Part 6

2.4K 93 1
                                    

Author Pov

Tak terasa, Yura pun udah satu bulan tinggal di rumah tante Siska. Yura sangat bosan di kamar, ia keluar kamar dan pergi menuju dapur. Saat di dapur, ia melihat adanya tante Siska.

"Tante, lagi ngapain?" tanya Yura saat melihat tante siska sudah sibuk dengan kegiatan di dapur.

"Tante lagi buat kue, kamu kenapa kesini, Nak?" Tanya mama Siska.

"Yura tadi bosa---!"

#Tring.. Tring.. Tring..

Tiba-tiba handphone Yura bunyi, menandakan ada panggilan telpon masuk.

"Eh! Maaf, sebentar ya, Tante. Yura angkat telpon dulu," ujar Yura.

"Ya, Nak," ucap tante Siska seraya tersenyum.

○O○

"Tante siska," ucap Yura setelah angkat telfon dan kembali ke dapur.

"Ada apa, Nak?" tanya tante Siska.

"Teman kelas Yura ada yang sakit, jadi Yura mau jengukin teman. Boleh, Tante?" tanya Yura meminta izin pada tante Siska.

"Boleh, Nak. Kam---" belum sempat tante siska menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ada yang menyaut dari belakangku.

"Ma, aku ikut!" ucap laki-laki itu.

"Tapi yang pergi bukan mama, Nak. Yura mau ke rumah sakit jenguk temannya," ucap tante Siska.

"Iya gapapa, Ma. Abang ikut!" ucap Arsen.

"Eh, tapi. Emm ... gapapa kok, aku pergi sendiri aja," ucap Yura.

"Naik apa, Nak? Gapapa lho, Nak. Arsen aja yang antar," ucap tante siska.

"Lumayan tumpangan gratis, jarang-jarang dia mau pergi-pergi gitu," bisik tante Siska pada Yura.

"Udah, gak usah nolak!" ucap Arsen tiba-tiba dan menarik tangan Yura.

"E-eh, tunggu dulu! Aku ambil tas di kamar," ucap Yura menghentikan langkah Arsen.

"Buruan ambil, aku tunggu di sini. Gak pake lama!" ucap Arsen.

Yura pun berbalik dan langsung berlari mengambil tasnya.

Arsen Pov

Aku berniat untuk mencari mama dan izin pergi jalan-jalan keluar mencari udara sejuk. Saat aku lewat dapur, aku mendengar gadis yang sebulan ini tengah meminta izin pada mamaku untuk pergi menjenguk temannya.

"Boleh, Nak. Kam---" belum sempat mama menyelesaikan ucapannya, aku langsung menyaut ucapan mama.

"Ma, aku ikut!" ucapku.

"Tapi yang pergi bukan mama, Nak. Yura mau ke rumah sakit jenguk temannya," ucap Mama padaku.

"Iya gapapa, Ma. Abang ikut!" ucap ku kembali.

"Eh, tapi. Emm ... gapapa kok, aku pergi sendiri aja," ucap gadis itu. Aku merasa tidak enak mendengar ucapannya, bagaimana bisa seorang perempuan pergi sendiri. Pikirku.

"Naik apa, Nak? Gapapa lho, Nak. Arsen aja yang antar," ucap Mama.

Mama mendekat pada gadis itu, lalu membisikkan sesuatu yang tak terdengar oleh ku.

"Udah, gak usah nolak!" ucapku tiba-tiba dan menarik tangan gadis itu.

"E-eh, tunggu dulu! Aku ambil tas di kamar," ucap gadis itu menghentikan langkahku.

Tak lama kemudian, gadis itu pun kembali di hadapanku dengan membawa tas selempangnya dan juga handphone di tangannya.

"Ayo cowo!" ucap nya tiba tiba .

"Aku punya nama!" ucapku sedikit berteriak karena ia udah berjalan duluan meninggalkan diriku.

"Kenalan dulu, ya!" lanjut ucapanku.

"Perkenalkan, namaku Arsen anak pertama dikeluarga ini." ucap ku memperkenalkan diri.

"Perkenalkan juga, nama aku Yura" ucapnya dan langsung berlalu pergi.

"Eh, tunggu! kata mamaku, dulu kamu teman masa kecilku, benar tuh?" ucapku sambil sedikit berlari mengejar Yura.

"Oh, kata tante Siska juga gitu kemarin. Tapi, gak tau juga benar salahnya. Aku lupa," ucap Yura.

"Yok buruan naik!" ucap ku sambil membuka pintu mobil.

"Naik mobil?" tanya Yura.

"Yakin kamu bisa?" lanjut ucapan yura.

Aku menghela napas seraya menatap gadis itu dengan jengah, "Jangan suka meremehkan orang, cepet naik!" ucapku.

Gadis yang bernama Yura itu pun masuk mobil. Pada saat Aku berjalan ingin masuk mobil, tiba-tiba...

"Arsen!" panggil seseorang dari luar pagar rumahku.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang