Part 69

922 31 6
                                    

Mbak Intan yang mendengar teriakan dari Tuan-nya langsung berlari menghampiri Yura yang masih asik berfoto ria dengan bunga-bunga di taman belakang rumahnya.

"Non, Daddy-nya Non Yura teriak manggil Non di ruang keluarga."

"Emm... tapi aku masih mau disini, Mbak," ucap Yura sambil memanyunkan bibirnya. Ia mengambil ponsel dan meletakkan kembali bunga yang dipegangnya.

Yura berjalan dengan malasnya menuju ruang keluarga, ia mendapati kedua orang tuanya dan juga suaminya yang mengobrol. Yura pun berbisik pada Intan, "Mbak Intan yakin kalau Yura di panggil sama Daddy?" tanya Yura yang tak percaya, karena ia merasa tidak ada suatu yang perlu dibicarakan ketika melihat Daddy-nya terwata kecil dengan suami-nya.

"Iya, Non. Suara tuan tadi gede sampai kaget saya."

"Oke, Mbak. Aku ketemu Daddy dulu, ya. Mbak ke dapur aja," ujar Yura sambil tersenyum.

Yura berjalan pelan menghampiri kedua orang tua dan juga suaminya yang ada di ruang keluarga.

Daddy yang merasa kehadiran Yura langsung menoleh dan menatap tajam pada Yura.

"Dad, kenapa teriak manggil Yura?" tanya pelan Yura yang masih berdiri disamping Mommy-nya.

"Duduk disebelah Arsen!" perintah Daddy yang langsung diangguki oleh Yura.

Yura masih kesal dengan Arsen yang menyuruhnya membatalkan rencananya untuk Tiara, ia pun tampak masam memandang Arsen yang berada disampingnya.

"Tu-tuan, maaf mengganggu, itu diluar ada temennya Non Yura. Apa boleh masuk?" tanya Mbak Intan dengan sangat takut karena suasana di ruang keluarga menjadi dingin dan tatapan tajam dari Daddy dan Arsen pada Yura membuat Mbak Intan yang melihatnya bergidik ngeri.

"Ya," jawab singkat dari Daddy yang langsung membuat Mbak Intan kembali ke arah pintu untuk mempersilahkan tamunya masuk ke dalam rumah.

"Dad, kenapa teman-temanku kemari? Apa ada acara?" tanya Yura yang masih belum menyadari kalau Daddy-nya sedang marah.

"Mom?" tatapan Yura beralih menatap Mommy-nya yang sejak tadi diam.

Tak menunggu lama, Omar, Ray, Toni, Zanna, dan juga Aurel datang dan dipersilahkan duduk oleh kedua orang tua Yura.

"Sudah kumpul semua, ya. Jadi, apa sebenarnya niat kamu datang ke rumah Daddy dan membuat semua teman kamu kebingungan sejak tadi pagi, Ra?" tanya Daddy pada Yura dan tak lupa tatapan tajamnya.

"Emm.. I-itu karena Yura mau menenangkan diri di sini, Dad. Apa Daddy ga suka kalau Yura datang lagi ke rumah ini?" jawab Yura seraya bertanya pada Daddy.

"Bukan gak suka, Nak. Tapi seharusnya kamu itu izin dulu ke suami kamu," ucap Daddy dengan pelan.

"Seharusnya yang nenangin diri itu suami kamu, kenapa jadi kamu yang repot kabur dari rumah dengan alasan untuk menenangkan diri? Masalahnya juga kamu yang buat, tapi malah kamu juga yang menenangkan diri. Kamu yang mendatangkan, kamu juga yang gak mau menerima. Seharusnya kamu mikir panjang dulu sebelum membuat keputusan, apalagi ini soal rumah tangga kamu dan ikatan perjodohan kamu dengan suamimu," timpal Mommy panjang lebar pada Yura.

"Ma-maafin Yura, Mom."

"Mommy gak terima kamu dirumah ini, sebaiknya kamu pulang sekarang ikut bersama suami kamu dan minta maaf juga sama sahabat-sahabat kamu karena kamu udah merepotkan mereka pagi-pagi! Bereskan semua barang kamu. Dan satu lagi, sebelum masalah kamu selesai jangan datang kemari lagi. Mommy gak akan mau kalau kamu seperti ini, kamu yang buat masalah malah kamu yang kabur!" sungut Mommy yang udah mengalihkan pandangannya pada Arsen yang sedari tadi diam memperhatikan Yura menundukkan kepalanya.

"Arsen, kamu bawa Yura ke kamarnya, kalian bicaralah berdua disana! Mom dan Dad mau bicara dulu ke teman-teman kalian," ujar Mommy yang diangguki oleh Arsen. Yura hanya mengikuti Arsen yang jalan di depannya tak lupa menggenggam tangan Yura.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang