Extra Part || S2 (2)

1.3K 27 1
                                    

Saat ini mereka masih berada di restoran, Yura sedari tadi hanya meladeni ocehan-ocehan dari gadis kecilnya --Lia.

Ya, Lia semakin hari semakin cerewet dengan ocehan-ocehan membuat Yura selalu tersenyum. Ia bersyukur telah memiliki gadis cantik seperti Adelia, dan tak lupa ia juga bersyukur dengan jagoan kecilnya Adelio.

"Bunda," panggil Lio seraya menarik lengan baju Yura.

"Kenapa, Lio?" tanya Yura.

"Bund, Lio mau jalan-jalan!" rengek Lio pada Yura.

"Hmm... iya, hati-hati, Nak." Yura yang masih fokus menyuapi Lia hanya membalas ucapan Lio tanpa menoleh pada jagoannya itu.

Lio langsung saja melangkahkan kaki meninggalkan tempat bunda dan lainnya, ia berkeliling restoran hanya untuk berjalan-jalan. Mengedarkan pandangannya pada sekitar.

"Lio," sapa seseorang membuat Lio menoleh.

Lio mengernyit, ia tak mengenali orang tersebut. Lio acuh dan kembali berjalan meninggalkan orang tersebut.

"Hey, Lio, aku adalah adik dari bunda mu. Ikutlah denganku," ucap orang itu mensejajarkan dirinya.

"Adik bunda?" tanya Lio menoleh.

"Ya, Bunda mu menyuruhku untuk ikut denganku," jawab orang tersebut.

Dengan polosnya Lio ikut dengan orang asing itu tanpa curiga sedikitpun, ya maklum anak kecil.

Beberapa jam kemudian setelah kepergian Lio, Yura menghampiri Arsen dengan Lia di gendongannya.

"Bang, Lio mana?" tanya Yura.

"Bukannya sama kamu?" Bukannya menjawab, Arsen malah kembali bertanya pada Yura.

"Enggak, Bang, tadi Lio katanya mau jalan-jalan. Aku kira dia jalan-jalan sama kamu," jawab Yura yang mulai panik.

"Udah berapa lama Lio pergi?" tanya Arsen.

"S-sekitar 2 jam yang lalu, Bang," jawab Yura yang mulai takut Arsen marah padanya.

Arsen berlari menuju kasir restoran, ia bertanya dimana ruang CCTV restoran ini.

Sementara ketiga sahabat Arsen dibuat bingung dengan semua ini, melihat Yura yang mulai menangis dan juga melihat Arsen yang panik menuju ruang CCTV.

○O○

"Bunda, jangan nangis," ucap Adelia.

"Eh, Bunda kamu kenapa?" tanya Aurel pada Adelia.

"Bunda sedih, Aunty. Lio menghilang," jawab Adelia.

"Nibel," lirih Aurel memeluk Yura.

Natalie dan Zanna yang baru saja kembali pun langsung kaget saat keadaan berubah, yang tadinya saling bahagia, kini sedih dan tampak raut wajah kekhawatiran.

Tak lama kemudian, Yura pingsan. Arsen yang baru saja kembali dari ruang CCTV semakin dibuat khawatir dengan Yura yang pingsan.

"Sen, udah. Lo bawa Yura ke rumah sakit, barengan nih sama istri kita biar pada jagain Yura juga 'kan. Biar kita bantu cari Lio," ucap Omar.

"Iya, gue bawa Yura ke rumah sakit, nanti kalian tolong kabari gue gimana-gimananya," ucap Arsen langsung menggendong Yura.

Sedangkan Aurel langsung menggendong putranya dan juga menggandeng Adelia mengikuti langkah Arsen yang menuju parkiran.

○O○

Sesampainya mereka di rumah sakit, Yura langsung diberikan penanganan oleh dokter, sedangkan Arsen langsung menitipkan Yura dan Adelia pada Aurel, Zanna dan juga Natalie.

Arsen berlari menuju mobilnya dan langsung meninggalkan rumah sakit, ia menyusul teman-temannya untuk pencarian Lio.

"Dimana kamu, Nak?" lirih Arsen menjambak rambutnya frustasi.

Tak lama pun kini Arsen sampai di titik dimana teman-temannya berada. Serta beberapa orang polisi kenalan Ray yang langsung turun tangan dalam pencarian Lio.

"Bagaimana?" tanya Arsen.

"Tadi pas di CCTV kita lihat Lio pergi sama cewek seumuran sama kita, tapi siapa?" jawab Ray seraya kembali bertanya.

"Lo ada masalah sama orang, Sen?" tanya Omar.

"Enggak," jawab Arsen.

"Gue curiga sama seseorang," ucap Toni membuat mereka menoleh menatap Toni meminta jawaban.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang