Part 27

1.4K 60 0
                                    

"Kenapa kamu, Ra?" tanya Arsen.

"Gapapa kok, Bang," ucap ku tersenyum tipis.

"Aku mau pergi, ada urusan," ujar Arsen.

'Tadi pas mama bilang beli peralatan katanya capek, Natasya telpon langsung pergi,' ucap ku dalam hati.

"Yura, aku ngomong malah ngelamun," ucap Arsen.

"Iya, Bang," ucap ku berlalu pergi ke kamar mandi.

Aku merasakan sesak dalam dada,
"Bagaimana pun, dia suami aku... tapi, kenapa dia malah pergi dengan Natasya yang sudah jelas itu hanya modus Natasya meminta perhatian suami aku," lirih ku.

Tak terasa air mata ku menetes dan tiba-tiba aku mendengar ponselku berbunyi, aku langsung keluar dari kamar mandi dan melihat nomor tidak di kenal yang menelponku.

-Dalam Panggilan-

"Assalamu'alaikum," ucap ku.

"Wa'alaikumussalam, ini bener nomor Yura istri Arsen, kan?" tanya laki-laki di sebrang panggilan.

"Iya, ini Yura. Kalau boleh tau, aku bicara dengan siapa?" tanya ku.

"Aku Ray, sahabat Arsen. Aku dapat nomor telpon kamu dari Aurel," jawab Ray.

"Oo, ada apa ya?" tanya ku.

"Ini beneran Arsen lagi jalan sama Asya?" tanya Ray.

"Iya, tadi abang pergi saat baru aja di telpon dengan cewek itu" ucap ku sambil menahan tangis ku.

"Kok kamu biarkan gitu aja? Aku tau pasti kamu khawatir, udah biar aku, Toni, dan Omar bantu pantau Arsen," ujar Ray.

"Iya, makasih," ucap ku mematikan telpon.

○O○

Hari demi hari pun berlalu, saat ini Yura sedang membereskan meja makan setelah sarapan bersama. Saat ini pula adalah hari pertama masuk sekolah dari libur nya kemarin.

"Udah siap?" tanya Arsen.

"Udah, Bang," jawab Yura langsung menyalimi Papa Gavin dan Mama Siska diikuti oleh Arsen.

Yura dan Arsen pergi ke sekolah bersama menggunakan motor Arsen. Sesampainya Yura dan Arsen di Sekolah, Asya yang tampak menunggu di parkiran sekolah langsung menghampiri Arsen, Yura langsung pergi dari parkiran itu.

"Dek, kenapa sedih?" tanya Omar, Yura tak menjawab dan melirik ke arah Asya dan Arsen yang tampak sedang berbicara di parkiran.

"Masuk aja, Dek, ke kelas kamu. Biar kami yang samperin," ujar Toni.

Yura langsung berjalan ke kelasnya, tak sadar kalau ternyata kedua sahabat Yura sedang mengikuti Yura.

"Nibel," sapa Zanna. Yura menoleh dan tampaklah Yura sedang meneteskan air matanya.

"Hey, kamu kenapa?" tanya Aurel.

Yura tak menjawab dan langsung memeluk kedua sahabatnya.

"Yuk masuk ke kelas dulu, ntar ada guru lihat kamu nangis makin panjang urusannya," ujar Aurel.

Aurel dan Zanna menuntun Yura menuju ruang kelas dan Yura langsung bercerita pada kedua sahabatnya.

"Apa suami kamu gak cinta sama kamu, Nibel?" tanya Aurel.

"Enggak, kami 'kan nikah karena di jodohkan, mana ada saling cinta," jawab Yura.

"Kalau kamu sendiri? Apa udah cinta sama suami kamu?" tanya Zanna

"Kalian bilangnya abang aja deh, jangan suami-suami gitu. Ntar ada yang dengar," ujar Yura.

"Eh, iya, kamu udah cinta sama abang?" tanya Zanna kembali.

"Kalau aku sejak udah menikah itu aku memulai mencoba mencintai Abang, kalau sekarang sih udah ada rasa cinta aku ke dia walaupun masih sedikit," jawab Yura.

"Jadi sekarang ini tugas kamu membuat abang cinta sama kamu, Nibel," ucap Aurel.

"Tapi, gimana caranya? Sedangkan... Natasya aja selalu mengejar abang, semakin sedikit waktu aku bersama dengan abang," ucap Yura menunduk sedih.

"Kita harus kerja sama nih, untuk menaklukkan hati abang buat Nibel," ujar Aurel.

"Eh, aku ada ide!" ucap Zanna.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang