"Kamu mau ngapain, Ra? Nelpon siapa?" tanya Arsen.
"Mau telpon Aurel, Bang!" jawab Yura yang masih sedikit kesal karena Aurel tak mengangkat telpon dari dirinya.
"Tunggu nanti sore aja, mana tau bisa dihubungi," ujar Arsen yang diangguki oleh Yura.
"Arsen, Yura, gue sama Zanna pamit balik yak. Kalian baik-baik jaga calon ponakan kita," ucap Toni.
"Makan yang sehat-sehat bumil-ku!" sambung Zanna dengan gemas mengelus perut rata Yura.
"Iyaa, Makasih om Toni dan aunty Zanna!" ucap Yura menatap pada Toni dan Zanna.
○O○
Arsen dan Yura berada di kamar, Yura lelah karena sejak tadi ia selalu muntah-muntah hingga akhirnya saat ini ia tertidur. Sementara Arsen hanya mengelus perut rata Yura dan memandang wajah cantik Yura.
Arsen menerawang kembali pada saat setelah mereka mengantarkan Ray dan Aurel ke bandara, mereka pulang ke apartemen Arsen hingga menghabiskan malam yang panjang saat itu, hingga berkelanjutan di hari-hari berikutnya. Yura bagaikan candu buat Arsen.
Arsen tersenyum karena saat ini telah hadir buah cinta dari dirinya yang sedang berada di perut Yura. Arsen pun mencium puncak kepala Yura dan juga ia menyusul Yura di alam mimpi.
"Abang!" Belum lama Arsen tertidur, saat ini ia tengah dibangunkan oleh Yura.
"Hmm," gumam Arsen.
"Abang, bangun! Aku pengen sesuatu," ucap Yura membuat Arsen mengerjapkan matanya.
"Ada apa? Kamu lagi pengen apa?" tanya Arsen lembut pada Yura.
"Abang, aku pengen Alpukat. Beliin dong," ucap Yura dengan tatapan memohon.
"Tapi aku ngantuk, Ra. Besok aja kita ke pasar, ya," ujar Arsen kembali tertidur.
"Yah, gimana dong, Dek. Ayah kamu lagi ngantuk, ga bisa dong keinginan kamu dipenuhi," tutur Yura sambil mengelus perut ratanya.
Arsen menghela napasnya, ia bangun dan langsung mencuci muka. Setelah itu ia menghampiri Yura di atas kasur seraya berkata, "Yaudah, yuk! Ayah anterin Bunda beli alpukat."
Deg.
'Ayah? Bunda?' gumam Yura yang masih didengar oleh Arsen.
"Yuk, Sayang, kita pergi beli alpukat!" ajak Arsen yang diangguki oleh Yura.
Mereka berdua keluar rumah dan pergi membawa mobilnya. Mereka berdua menyusuri jalanan yang kini tampak sepi.
"Sayang, bukannya kamu gak suka alpukat?" tanya Arsen membuat Yura ikut bingung.
Yura ia sejak dulu memang tak menyukai buah Alpukat karena buah itu membuatnya mual. Namun, saat ini ia menginginkannya.
"Apakah bawaan bayi, ya, Bang?" tanya Yura menoleh pada Arsen.
"Mungkin," jawab Arsen.
Kini keheningan tercipta dalam mobil. Saat ini pandangan Arsen fokus menatap arah depan. Tangan kanan Arsen memegang kemudi, sementara tangan kiri ia mengelus perut rata Yura.
"Abang, beli alpukatnya di toko buah aja. Kalau ke pasar jauh, aku udah lelah," ujar Yura.
Kehamilan Yura membuat dirinya mudah lelah saat melakukan aktivitas. Tetapi saat ini ia hanya duduk saja di dalam mobil, lantas kenapa lelah? Mungkin bawaan bayi.
"Iyaa, Sayang. Tuh ada toko buah di depan."
Arsen menghentikan mobilnya tepat di depan toko tersebut, Yura turun dan langsung berbinar menatap buah Alpukat.
Yura membeli buah itu, kemudian membayarnya. Setelah itu, Yura kembali masuk ke dalam mobil.
"Abang, nih udah. Ayo pulang," ujar Yura.
"Kamu gak mau beli apa-apa lagi? Ntar udah tidur kamu bangunin."
"Engga, Abang. Ayo pulang," rengek Yura yang tak sabar makan buah Alpukat.
Sesampainya di rumah, Yura kaget melihat mobil yang terparkir di depan rumah. Tampaknya seperti mobil asing, tapi kenapa bisa masuk.
A
rsen langsung turun dan memeriksa keadaan di dalam rumah, Yura pun ikut turun dan ia mengekor di belakang Arsen.
![](https://img.wattpad.com/cover/247678197-288-k932448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan [TERBIT]
Teen FictionJudul sebelumnya : Siapa Lelaki Itu? ____________________ First Impression yang buruk saat Yura bertemu dengan sosok laki-laki sahabat lamanya yang sejak lama tidak berjumpa, bahkan mereka berdua sudah saling melupakan satu sama lainnya. Siapa sangk...