Part 14

2K 74 0
                                    

Tiba-tiba Mama masuk ke dalam kamar seraya berkata, "Wulan, cepat bawa Yura kedepan!" 

Yura pun mulai tampak gusar dan cemas.

"Kenapa, Sis?" tanya Mommy.

"Ijab Qobul selesai, pengantin wanitanya di suruh ke depan," ucap Mama.

Yura di tuntun oleh Mommy dan Mama serta kedua sahabatnya Yura untuk di antar ke depan.

○O○

Usai Yura dan Arsen bertukar cincin, mereka langsung melaksanakan resepsi pernikahan yang di hadiri oleh teman dekat Arsen dan Yura serta kerabat-kerabat dekat keluarga mereka berdua.

Arsen tampak sedang mencari sahabatnya yang menghilang sejak ia melakukan ijab qobul, Yura pun tampak bingung melihat Arsen yang kebingungan.

"Nyari siapa sih? Pacar kamu?" tanya Yura dengan cetus.

"Negatif mulu tuh pikiran," sindir Arsen.

Yura tak membalas dan malah mengalihkan pandangannya ke para tamu.

"Gitu aja ngambek," ucap Arsen yang tak di gubris oleh Yura.

"Aku lagi cari sahabatku, kemana ya mereka?" lanjut ucapan Arsen.

"Owh," ucap singkat Yura.

"Tolong ambilkan ponselku," ucap Arsen sambil berbisik karena ada tamu dan para keluarga.

"Kok aku? Ponsel 'kan punya kamu, ambil sendirilah," ucap Yura.

"Tolongin! Tuh handphone aku ada di tas kamu," ucap Arsen sambil menunjuk tas selempang Yura yang ada di sebelah Yura.

"Kok bisa ada di tas aku sih?" tanya Yura kebingungan.

"Gak usah bawel, cepet aja ambil!" desak Arsen tak sabaran.

"Nih," ucap Yura sambil memberikan ppnsel milik Arsen yang sudah sah menjadi suaminya.

Arsen

"Lo pada kemana?"

Omar

"Makan, Bro."

Arsen

"Buruan kemari!"

Omar

"Oke, tunggu yak!"

Omar adalah salah satu sahabat dari Arsen, tak lama kemudian Omar dan kedua sahabat lainnya yaitu Ray dan Toni udah di samping Arsen.

"Ada apa nih, Bro?" tanya Omar.

"Eh, Gila! Cantik juga istri lo," ucap Toni yang melihat wajah Yura.

"Ekhmm," Arsen pun berdehem membuat Toni langsung memalingkan pandangannya dari wajah Yura.

"Cielah, SMA dah nikah. Gue kapan?" ucap Ray mendramatisir.

"Lo pada gak ada niatan ngobrol sama gue?" tanya Arsen.

"Ngobrol apa? Ada janji kita?" tanya Toni sambil bercanda.

"Ngobrol harus pake janji?" tanya Arsen.

"Ya, ngobrol. Kenapa gua tiba-tiba di jodohin lah, pada gak kepo ni?" lanjut ucap Arsen.

"Oo, boleh tuh. Dimana kita ngobrol?" tanya Omar.

"Abang, aku pinjem hp dong," ucap Yura.

"Buat apa?" tanyaku.

"Telpon sahabatku lah, masa iya kamu pergi sama sahabat kamu dan aku di sini sendirian," sindir Yura pada Arsen.

"Enggak, aku disini kok. Kami ngobrolnya ntar malem," ucap Arsen.

Yura pun tak menanggapi dan ia hanya sibuk memperhatikan para tamu, mata Yura pun menangkap sosok perempuan yang ia jumpai di Mall.

"Itu 'kan pacar nya Abang," batin Yura.

"Hai, Arsen!" sapa Natasya.

"Hai, Sya!" bukan Arsen yang menjawab tapi malah Ray yang langsung menyambar sapaan dari Asya, dan Asya pun hanya menanggapi Ray dengan senyuman. Ray menyimpan rasa pada Asya sejak awal masuk SMA tapi Asya tetap kekeh mengejar cinta Arsen.

"Toni, potoin kami dong," ucap Asya sambil memberikan ponselnya ke Toni.

Natasya langsung menggandeng lengan Arsen. Usai foto dengan Natasya, Yura langsung pamit mau ke toilet.

"Abang, aku ke toilet dulu ya," ucap Yura  dan tanpa menunggu persetujuan dari Arsen, Yura langsung melangkah pergi menuju taman belakang Gedung, bukan ke toilet.

"Apa-apaan maksudnya merangkul gitu? Gak ada niatan buat nolak pula dari rangkulan si ceweknya," gerutu Yura yang sudah ada di tepi kolam.

Satu jam berlalu dan Yura tak kunjung kembali membuat Arsen cemas.

"Mom, lihat Yura gak? Tadi dia izin ke toilet tapi gak balik nih, Mom," ucap Arsen.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang