.

"Aurel, Aku ke dapur dulu ya," ujar Zanna.

"Tunggu, aku ajak Nibel sekalian," ucap Aurel yang tampak langsung berniat membangunkan Yura.

"Nibel ketiduran Aurel, pasti dia capek... Udah deh, kamu disini aja jagain Nibel."

"Oke, Zanna. Aku titip buatkan jeruk hangat ya, soalnya tenggorokanku sedikit kurang enak nih," ujar Aurel.

"Iyaa, nanti aku bawain sekalian deh," ucap Zanna langsung pergi meninggalkan kamar.

#Tok..Tok..Tok..

"Siapa sih ketok pintu? Apa Zanna ketinggalan sesuatu? Tapi kenapa gak langsung masuk aja sih," ucap Aurel tampak bingung dan langsung membukakan pintu.

"Yura mana?" tanya Arsen to the point.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang